“Wuih...semalaman sama Mas Wisnu,” goda Fifi yang membuat Audrey hanya diam sambil menggelengkan kepalanya “Banyak ilmu berarti?”
“Capek yang ada, mbak. Mereka pinter banget menutupi beberapa data, Mas Wisnu teliti banget coba kalau bukan Mas Wisnu pasti aku nggak akan tahu kalau ada yang ditutupi.” Audrey menceritakan semuanya pada Fifi.“Maksudnya kita nggak teliti gitu?” tanya Derry dengan nada serius yang membuat Audrey takut dan terkejut.“Jangan gitu deh, mas. Kamu nggak lihat dia udah ketakutan gini?” tegur Fifi dengan memukul lengan Derry pelan.“Kamu tahu kenapa kita milih kamu buat nemenin Mas Wisnu?” tanya Derry yang masih menatap Audrey dalam “Biar kamu tahu orang-orang model begitu.”“Mas Wisnu tanya sama kita ada anak baru nggak? Soalnya perusahaan ini suka nutupin sesuatu yang busuk, makanya kita langsung milih kamu.” Fifi menjelaskan dengan bahasa yang dipahami Audrey.“Kaya ospek gitu?” Audrey bertanya dengan nada polosnya.“Anggep aja begitu.” Derry menyerah dengan mengangkat kedua tangannya “Laporannya selesai?”Audrey menganggukkan kepalanya “Mas Wisnu juga udah periksa.”“Wow...cepat sekali kamu....” Derry menepuk kedua tangannya “Jangan-jangan nanti kamu yang sering nemenin Mas Wisnu buat ketemu klien.”“Asal kuat mental aja, apalagi kalau harus hadapin mantannya Mas Wisnu.” Fifi menyambung perkataan Derry.“Mantan istri?” tanya Audrey bingung.Fifi menggelengkan kepalanya “Cewek yang sudah ditolak Mas Wisnu bahkan pas menikah dulu menunggu sampai duda, sekarang sudah duda tetap aja Mas Wisnu nggak tertarik sama dia.”“Belum mungkin, mbak.” Audrey berkata santai.“Kamu udah punya pacar?” tanya Derry yang hanya dijawab Audrey dengan gelengan kepala “Kalau gitu sama Mas Wisnu aja.”Audrey hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya mendengar kata-kata Derry, kerjasama dengan Wisnu selama dua hari setidaknya sudah cukup buatnya. Pria yang sopan, perhatian, dewasa dan santun, mungkin yang paling utama adalah agamanya. Wisnu memiliki agama yang kuat, beberapa kali mengingatkan Audrey untuk ibadah.“Gimana kamu mau sama Mas Wisnu?” tanya Derry lagi.Audrey menatap Derry yang menunggu jawaban darinya dengan tatapan berharap “Cewek mana yang nggak mau sama Mas Wisnu, mas? Mas Wisnu yang nggak mau sama aku.”“Mas, kamu ditantang Audrey tu.”Audrey membeku mendengar suara Derry yang memberikan tatapan menggoda kearah belakang Audrey, secara otomatis membalikkan badannya dimana Wisnu hanya berjarak beberapa langkah darinya. Menundukkan kepalanya ketika tatapan mereka bertemu, menyesali dirinya yang terpancing dengan kata-kata Derry.“Fi, perusahaan kemarin sudah kamu kirim laporannya?”Audrey bisa mendengar suara Wisnu yang ada disampingnya, tanpa melihat Audrey bisa merasakan Wisnu berdiri di dekat mejanya saat berbicara dengan Fifi. Memilih fokus pada layar yang ada di laptop tanpa mendengarkan pembicaraan mereka, disamping itu memang Audrey tidak paham atas apa yang mereka bicarakan.“Nu, kita jadi makan-makan?” tanya seseorang yang Audrey tidak tahu siapa.“Jadi, mau dimana?” Wisnu bertanya balik.“Audrey aja yang milih gimana? Hadiah karena kemarin nemenin kamu, tradisinya kan begitu.” Seseorang yang Audrey tidak tahu siapa memberikan pendapat.“Mau makan dimana?” tanya Wisnu yang suaranya sangat dekat dengan Audrey dan membuatnya terkejut dengan mengangkat kepalanya.“Mas, tanggung jawab wajahnya merah tu.” Fifi memberikan nada menggoda yang semakin membuat Audrey tidak nyaman.