Share

7

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2023-03-15 06:52:15

Tentu saja aku paham apa yang terjadi, ayah mertua pasti sedang sekarat. Dia kritis karena syok melihat perbuatan anaknya yang memalukan.

"Baru melihat secara pribadi saja, sudah masuk rumah sakit, apalagi jika aib tersebut tersebar dan terungkap ke mana mana." Aku berpikir sambil menggeleng Tentu saja aku paham apa yang terjadi, ayah mertua pasti sedang sekarat. Dia kritis karena syok melihat perbuatan anaknya yang mPAku tahu, bahwa sekalinya perbuatan kotor itu tersebar, maka aku juga akan malu karena Mas Alvin adalah suamiku. Tapi, jika tidak memberi pelajaran, mungkin dia tidak akan jera.

"Selamat siang," ucapk

"Ngapain kamu ke sini! Semua ini akibat salahmu!" ujar ibu mertua membentakku ketika aku sedang diambang pintu perawatan. Mas Alvin dan Disha yang sedang berlinangan air mata hanya terdiam, ibu mertua makin meradang dan mengusir hingga suamiku mendekat dan mengajak diri ini keluar dari tempat it

"Ayo keluar," ajakny

"Sebentar, aku datang ke sini dengan niat baik kok, Mas," jawabku sambil memperhatikan ayah mertua yang sudah megap megap sesak napas. Ia masih tersengal meski hidungnya sudah dipasangi selang oksigen dan berbagai alat bant

"Ayo kita pergi saja," ujar Mas Alvin dengan suara pelan, wajahnya sedih dan les

"Ajak pergi wanita jahat itu. Akibat perbuatannya papimu jadi celaka!" ujar Ibu mertu

"Mami, tolong ... ini salahku," ucap Mas Alvin sambil menggeleng pela

"Tetap saja, wanita itu yang sudah gegabah

Sepertinya ibu mertua memang sudah buta hatinya, dia sangat membela putra sulungnya hingga hatinya tak mau mengakui bahwa anaknya bersala

"Ayo kita keluar," ajak Mas Alvin menarik tanganku. Kuikuti dia, dan sesampainya di luar ruang perawatan, suamiku menghela napas lalu berkat

"Andai kau tidak mengirimkan pesan itu, mungkin ini tak akan terjadi

"Kenapa? Apa kau sangat hancur dan merasa bersalah, apakah kau menyesali perbuatanmu

"Tentu saja," jawabnya mendesa

"Bodoh. Kenapa tidak sadar dari awal," desisku

"Sungguh, andai bisa ...aku tidak mau melakukan kesalahan itu

Tiba tiba dari lorong sebelah dokter dan perawat berlarian ke kamar Papi. Aku dan Mas Alvin langsung terkesiap dan bingung dengan apa yang terjad

"Ada apa Dok?" Mas Alvin menyusul dokter yang akan masu

"Sebentar, kami akan melihat kondisi pasien, keluarga tunggu di luar saja." Dokter pun masuk lalu perawat menutup pintu. Kini kami berempat menunggu di depan kamar ICU dengan perasaan masing masing. ibu mertua masih menangis, bahunya dirangkul Disha sementara Mas Alvin hanya tertunduk sambil menggenggam jemarinya. Aku sendiri berdiri, menyandar di dinding sambil melipat tangan di dada menyaksikan mereka. Hendak pergi, tapi, nantinya itu akan terkesan bahwa aku tidak punya perasaan pada orang lain. Lagipula, aku harus tahu apa yang terjad

Tidak lama kemudian dari dalam sana terdengar bunyi monitor detakan jantung yang berdetak dengan detakan panjang. Aku langsung paham apa yang terjadi. ibu mertua dan adik iparku panik, saat dokter keluar dengan wajah lesu mereka berdua langsung meng hambur dan bertany

"Dok, bagaimana

"Kami sudah berusaha sebisanya, tapi Tuhan berkehendak lain, Bu, maafkan kami, kami turut berbelasungkawa

"A-apa?" ibu mertua berteria

"Kami tidak bisa menyelamatkan nyawa Pak Hendro, sekali lagi kami sangat menyesal dan turut berduka

"Ya Tuhan, Mas Hendro!" Ibu mertua langsung pingsan dan kedua anaknya panik menolong sang Ibu yang jatuh. Aku sendiri langsung masuk ke kamar perawatan dan melihat petugas medis tengah menutupi wajah ayah mertu

