Beranda / Romansa / Bidadari Pembawa Luka / 2. Permintaan darinya

Share

2. Permintaan darinya

Penulis: ISMI
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-05 15:07:50

***

Maha dan Zayn akhirnya menghabiskan waktu bersama. Biasanya Maha tak pernah bicara sedekat ini dengan pria itu. Di kantor, meski Maha adalah salah satu asisten Zayn, keduanya pasti menjaga jarak. Terutama Zayn, pria itu selalu menjaga dirinya agar tidak terlalu sering berinteraksi dengan wanita yang bukan mahram-nya.

Maha hanya diam saja, dia pun sesekali mencuri pandang ke arah Zayn. Pria matang yang berusia 35 tahun, pria yang masih saja dia kagumi. Maha sadar kalau perasaan yang tumbuh itu adalah perasaan yang terlarang. Bagaimana dia bisa jatuh cinta pada suami orang? Bagaimana bisa Maha lancang menaruh hati pada suami dari wanita yang seperti malaikat untuknya dan juga ibunya? Maha memang selalu mengutuk perasannya yang entah kenapa masih saja tumbuh dengan indah di hatinya. Dia ingin sekali menghapus perasaan ini, tapi kenapa ingatan tentang Zayn semakin mengikat di hati dan pikirannya?

Saat ini... pria itu terlihat sangat dekat dari pandagan matanya dan itu membuat perasaannya campur aduk. Dia jatuh lagi, jatuh pada perasaan yang terlarang. Semakin jelas Maha melihat Zayn, maka hatinya tidak bisa hanya merasakan tenang. Saat ini, hatinya sangat ramai dengan debaran yang mungkin semakin lama akan terdengar oleh pria itu. “Kamu cantik dengan jilbabmu yang sekarang,” ucap Zayn memecahkan keheningan.

Maha hampir saja tersedak karena dengan jelas mendengar pria itu memuji penampilannya. Dia tidak salah dengar! Beberapa detik yang lalu, pria itu memujinya. Debaran di jantung Maha semakin saja tak karuan. Maha tidak menjawab, dia menunduk melihat mangkok bubur ayam di depannya.

“Maha, apa saat ini sudah punya calon?” tanya Zayn. Pria itu berbicara lagi.

Maha otomatis langsung menatap ke arah Zayn, wanita itu sempat terdiam beberapa detik karena terpesona dengan wajah rupawan pria itu. “Maksudnya Pak Zayn itu calon suami?”

Zayn menggelengkan kepalanya. “Iya, calon suami. Apa kamu masih dengan pria itu?"

Maha hanya menggelengkan kepalanya.

“Jadi kamu sudah putus dengan pria yang selalu kasar padamu?” Zayn menekan suaranya. Dia tahu cerita itu dari istrinya. Alysa- lah yang selalu membicarakan masalah Maha sampai pria itu tahu bagaimana sisi lain dari Maha. Dan dia juga pada saat itu lah yang menolong Maha saat mantan kekasih Maha bersikap kasar.

Kening Maha mengernyit. “Bapak kenapa bisa tahu kalau mantan saya itu kasar?”

“Karena saya yang menolongmu saat kamu pingsan karena pria itu menghajarmu. Kamu tidak ingat?”

Maha menggelengkan kepalanya. “Saya hanya ingat Mbak Alysa yang menolong saya.”

“Sudah, itu tidak perlu dibahas. Say senang karena kamu sudah putus dengan pria itu, satu lagi yang membuat saya senang adalah kamu sudah hijrah dan menutup auratmu. Seorang muslimah yang sudah baligh memang wajib menutup aurat. Kamu itu sangat cantik, jadi alangkah baiknya kecantikan kamu itu tertutup rapat dan hanya kamu lihatkan pada suamimu kelak.”

“Iya, Pak. Saya juga jauh lebih tenang saat ini, pakaian yang saya gunakan ini membuat saya lebih percaya diri, dan saya masih dalam tahap belajar untuk memperbaiki iman saya.”

“Apa yang kamu lakukan untuk terus meningkatkan iman kamu?” tanya Zayn penasaran.