“Mau makan-makan dimana?” tanya Wisnu lagi seakan tidak peduli dengan godaan disekitarnya.Audrey menarik dan menghembuskan nafasnya panjang, mencoba untuk tenang dan tidak terpancing dengan godaan teman-teman kerjanya. Mata Audrey menatap Fifi mencari petunjuk, tapi hanya diam dan mengangkat bahu, mengalihkan pandangan kearah Derry yang hanya mengangkat bahu tanda mengikuti apa kata Audrey, tatapannya beralih pada tim lain untuk mencari bantuan.“Nggak usah lihat mereka,” tegur Wisnu yang membuat Audrey terkejut.“Jangan terserah Mas Wisnu juga, kalau terserah dia pastinya nggak akan ada makan-makan,” ucap salah satu tim lain.“Kasih ide, aku benar-benar nggak ada ide.” Audrey menatap mereka semua gantian.“Audrey anak rumahan, nggak pernah kaya kita yang ke dunia malam,” ucap Derry.“Kita? Mas Wisnu nggak pernah ajak ke dunia malam kecuali masalah kerjaan.” Fifi memberikan koreksi.“Jadi?” tanya Wisnu lagi.“Makan seafood aja gimana?” Audrey menatap mereka semua lagi.“Wah...ide bagus, udah lama nggak makan seafood.” Salah seorang dari tim satunya mendukung usul Audrey.“Kita makan seafood,” putus Wisnu langsung “Pada nggak ada kerjaan, kan?” menatap mereka semua yang langsung menggelengkan kepalanya “Kita pulang jam tiga, selesaikan tugas kalian dan kirim laporannya ke aku. Kalau sudah semua kita berangkat.”“Sip, mas.” Teriakan terdengar keras setelah Wisnu memberikan perintah.“Kamu hubungi orang rumah buat nggak jemput, nanti aku antar.”Audrey terdiam, tidak bereaksi sama sekali dengan apa yang Wisnu katakan. Belum sempat membuka suara pria itu langsung pergi dan masuk kedalam ruangannya, Audrey hanya menatap kosong dan tidak tahu bereaksi seperti apa. Menggelengkan kepalanya dan langsung memberi kabar orang tuanya jika tidak usah dijemput, kalau Wisnu tidak mengantarkan setidaknya Audrey bisa naik kendaraan online.Jam berjalan dengan sangat cepat, mereka langsung bersiap untuk makan-makan. Audrey sendiri sudah siap dari beberapa menit yang lalu, tidak lama Wisnu keluar dari ruangannya dengan pakaian yang sudah tidak terlalu rapi. Memberikan kode pada mereka semua untuk keluar, satu per satu keluar dari ruangan yang diikuti oleh Audrey dengan berjalan bersama Fifi dan Derry.“Mobilnya nggak cukup, Drey.” Derry membuka suaranya saat Audrey akan masuk.“Aku bisa mepet, mas.” Audrey memberikan alasan.“Belakang cowok semua dan nggak mungkin kamu disini.” Derry tetap menolak Audrey.“Drey, masuk mobilku.” Wisnu berkata tepat di belakang Audrey.“Sama Mas Wisnu aja.” Derry mendorong Audrey menjauh.“Mas, sama Mas Derry dong.”Audrey belum selesai berbicara, pintu sudah ditutup Derry. Menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan Derry, saat matanya menatap Fifi yang hanya melambaikan tangannya membuat Audrey mengerucutkan bibirnya.“Kamu mau disini atau masuk kedalam mobil,” ucap Wisnu yang masih setia di belakang Audrey.“Ya kali aku disini, mas.” Audrey berjalan meninggalkan Wisnu.Perasaan kesal masih mendominasi dirinya, kedua rekan kerjanya dengan sangat jelas menggoda dirinya dengan Wisnu. Audrey sendiri baru berhubungan dalam dengan Wisnu dua hari kemarin, sekarang semua pada bekerja sama membuatnya dekat dengan Wisnu. Perjalanan mereka tidak ada yang mencoba membuka suaranya, Audrey tidak tahu harus berbicara apa dengan Wisnu.“Kamu masih menganggap serius perbuatan mereka?” tanya Wisnu membuka suaranya.“Nggak juga, tapi aku malu.” Audrey menjawab sebenarnya.“Aku pernah gagal jadi harus berhati-hati juga dalam menjalin hubungan dengan wanita lain,” ucap Wisnu tiba-tiba.“Betul, jangan sampai salah dalam memilih pasangan lagi.” Audrey menyetujui kata-kata Wisnu.“Kamu sendiri bagaimana? Cowok yang datang kemarin itu?” tanya Wisnu.“Mantan pacarku, nggak dapat restu karena sakit yang aku punya.” Audrey menjawab tanpa beban.