PoV FarahSore itu, pintu rumahku digedor-gedor.Aku mendengar teriakan Ibu memanggil namaku dengan luapan kemarahan."Farah cepat keluar kamu..!" teriaknya.Aku keluar dengan santai, pasti dia akan marah karena uang itu."Ibu, ada apa?" ucapku saat membuka pintu."Masih bisa ya kamu berlagak santai, sedangkan kamu telah mencuri uang anak saya!""Mencuri? Aku tidak mencuri Bu.Apa maksud ibu sih!" jawab ku tersenyum. "Kamu telah mencuri uang Raka bukan! Dan kamu transfer ke rekening sendiri, apa uangmu itu masih kurang banyak sehingga kamu mencuri uang anak saya!" cerca Ibu."Oh itu sih uang nafkah untukku, aku kan masih istri Bang Raka. Jadi bang Raka masih wajib menafkahiku, tentu aku tidak mencuri dong!" jawabku santai.Ibu tampak semakin geram dengan jawabanku itu"Kembalikan uang Raka sekarang juga sebelum kesabaran Ibu habis. Gita butuh uang itu, cepat kembalikan!" "Kembalikan? Aduh Bu maaf ya uangnya udah ku beliin smartphone baru tadi," ujarku.Kebetulan uang tadi memang bar
Kecerdikan Farah"Ya sudah Mbak, saya kasih nomor ini coba Mbak tagih ke dia!" ucap kita pada MUA itu.Gita mencoba memberikan nomor Farah untuk dihubungi oleh Cindy."Ini nomor siapa? Kenapa saya harus menagih padanya," tanya Cindy"Itu nomor kakak ipar saya Mbak, dia yang akan membayar semuanya!" jawab Gita."Tidak, saya tidak mau urusan saya dengan kalian bukan dengan dia. Jika memang dia akan membayar kalian saja yang menagih kenapa harus saya..!" ketus Cindy. "Udah Mbak, coba hubungi aja dulu," pinta Gita, berharap Cindy mau agar dia menagih pada Farah saja."Tidak mau, saya tidak ingin menambah masalah dengan orang yang tidak saya kenal. Kalian yang harus bertanggung jawab!" elak Cindy. "Ya sudah gini aja, saya kasih uang 1 juta dan handphone ini beserta KTP saya untuk saya titipkan pada kalian," saran Gita. "Ponsel ini aja dijual 2 juta belum tentu laku!" ucap sang fotografer bernama Angga."Saya janji besok akan saya bayar, jadi saya titip ini dulu ya," Gita memohon. "Mas
~PoV Farah"Farah, buka pintunya Farah!" Bang Raka menggedor pintu.Abang minta maaf Farah, Abang akan berubah, nggak akan lagi menuruti permintaan ibu dan Gita! Kita bisa berbaikan lagi Far, jangan giniin Abang!" Itulah kata-kata yang diucapkan oleh Bang Raka, aku mendengarkan nya di sebalik pintu. Ia meminta maaf, apalagi yang akan dilakukan oleh Bang Raka. Aku tidak yakin jika dia berubah sepenuhnya. "Farah, Abang janji nggak akan maksa kamu buat memberi uang untuk Ibu, tolong bukain pintu Far, Abang mau masuk..," pinta Bang Raka. Apa aku buka saja pintunya, kasihan juga sih Bang Raka yang di manfaatin keluarganya sampai seperti itu.Klekk..! Pintu terbuka.Bang Raka bersimpuh di kakiku "Maafin Abang Far, udah salah menuruti semua permintaan Gita. Izinin Abang masuk," Bang Raka kini menangis memohon untuk masuk."Baiklah, Abang boleh masuk. Tapi kalau Abang gak berubah harus siap pergi dari sini!' ucapku, tak ada maaf untuk kedua kali. "Iya Far, Abang janji makasih," Bang Raka
"Far, kamu sudah siap belum?" tanya Raka sembari membenarkan jam tangan yang ia kenakan."Sebentar Bang, lagi pakai lipstick nih!" sahut Farah dari dalam kamar. Mereka akan datang kerumah orangtua Raka. Di rumah juga ada Ibu Farah, sudah beberapa hari ini dia menginap di rumah putrinya itu. Ibu Farah masih merasa belum terlalu yakin dengan perubahan Raka jadi dia ingin menyaksikan sendiri. Tapi selama Ibu Farah di situ, Raka sikapnya masih sama baik pada Farah dan tak pernah membahas tentang keluarganya lagi."Yuk Bang, aku sudah siap. Kita sebentar kan di sana?" tanya Farah."Sebentar Far, hanya untuk menghormati bapakku," jawab Raka dan menggandeng Farah. **Malam ini semua keluarga besar Retno berkumpul, karena pernikahan Gita yang tinggal 1 hari lagi. Mereka semua berkumpul banyak juga yang ikut rewang, Raka dan Farah juga ikut hadir tapi baru datang malam ini. Raka sengaja meminta Farah untuk tidak ikut serta rewang, dia tidak mau Farah di sudutkan lagi oleh keluarganya. Wa