"Tidak, Mas Hendro!" Sebentar kemudian ibu siuman dan langsung histeris. Tertatih tatih ia bangun dan mendekati ranjang suaminy

"Mas, aku tidak menyangka, kenapa secepat ini?!" Ibu mertua menangis pilu dan meratap di dada jenazah suaminya dengan nada yang sangat menyakitka

"Tidak Mas, k-kau janji a-akan meninggal setelahku," ucapnya dengan terbata bata, dia menangis sambil mencengkram kain putih yang menutupi suaminy

Tiba tiba wanita itu bangkit, berlari ke arahku dan langsung menyerang diri ini, dia menjambak dan mencakar wajahku

"Ini gara gara kamu!" Dia berteriak dengan mata meloto

Aku tidak berusaha melawan atau menyelamatkan diri, kuikuti saja kemana ia menarik rambutku

"Ibu hentikan!" ujar Mas Alvin sambil menarik tangan ibunya dari kepalaku. "Sudah, kita akan semakin malu

"Ini juga karena kamu!" Ujar ibu sambil menampar Mas Alvin. "Ayahmu harus meregang nyawa akibat serangan jantung. Sungguh kalian berdua adalah pasangan celaka yang membawa musibah! Aku benar benar benci!" Desis ibu dengan tangisan histeri

Merasa bahwa situasi tidak kondusif, kuputuskan untuk langsung pulang tanpa mengatakan apa apa lagi pada mereka semua. Masih terdengar tangisan pilu di ujung lorong, tapi sudahlah, mereka menolak keberadaanku, lantas, aku harus apa lagi?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   98

    Sebulan kemudian setelah pertemuan mengharu biru itu. Mas Alvin tiba tiba menghubungiku. Secara mengejutkan aku yang sedang sibuk di toko melayani pembeli tiba-tiba mendapatkan panggilan dari nomor ponselnya.Agak heran juga mengingat sudah lama dia tidak menghubungiku. Terakhir kali kami bertemu, di saat aku dan dia mengunjungi Mona dan Elena di lapak jagung. Setelah pertemuan yang penuh dengan perasaan sedih itu, Mas Alvin kemudian mengantarkan mantan istri dan anaknya pulang ke rumah, melihat kondisi kos-kosan yang dihuni oleh Mona rasanya miris memang, Mas Alvin nampak sedih, tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya memberi uang kepada ibu dari putrinya itu, kemudian kami kembali ke ibukota."Halo, selamat pagi.""Pagi, gimana kabarnya?""Baik," jawabku."Gimana anak anak dan keluargamu?""Kami baik," jawabku lagi."Apa kau sibuk hari ini?""Ya, seperti biasa.""Sebenarnya aku ingin mengajakmu untuk mengunjungi elena."Untuk apa dia selalu mengajakku, Apakah canggung rasanya j

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   97

    "Kupikir kau senang aku bercerai dengan Mona," ucapnya yang sukses menahan langkahku saat hampir saja menarik gagang pintu."Musibah dan ketidaknyamanan yang terjadi di antara kalian memang cukup menghibur untuk dilihat, tapi melibatkan bocah kecil dan membuat dia berada dalam situasi yang malang bukanlah hal yang bagus. Tolonglah sebagai ayahnya bertanggung jawablah, kasihan anak itu. Dia sudah sakit dan menderita dengan berbagai kekurangan yang dia miliki, mempertahankan rumah tanggamu dan tidak boleh menyerah sedikitpun atas anakmu.""Sudah ya, mendengarmu mengatakan ini saja sudah membuatku sangat tersinggung dan sakit hati, sudah cukup menceramahiku.""Kalau tidak demi Elena tentulah Aku tidak mau susah payah datang ke sini," jawabku sambil menjauh."Tunggu, baik ... baik, aku akan ikut denganmu," ucapnya sambil membereskan beberapa tumpukan kertas yang tadinya berserakan di atas meja kerjanya."Ada apa?" tanyaku heran. Sepertinya dia mulai terpengaruh dengan tingkahku yang ing