“Saya nonton video kajian di sosial media dan juga baca buku keagamaan, dan ada Mbak Alysa yang selalu jadi mentor saya. Saya sangat kagum padanya,” balas Maha.

“Belajar agama itu harus ada gurunya, Maha. Jangan ngasal karena ilmu juga ada adabnya. Untuk kamu yang baru hijrah perlu bimbingan.”

“Guru? Itu kayak ustadz?”

“Salah satunya itu.”

“Saya merasa Mbak Alysa pun sudah cukup karena pengetahuan agamanya Mbak Alysa itu sangat luar biasa.”

“Mungkin kamu perlu menikah dengan pia yang akan membimbing kamu.” Zayn langsung berbicara ke intinya.

 “M-menikah?” tanya Maha terkejut.

“Iya. Kenapa? Kamu tidak mau menikah?”

“Bukan begitu, Pak. Tapi untuk menikah juga nggak mudah karena saya juga belum bertemu dan berkenalan dengan orang-orang yang paham agama, jadi saya masih belum punya chanel,” balas Maha. “Dan juga... apa wanita seperti saya akan mendapat jodoh yang baik? Para pria sholeh pasti tidak akan mau memilih wanita sembarangan.”

“Tidak perlu. Kamu tidak perlu berkenalan dengan siapapun karena ada pria yang akan menikahimu dan sanggup membimbingmu. Dan juga kamu itu wanita baik, Maha. Jangan merasa kamu itu tidak pantas,” tukas Zayn.

 “S-siapa pria itu?” tanya Maha tak percaya. “Apa saya kenal dengannya?”

Zayn mengangguk. “Iya. Kamu kenal dengan pria itu.”

“Siapa?” tanya Maha semakin penasaran.

“Pria itu adalah saya,” balas Zayn dengan tenang. Pria itu berbicara tanpa melihat ke arah Maha.

“A-apa? P-pria yang mau menikahi saya dan mau membimbing saya itu adalah Pak Zayn?” pekik Maha terkejut. “Bapak nggak bercanda sama saya?”

“Iya. Saya adalah pria yang ingin mengajakmu menikah dan saya juga tidak bercanda untuk meminang wanita,” balas Zayn. 

“Bapak nggak salah bicara, kan?” tanya Maha. Suaranya mulai bergetar.

“Tidak, Maha. Saya sangat sadar mengatakannya, dan saya memang ingin menikah denganmu.”

“Tapi Pak Zayn sudah menikah, saya tidak mau merebut suami orang. Dan juga tidak ada wanita yang ingin diduakan ataupun menjadi yang kedua di dunia ini.” Maha mengatakannya dengan suara pelan.

“Kamu tidak merebut saya dari istri pertama saya, dan dia tahu niat saya yang ingin meminangmu. Alysa... dia bahkan sangat mendukungku untuk melamar kamu dan Alysa lah yang mendoakan agar kamu mau menerima lamaranku ini.” Zayn meyakinkan wanita itu dengan suara pelan.

Zayn menghela napas berat. "Jadi, kamu bukan perebut. Jangan menganggap seperti itu."

“Jadi, saya jadi istri kedua Bapak?” tanya Maha terkejut. Wanita itu mendadak hatinya berdebar tidak karuan.

"Iya. Maaf, mungkin permintaanku ini memang membuat kamu terkejut dan juga mungkin kamu tidak akan menyangka kalau saya yang memintanya. Saya harap kamu tidak langsung menolak permintaan ini dan juga dari Alysa. Kami berdua berharap kamu berpikir dulu dan kalau perlu, kami akan meminta izin pada ibumu, Maha." Zayn mengatakannnya dengan nada suara yang serius.

"Kenapa Pak Zayn mendadak mengatakan ini dan ingin saya jadi yang kedua. Apa ada pertimbangan yang lain? Maksudnya... jadi istri kedua itu. Saya hanya tidak tahu alasannya dan juga kenapa juga Mbak Alysa menginginkannya. Saya... " Maha mendadak linglung. Jelas permintaan Zayn itu aneh dan kenapa bisa pria itu menduakan cinta dari istrinya yang sempurna.