“Bagaimana kalau kita mencoba bersama?”Suasana makan-makan yang ramai menjadi berbeda buat Audrey, pernyataan Wisnu yang secara tiba-tiba membuatnya terkejut dan tidak bisa berkata apapun. Wisnu sendiri tampak biasa saja setelah mengatakan itu dan seakan itu hanya angin lalu, melihat itu membuat Audrey ingin rasanya memaki bosnya itu.“Masih marah sama tadi?” suara Derry yang ada dihadapan Audrey.“Nggak, mas. Lagian juga nggak muat dan lebih enak di mobil Mas Wisnu luas nggak perlu sempit-sempitan.” Audrey menjawab dengan malas.“Wah...nyindir ini.” Derry menggelengkan kepalanya “Makan yang banyak biar gemuk, biar kesannya sebagai kepala tim memperhatikan anak didiknya.” Audrey mengangkat tangannya memberi tanda hormat atau lebih tepatnya akan mengikuti semua kata-kata Derry, melihat itu Derry hanya menggelengkan kepalanya dan kembali sibuk berbicara dengan yang lain.“Wajah kamu suntuk sekali,” bisik Fifi.“Masa sih? Biasa aja kali, mbak.” Audrey berkat
Keadaan kantor tidak jauh berbeda dengan biasanya, Audrey akan mendapatkan pekerjaan dari Derry untuk memeriksa kembali pekerjaan yang telah mereka lakukan. Menatap serius di Layar dengan beberapa dari mereka yang berbicara tentang apa yang terjadi di perusahaan-perusahaan.“Drey, kamu mau kopi?” tanya Fifi yang berada disampingnya.“Memang mbak mau buat?” tanya Audrey tanpa menatap Fifi.“Mau beli online,” jawab Fifi “Kamu pilih sendiri aja nih.”Audrey menghentikan pekerjaannya menatap ponsel Fifi “Handphone siapa ini, mbak?”“Mas Wisnu, kita disuruh beli minuman. Kamu pilih sendiri soalnya tinggal kamu.” Fifi menjawab Audrey “Kalau mau makanan juga boleh tadi aku juga udah pesan makan, tenang yang lain juga.”Audrey menatap pesanan yang sudah dilakukan Fifi, mencari apa yang ingin dibelinya. Perasaan tidak enak jika membeli makanan yang harganya mahal, Audrey masih baru di tempat ini.“Mana handphoneku?
Audrey benar-benar tidak menyangka Wisnu menjemputnya pagi, catat pagi hari jam enam. Tidak memberikan kesempatan Audrey untuk mandi, mereka berangkat dengan Audrey menggunakan piyama dan membawa pakaian ganti didalam tas.“Mas, niat banget.” Audrey menatap malas pada Wisnu.“Nanti mandi di tempatku aja, kita ke pasar dulu di rumah nggak ada bahan makanan.” “Memang mau masak apa?” tanya Audrey yang benar-benar tidak ada ide sama sekali.“Terserah kamu, tapi aku lagi pengen sarapan sayur asam sama pepes ikan.” “Ok,” jawab Audrey langsung.“Memang kamu bisa?” tanya Wisnu penasaran.“Lihat aja nanti.” Audrey menjawab sambil lalu.Mereka sampai ke pasar dengan pakaian Audrey yang menggunakan piyama dan ditutupi dengan jacket Wisnu, membeli beberapa bahan yang akan digunakan untuk masak nantinya. Wisnu yang membayar dan membawa semua bahan belanjaan mereka, Audrey hanya berjalan sambil menikmati jaj
“Kalau ngomong nggak usah aneh-aneh, mas.” Audrey menegur Wisnu.“Memang kenapa? Apa orang melamar harus kenal lama?” tanya Wisnu dengan memberikan tatapan dalam pada Audrey.“Mas belum tahu semua tentang aku, jadi jangan berkata yang nantinya akan disesali.”“Audrey, usia aku bukan usia main-main. Aku lebih tua dibandingkan kamu, mengatakan hal itu pastinya sudah aku pikirkan dalam. Mengetahui semua tentang kamu? Memang aku belum tahu banyak tentang kamu tapi bukan suatu alasan untuk mengatakan keseriusan.” Wisnu mengatakan dengan serius.Audrey menghembuskan nafas panjang “Mas nggak tahu semua tentang aku, kalau mas tahu pasti akan meninggalkan aku.”“Penyakit kamu?” tembak Wisnu langsung yang membuat Audrey terkejut “Aku tahu, walaupun tidak terlalu tahu banyak.”“Mas tahu darimana?” tanya Audrey berusaha menenangkan dirinya.“Waktu kita kerja bareng, aku mengamati setiap karyawan yang kerja disana. Aku