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   96

    Sewaktu mobil meluncur Pergi aku kembali memikirkan bagaimana keadaan balita yang tadi masih dalam pelukan ibunya itu. Bagaimanapun dia tidak bersalah sehingga harus menanggung keadaan sepahit itu. Aku heran kenapa Mas ALvin tidak berusaha menahan anaknya tetap berada di sisinya dibandingkan mempercayakan bocah itu kepada Mona.Dia tahu sendiri bahwa keadaan mental dan emosional Mona tidak stabil juga dia tidak punya penghasilan tetap, Jadi bagaimana mungkin Mona bisa menjamin kehidupan Elena dengan benar."Kenapa diam sayang," tanya Mas Eko sambil mengendarai mobil dia menggenggam tanganku yang saat itu sedang menerawang memikirkan bocah tadi."Aku hanya memikirkan nasib bocah tadi dia ter batuk-batuk dalam keadaan kedinginan Mas Mana warung itu hanya ditutupi dengan terpal jadi sebagian air hujan tempias ke arah tempat tidurnya dan itu pasti membuatnya lembab," gumamku."Kau bahkan memperhatikan detail sekecil itu?""Iya.""Aku tidak bisa memaksamu untuk tidak memperhatikan orang la

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   95

    Ada pemandangan yang mengejutkan ketika aku dan Mas Eko juga anak-anak kami tengah berlibur keluar daerah.Kami tiba di sebuah kota wisata yang cukup sejuk dengan perbukitan dan kebun teh yang membentang. Kuminta suami untuk menghentikan mobilnya di lapas seorang penjual jagung bakar. Terbit seleraku ingin mencicipi setelah dua jam perjalanan di tengah hujan dan cuaca dingin.Kubuka jendela mobil dan meminta pada si penjual agar memberiku jagung bakar dua puluh ribu."Baik, Bu, sebentar ya," jawab wanita itu sambil mendudukkan anak yang tadinya dia pangku seraya mengipasi jagung bakar."Turun aja Bund, pilih yang besar besar," ujar Mas Eko."Iya deh, aku turun," balasku yang segera merapatkan jaket dan turun dari mobil. "Ini jagungnya masih segar ya Bu, baru dipetik ya?" tanyaku pada wanita yang terus sibuk mengipasi dan membolak balikkan jagung di atas bara api."Iya Bu."Secara kebetulan aku dan dia saling berpandangan, aku terkejut, dia juga, entah kenapa begitu. Aku sekarang fam

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   94

    "Tidak usah, Mas, aku rasa istrinya Mas ALvin akan mengatasi semuanya dan aku percaya bahwa itu tidak akan terjadi untuk berulang-ulang kali.""Aku sadar betul bahwa mantan suamimu tidak rela begitu saja kau berbahagia denganku tapi aku tidak menyangka bahwa manuvernya akan seserius ini, kupikir setelah menyadari bahwa kau ada yang punya, maka dia akan berhenti tapi ternyata dia semakin gigih saja.""Bukan aku saja yang mengalami setiap pengalaman seperti itu Mas, banyak orang yang menjalani perceraian tapi pasangannya belum benar-benar move on jadi mereka terganggu.""Aku pun tahu ... tapi aku tidak ingin kau termasuk dalam golongan itu. Aku ingin kita hidup tentram dan bahagia tanpa ada gangguan dari siapapun, dan ya, mantan suamimu yang mau gemar mencari gara-gara itu, dia benar-benar menguji kesabaranku.""Aku sudah tahu sejauh apa kesabaranmu Mas. Karena itu juga aku memilihmu sebagai suami," jawabku sambil mencoba menetramkan perasaannya."Katakan pada Alvin, jika dia masih tid

  • Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu   93

    Melihat bahwa anak tiriku dan tentu saja anggota keluargaku yang lain merasa tidak nyaman dengan kedatangan Mas ALvin aku pun berjanji kepada mereka akan mengatasi situasi itu.Selesai makan dan beristirahat aku kemudian mandi dan mengganti pakaian sambil mengeringkan rambutku di balkon Aku kemudian mengirimkan pesan kepada ayahnya Rina dan gema.(Kenapa kau mencariku ke rumah suamiku Apa ada yang kau perlukan dariku? Kupikir hubungan kita sudah berakhir, jadi aku tidak akan pernah mendapatkan gangguan darimu, tapi nyatanya aku tidak pernah lepas dengan masalah itu!)Tak berselang lama pesan itu segera terbalas dan bunyinya.(Sejujurnya aku hanya rindu ingin melihatmu dan menyapamu.)(Kau sudah gila?)(Aku ingin melihat anak anak juga, mengapa setelah pernikahanmu rasanya sulit sekali untuk menemui anak-anak.)(Setelah mendapatkan sekolah baru dan tempat bimbingan belajar terbaik tentu saja intensitas kesibukan anak-anak meningkat belum lagi jadwal mengaji dan olahraga mereka jadi, h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status