~Malam HariFarah yang masih sibuk dengan gawainya, karena baru saja memposting bab baru untuk novelnya. Sedangkan Raka yang berada di samping Farah sudah tertidur lelap, kemudian jari Farah masih asik berselancar pada layar gawai dan membuka sosial media instagr*m nya.Postingan Gita muncul pada beranda Farah, karena sebelumnya mereka memang saling follow. [Pelaminan ala Sultan, H-1] begitulah caption yang di buat oleh Gita. Farah mencebik saat membacanya, Gita jika sudah di sosial media memang berlagak Selebgram kaya. Padahal aslinya seperti itu. "Bahkan jasa Henna aja gak di bayar!" gumam Farah. **~Hari PernikahanSetelah subuh, Gita sudah di rias oleh MUA. Di resepsi pernikahan ini, Gita mewujudkan semua keinginannya. Menyewa MUA mahal, bahkan ia harus membayar 22 juta untuk jasa MUA dan gaun untuk resepsi nanti. Karena gaun yang ia jahit pada desainer, khusus untuk akad nikah.Pelaminan nya saja 55 juta, sesuai dengan rekomendasi Stella. Tidak hanya Gita yang di rias, kakak
Pindah RumahWanita dengan penampilan modis dan sangat cantik, memanggil seseorang dengan nama "Waluyo"."Mbak cari siapa?" Tanya Saidah, mendekati wanita itu."Saya tengah mencari suami saya, namanya Waluyo!" jelasnya."Di sini enggak ada yang namanya Waluyo Mbak," jawab Saidah. "Ada, barusan dia nikah ini kan undangannya?" wanita itu mengangkat sepucuk undangan pernikahan, yang pada sampulnya ada foto prewedding Gita dan Pras."Itu kan Pras, suaminya keponakan saya mereka baru saja menikah!""Iya, dulu itu namanya Waluyo di ganti Prasetyo. Dia itu suami saya, keponakan kamu itu sudah dibohongi olehnya!" terang wanita itu lagi. "Cepet lo keluar Waluyo! Enak lo ya nikah lagi sama daun muda." teriak wanita itu lagi.Pras yang sangat mengenal suara wanita itu pun keluar dari kamar, Gita yang tadi menangis seketika terdiam. Ia pun turut keruang tengah menyusul suaminya, semua orang kini berkumpul melihat apa yang terjadi. "Nikah lagi, enak ya!" ucap wanita itu menatap Pras, dengan ta
Kepanikan Gita"Waluyo, lo jangan enak-enakan ya di rumah ini..!" sentak Maharani pada Pras, yang sedang asyik bermain game."Sejak kapan kamu pulang?" tanya Pras, yang kaget dengan kehadiran istri pertamanya. "Kenapa, lo Kaget gue udah pulang? Besok Mama sama Papa akan datang kesini, jadi lo harus tunjukkin nih si pelakor!" ucap Maharani.Maharani dan Pras di jodohkan oleh Papa nya. Sebelumnya Pras itu adalah sopir keluarga Maharani. Saat itu, Pras sangat bisa mengambil perhatian Hendra, Papa Maharani, entah apa yang tela di lakukan Pras hingga Papa nya luluh dab baik padanya. Hingga Hendra memutuskan untuk menjodohkan nya dengan Putri semata wayangnya, yaitu Maharani. Sedangkan, Sherly, yaitu Mama Maharani, tidak pernah setuju jika putrinya dijodohkan dengan pria seperti Pras. Bukan karena pekerjaannya sopir tapi Sherly, merasakan firasat buruk tentang Pras. Dan Pras sangat tampak seperti penjilat.2 tahun sudah mereka menikah, namun Maharani tidak mau disentuh oleh Pras. Dia just
Farah BahagiaRetno yang lewat pintu belakang, berjalan menuju rumah Farah. Karena rumah mereka berjarak tidak cukup jauh, Retno bertekad bisa membujuk dan meminta bantuan Farah. "Semoga saja dia membuang sika keras kepalanya itu!" gumam Retno sembari berjalan dengan tergesa-gesa.Saat sampai di halaman rumah, Retno berpapasan dengan Raka. Ia baru saja pulang dari kantor, dengan membawa plastik bungkusan berwarna putih di tangan kanannya."Raka...!" panggil Retno."Ibu? Ada apa?" tanya Raka, yang heran melihat kehadiran Ibunya di rumahnya kini. Bukankah Ibu masih marah padanya dan Farah. "Kebetulan sekali Ibu mau menemuimu dan Farah," ucap Retno."Oh ya Raka. Apa itu yang kamu bawa ditanganmu?" telisik Retno dan melirik ke tangan Raka yang membawa bungkusan itu."Ini kue ulang tahun untuk Farah, hari ini Farah ulang tahun jadi Raka sengaja membeli kue untuknya," jawab Raka.Seketika Retno, memasang wajah sinis saat mengetahui jawaban Raka yang membawakan Farah kue di hari ulang tahu