“Pagi semua,” sapa Audrey dengan senyum lebarnya.“Wuih dalam rangka apa ini? Semangat banget? Senin loh ini.” Derry memberikan tatapan menggoda.“Biar semangat di pagi hari.” Audrey menyahut masih dengan senyum lebarnya.“Liburan kemarin menyenangkan kayaknya,” ucap Fifi dengan nada menggoda.“Nggak juga, seharian kemarin nonton drakor terus makan dan tidur. Makanya hari ini banyak energi, menyalurkan ke teman-teman semua.” Audrey memberikan alasan masuk akal.“Energi kamu lagi banyak, kan?” Audrey mengangguk ragu kearah Derry dengan tatapan curiga “Kalau gitu ikut Mas Wisnu ke Yogya besok.”“Kenapa aku? Masih ada teman yang lain.” Audrey langsung menolak saran Derry.“Energi banyak akan percuma kalau dibuang begitu saja.” Derry memberikan alasan masuk akal yang membuat Audrey menatap tidak percaya.“Nggak mau, aku masih baru disini harusnya mas bimbing bukan diserahkan ke Mas Wisnu,” protes Aud
Audrey tidak tahu apa yang dibicarakan Wisnu pada mamanya, mendapatkan ijin dengan mudah padahal selama ini harus melalui beberapa tahap dan sulit. Mamanya tampak lupa jika Audrey memiliki sakit, tapi seakan tidak peduli dengan keadaan Audrey yang suka merasa lelah.“Kamu itu sudah di operasi jadi pastinya baik-baik saja,” ucap mama Audrey dengan santai, Indah.“Biasanya mama sama papa sulit kasih ijin, kenapa sekarang langsung kasih ijin?” Audrey memberikan nada protes dengan tatapan tidak percaya.Mereka berdua sekarang berada didalam kamar Audrey yang sedang memasukkan pakaian kedalam tas, tidak menyiapkan semuanya dari sebelumnya membuat Audrey harus memikirkan apa saja yang dibawa. Wisnu sendiri memutuskan pulang setelah meminta ijin, mereka akan bertemu nanti di bandara.“Beda, kalau biasanya kamu main-main sedangkan ini kamu mencari uang alias kerja. Lagian yang minta ijin langsung bos kamu masa mama melarang, memang kamu mau dilar
Wisnu memegang kata-katanya, menghormati Audrey dengan memberikan ruang ketika dirinya sedang mandi atau menyiapkan diri. Wisnu akan keluar dari kamar, ranjang mereka juga tidak jadi satu, pakaian yang Wisnu pakai saat didalam kamar juga masih sangat sopan. Tidak hanya itu Wisnu juga melakukan pekerjaannya sampai malam yang membuat Audrey tidak enak sendiri, mereka bekerja dalam diam saat berada didalam kamar.“Mas, ini hasil pertemuannya.” Audrey mengirim email pada Wisnu.“Ok,” jawab Wisnu singkat tanpa menatap Audrey.Tidak memiliki pekerjaan lain, menatap layar laptopnya dengan bingung harus melakukan apa. Mengalihkan pandangan kearah Wisnu dimana masih fokus dengan pekerjaannya, hembusan nafas pelan dikeluarkannya dengan menatap kembali pada layar.“Drey, aku bisa minta tolong?” Audrey mengalihkan pandangan kearah Wisnu “Tolong apa, mas?”“Beli camilan sama kopi di tempat kemarin, kopi kamu tahu kan kesukaanku?
“Wuih...yang habis dari luar kota mana oleh-olehnya?” Derry memberikan tatapan menggoda pada Audrey.“Ada di mobil Mas Wisnu, mas nanti minta sendiri aja.” Audrey mengatakan tanpa beban.“Kok bisa di mobil Mas Wisnu?” tanya Fifi penasaran.“Ya, Mas Wisnu bilang suruh minta ke dia karena aku udah rayuin buat beliin kalian oleh-oleh.” Audrey menjawab lagi tanpa beban membuat Fifi membulatkan matanya.Sebelum pulang mereka sempat berdebat tentang oleh-oleh, Audrey ingin yang membawanya sendiri tapi dilarang Wisnu karena memang Audrey berangkat menggunakan kendaraan online dan alasan utamanya adalah Wisnu tidak ingin Audrey lelah.“Kamu satu kamar sama Mas Wisnu?” bisik Fifi yang dijawab anggukan Audrey “Serius?! Kalian nggak ngapa-ngapain, kan?”“Ngapa-ngapain lah, mbak.” Fifi membelalakkan matanya “Kita kan harus ngerjain audit sampai malam juga, lagian kasurnya juga dua.”“Drey, tapi benaran kalian nggak lag