Klaus memejamkan matanya. Ia berusaha mengingat semua pembicaraannya dengan Tyra. Semua perkataan perempuan itu memang aneh. Apalagi, ketika ia tiba-tiba mengatakan ingin memegang tangan Klaus.“Klaus, kau mirip sekali dengan Seth. Tapi, kenapa kau terlihat gugup? Apa perlu aku genggam tanganmu? Ah, aku lupa kalau tanganku diikat.”Mata Klaus membesar ketika mengingat tentang itu. Ia ingat dengan jelas susunan kata Tyra. Tepat di saat itu, otaknya langsung bekerja. Kau bisa menggenggam tangan seseorang meski tanganmu diikat. Lengan dan jarimu masih bergerak bebas. Hanya pergelangan tanganmu yang diikat.Klaus mulai mengingat percakapan lainnya. Pikirannya penuh dengan kalimat. Pandangannya kosong. Sapaan darinya pasti tidak ada artinya. Pada awalnya, ia menghindari pertanyaanku. Kemudian, saat aku menunggu jawaban darinya, ia menggerakkan rambutnya. Di saat itu, aku bisa melihat luka gigitan ular. Apa dia sengaja melakukannya saat aku memusatkan perhatian padanya?Klaus menarik kata-k
Klaus sibuk mengacak-acak tumpukan barang yang ada di depannya. Padahal, pemilik rumah itu memperhatikannya dari sudut ruangan—meski hanya sebatas foto. Sudah sejak bulan lalu ia menggeledah tempat itu. Ia belum juga menemukan apa yang ia cari.“Di mana, sih?” oceh Klaus. Entah dia bertanya pada siapa. Ia adalah satu-satunya orang yang ada di dalam tempat itu.Suara pintu yang dibuka dengan kencang berhasil membuat Klaus tersentak.“Siapa di sana?!” teriak seseorang yang baru masuk.Sebuah cahaya mengepung Klaus. Ia pun segera menutupi matanya dengan tangannya karena terlalu silau.“Klaus Alastair dari Tim Eria?” Salah satu orang di sana mengenalinya. Mata Klaus membulat ketika mendengar suaranya.Cahaya dari berbagai sudut pun redup. Klaus bisa melihat pria yang familiar di depannya. Pria itu membawa lentera di tangannya.Awalnya, Klaus sedikit bingung, untuk apa membawa lentera di siang bolong seperti ini? Namun, ketika ia mengingat interior di tempat ini, ia pun mengerti: tidak ada
“Arias, apa maksudnya? Klaus dipenjara?!” tanya Feather tidak terima.“Apa kalian tahu apa yang dia lakukan? Kalian dekat di akademi, kan?” tanya Arias.“Aku tidak tahu.” Feather menoleh ke arah Felix. “Apa kau tahu?”Felix menelan ludahnya. Ia merasa bahwa ia tidak boleh menjelaskan semuanya.“Felix, kau mengetahuinya,” ucap Arias. Itu pernyataan, bukan pertanyaan.“Klaus memiliki alasan yang kuat untuk melakukan itu,” jawab Felix. “Hanya itu yang bisa kukatakan.”“Di mana rumah Klaus? Aku harus memberi tahu keluarganya.”Ketika Arias hendak pergi, Felix segera menghadangnya. “Dia tidak punya keluarga.”Arias dan Feather memusatkan pandangan mereka ke arah Felix. Pernyataan yang dilontarkannya barusan membuat mereka terkejut bukan main.“Waktu kemarin, bukannya kau bilang kalo Klaus sedang ada urusan keluarga?” tanya Feather.“Maaf,” ucap Felix pelan. “Maaf karena aku sudah membohongi kalian berdua.”“Felix, kita satu tim,” ucap Feather. “Kau tahu kalau tim ini adalah tim seumur hidu
Lou terus saja mundar-mandir di ruangan Herreros. Ini membuat sang pemimpin tidak kuasa menahan rasa penasaran.“Apa yang sedang kau pikirkan, Lou?”Lou menghentikan langkahnya lalu membungkuk ke arah Herreros. “Maaf, Tuan. Saya sedang memikirkan bagaimana cara mengeluarkan Klaus dari penjara.”“Kenapa kau ingin ia keluar? Bukannya ia sudah mengakui tindakannya?” tanya Herreros. “Menggeledah barang di rumah Tuan Ritchie memang sangatlah salah.”“Apa Tuan berpikir bahwa Klaus adalah anak seperti itu?” tanya Lou.“Lalu, kenapa kau menangkapnya?” tanya Herreros. “Kaulah yang menangkap basah Klaus. Jika kau berpikir bahwa ia bukan anak seperti itu, kenapa kau menangkapnya sejak awal?”Wajah Lou menjadi panik. “Karena saya sedang bersama para pengawal. Jika saya sendirian, saya tidak akan menangkapnya. Saya juga mengira dia akan langsung menjelaskan alasannya. Tetapi, saya tidak menyangka ia akan tutup mulut seperti ini.”Herreros tertawa. “Tapi, untuk apa kau datang ke rumah Tuan Ritchie