Jadi, istri kedua? Apa Maha sedang bermimpi saat ini?  Dia masih dalam keadaan linglung, dan melihat Zayn hanya menatap padanya dengan tatapan ambigu. Pria itu hanya tersenyum tipis padanya.

Saat ini dia sedang bermimpi, kan?

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bidadari Pembawa Luka   60. EPILOG (BIDADARI BUMI)

    ***Sepuluh tahun berlalu. Kota Tarim terasa sangat menenangkan. Di sana dikenal dengan kota para nabi. Kota yang dikenal penduduknya sangat mencintai para nabi. Dan para wanita di Tarim sering dijuluki bidadarinya bumi. Aurat mereka terjaga dalam balutan jubah-jubah berwarna hitam gelap.Kota Tarim adalah impian semua umat muslim yang tahu akan keisimewaan kota itu dan konon siapapun yang menginjakan kaki di sana akan dibuat jatuh cinta dan enggan meninggalkannya, termasuk seorang wanita berusia 33 tahun bernama Rubiah Zahra. Wanita itu terlalu jatuh cinta dengan Tarim dan kebahagiaannya ada di kota ini. Rubiah seperti menemukan apa arti hidup, apa cinta, apa kasih sayang, dan bagaimana itu bahagia.Dengan langkah kaki yang cepat, wanita yang memakai cadar dan jubah hitam itu langsung menemui sahabat baiknya yang sama-sama berasal dari Indonesia. Rubiah selalu mendapatkan informasi tentang keluarganya dari wanita yang bernama Aisyah.“Assalamualaikum, Aisyah. Maaf, tadi aku sedang me

  • Bidadari Pembawa Luka   59. Izinkan Aku Pergi (TAMAT)

    ***Saat ini Faiz sudah berusia delapan bulan. Bayi mungil itu tumbuh dengan lucu dan sehat. Pada akhirnya Maha tinggal satu atap dengan Alysa, dan tentu saja selalu ada Sarah yang berkunjung dan menyindirnya. Meski Alysa dan Zayn selalu berusaha melindungi Maha, tapi luka itu tetap basah dan ucapan Sarah selalu terekam dalam ingatan Maha. Sebutan Sarah padanya membuat Maha merasa memang dia sudah tidak bisa melanjutkan mahligai rumah tangga bersama Zayn. Ditambah Faiz selalu saja dibawa Alysa dan Sarah. Maha hanya memeluknya saat Faiz ingin tidur seperti dia adalah ibu susunya. Hati ibu mana yang tidak sakit saat diam-diam dijauhkan dari sang buah hati. Setelah Alysa sembuh karena penyakit ginjalnya, wanita itulah yang selalu merawat Faiz. Bahkan tak jarang selalu dibawa pergi tanpa membawanya.Maha pasrah, dia memang sudah lelah dan mengalah. Dia tahu kalau semuanya sudah patah dan cinta yang patah itu tidak akan menyatu dengan utuh. Meski merasa berat hati, Maha harus melepaskan se

  • Bidadari Pembawa Luka   58. Patah dan Hilang

    Yang patah tidak selamanya akan tumbuh dan yang hilang tidak semuanya akan terganti.***Setelah kepergian Nia, hidup Maha berubah. Dia kehilangan salah satu sayapnya, kehilangan separuh jiwanya. Maha merasa dunia ini tidak berlaku adil padanya. Merasakan bahagia hanya sejenak. Maha tidak mempunyai siapapun untuknya tempat bersandar. Dia merasa jatuh dan butuh seseorang untuk memeluknya, namun Zayn... suaminya itu terlalu sibuk dengan Alysa. Bahkan sikap Zayn itu membuat Maha akhirnya harus melahirkan secara sectio karena pecah ketuban terlebih dahulu dan juga Maha kondisi kesehatannya menurun.Maha keberatan saat Zayn memintanya untuk tinggal satu atap dengan Alysa. Alasannya tentu saja dia masih dalam keadaan yang linglung. Hartanya satu-satunya pergi saat dia sedang butuh pegangan, hanya ibunya lah yang selalu ada di sisinya, selalu membelanya dan menganggap dirinya berharga. Saat dia harus kehilangan Nia untuk selama-lamanya, bagaimana bisa hatinya yang patah utuh kembali?Maha pu