Seth menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Ia sedang sibuk dengan pergulatan di otaknya. Ia sendiri tidak sadar akan gerakan tangannya itu.Sebelumnya, ia sudah menjelaskan semuanya kepada Tim Elite. Ia menjelaskan apa yang dibahas dirinya dengan Klaus sebelumnya. Ia juga memberi tahu fakta bahwa selama ini Tyra “hadir” dalam rapat di rumah Arias.Koin-koin yang sebelumnya Elite dapatkan dari Yasle itu sudah diberikan ke Laboratorium Escalera untuk diteliti. Sepertinya, Tyra juga tidak bisa menerima informasi lagi dari koin—mengingat energi tidak akan bertahan lama jika disimpan di benda mati. Prinsip koin itu mirip dengan ceodrin—menyimpan energi. Namun, ceodrin adalah perangkat yang dirancang khusus. Berbeda dengan koin yang hanya menjadi sebuah media.Setelah sudah membeberkan semua informasi yang didapatkan, Seth pun menugaskan ketiga rekannya untuk fokus ke Amy saja. Seth sendiri ingin menyelidiki lebih dalam mengenai Tyra. Jika Klaus sudah keluar dari penjara
Bosley sontak memukul belakang kepala anaknya itu.“Kenapa?!” Eugene tidak terima dengan perlakuan ayahnya.“Kau pikir ini main-main?!” tanya Bosley. Nada bicaranya sama seperti anaknya.“Paman,” panggil Nyridia. Ia ingin mengganti topik karena tidak suka dengan keributan antara ayah dan anak. “Apa Paman bisa membebaskan Klaus?”“Sampai ia memberikan alasannya, aku takkan membebaskannya,” jawab Bosley.“Aku yang menyuruhnya,” ucap Seth.Semuanya menatap Seth. Tentu mereka tidak paham dengan maksud pria itu. Ia bahkan tidak pernah membicarakan soal ini sebelumnya.“Aku sudah pernah bilang kalau banyak yang harus aku sembunyikan. Aku bahkan tidak melaporkan tentang Amy Wing kepada Tuan Herreros. Aku memberi tahu ini ke Paman untuk meminta bantuan,” jelas Seth. “Sebenarnya, aku yang menyuruh Klaus ke sana untuk mencari jurnal mengenai Amy Wing. Seperti yang sudah kita ketahui, Tuan Ritchie sudah menyelidiki Blade sejak dulu.”Bosley menganggukkan kepalanya berkali-kali. “Jadi, itu alasan
Klaus keluar dari Soleclar hanya dalam beberapa hari. Perasaannya lega. Tetapi, dia juga merasa tidak nyaman. Ia merasa tidak adil jika hanya dirinya yang dibebaskan. Padahal, Tyra yang juga tidak bersalah itu masih ditahan.Tepat saat Klaus keluar dari ruang ganti, ia berpapasan dengan Seth yang baru saja keluar dari ruang interogasi. Kedua mata mereka yang saling bertemu itu terangkat di waktu yang bersamaan. Tidak ada yang tahu bahwa bisa ada kebetulan seperti ini.“Kau … sudah bebas, kan?” tanya Seth yang berjalan mendekati Klaus. Ia bertanya dengan hati-hati karena ia tidak tahu Jenderal Bosley sudah memberi keputusan atau belum.Klaus mengangguk.“Mau ikut?” tanya Seth tiba-tiba.“Ke?”“Tempat yang panas.”Klaus sontak mengerutkan dahi. Matanya yang tajam itu menatap tepat di pupil Seth.“Hei, jangan lihat aku seperti itu. Kau tahu soal ledakan kemarin dan ledakan waktu dua tahun lalu?” Seth menunjuk pedang yang ia simpan di pinggangnya—menjelaskan apa yang akan dilakukan. “Kita
“Apa kau sudah tahu tentang penjaga yang sempat menyerang Tyra?” tanya Seth.Klaus mengangguk. “Tyra sudah pernah menunjukkan orangnya padaku saat aku ditahan.”“Namanya Edberg. Dia tidak dikeluarkan, tapi dipindahkan ke sel pria. Tim Elite sudah memberi tahu Jenderal Bosley,” jelas Seth.Alis Klaus sedikit terangkat. “Semudah itu?”“Mengeluarkanmu dari penjara aja mudah, apalagi mengurus Edberg?”“Ah, benar juga,” jawab Klaus. “Apa yang kamu jelaskan ke Jenderal Bosley?”Seth menceritakan apa yang terjadi sebelumnya kepada Klaus. Ia menjelaskan bahwa ia mengaitkan masalah Amy dengan jurnal yang dimiliki Ritchie.“Tuan Ritchie memang memiliki jurnal mengenai perjalanan hidupnya. Sejujurnya, tidak ada yang tahu kebenaran tentang jurnal itu. Ada yang bilang bahwa sebenarnya itu bukan jurnal, tetapi sebuah buku sihir yang membuat dirinya menjadi sangat kuat. Katanya, hanya keturunannya yang bisa mengaktifkannya. Lalu, ada lagi yang bilang bahwa jurnal itu berisi tentang catatannya selama