  • Bidadari Pembawa Luka   57. Mencintaimu Sesakit ini

    ***Setelah kejadian yang mencengkam itu. Maha selalu dipojokkan, bahkan dibenci. Maha disebut sebagai wanita yang gatal, wanita penggoda dan juga pembawa bencana. Maha yang sedang hamil, terguncang saat semuanya menyalahkannya, bahkan sikap Zayn pun sedikit berubah padanya. Di dunia suaminya itu seolah-olah dia sudah tenggelam. Zayn hanya sesekali datang mengunjungi rumahnya dan menanyakan kabar kehamilannya. Zayn bahkan selalu terburu-buru pergi dan tak menginap di rumah karena alasan kondisi Alysa yang kurang stabil dan istri pertamanya itu membutuhkan dia daripada Maha yang sedang hamil.Rayhan... atas perbuatannya itu, pria itu akhirnya masuk ke penjara karena Raka tidak berniat berdamai dengan pria itu. Sedangkan Raka yang sempat kritis, akhirnya sudah pulih kembali dan sampai saat ini Maha tidak berani mengunjunginya, bukan karena dia tidak tahu terima kasih karena Raka telah menyelamatkannya, dia hanya ingin menjaga hati semua orang, terlebih pandangan semua orang padanya sa

  • Bidadari Pembawa Luka   56. Hujan Luka

    ***“Mas, kamu sudah ketemu Maha dan bicara sama dia?” tanya Alysa.Zayn menggelengkan kepalanya. “Baru Mas telepon barusan dan Maha sedang ada di rumah sakit. Ibu lagi kemoterapi.”“Kenapa Mas nggak nyusul ke sana? Maha lagi hamil muda, Mas. Kasihan kalau harus ngurus semuanya,” kata Alysa.“Kamu juga sedang sakit, Sayang. Lalu, siapa yang jaga kamu?”“Mas, aku tahu kalau kamu akhir-akhir ini sangat khawatir sama Maha. Aku juga tahu kamu pasti merasa serba salah karena posisimu saat ini sangat sulit. Kamu tidak mau membuat aku kecewa kalau kamu mengutamakan Maha. Tapi, aku tidak mempermasalahkannya, aku senang karena pada akhirnya harapan dan doa kita terkabul. Aku harap Mas menjaga Maha dengan baik, jangan buat dia lelah ataupun merasa kesepian. Mas harus selalu ada untuknya, jadi suami siaga.”“Nanti Mas ke rumah ibu setelah urusan di sini selesai. Kamu juga masih sakit, Ma

  • Bidadari Pembawa Luka   55. Jaga Dia untukku

    ***“Maha, bagaimana perasaanmu?” tanya Alysa. Dia langsung menggenggam tangan Maha dan menatap adik madunya dengan khawatir.Maha masih belum sepenuhnya sadar, dia masih linglung dan merasa kepalanya agak berat.Melihat Maha yang tidak merespon pertanyaan darinya, Alysa tambah khawatir dan dia menatap ke arah Zayn, suaminya itu bahkan dari tadi hanya diam. Dia tahu kalau Zayn pasti sangat mengkhawatirkan kondisi Maha dan menyalahkan dirinya sendiri.“Mas... “ Alysa sengaja memberi kode pada suaminya untuk bertanya pada Maha.Zayn mendekat, dia membelai lembut puncak kepala Maha dengan perasaan yang rumit. “Maha, bagaimana perasaanmu? Apa kamu masih merasa pusing atau mual?”Maha langsung tersadar, dia ingat bahwa tadi dia ada di caffe-nya dan mendadak semuanya gelap. Apakah tadi dia tidak sadarkan diri?“Apa yang terjadi padaku? Apa tadi aku pingsan?” tanya Maha dengan volume suara yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status