Suasana makan-makan yang ramai menjadi berbeda buat Audrey, pernyataan Wisnu yang secara tiba-tiba membuatnya terkejut dan tidak bisa berkata apapun. Wisnu sendiri tampak biasa saja setelah mengatakan itu dan seakan itu hanya angin lalu, melihat itu membuat Audrey ingin rasanya memaki bosnya itu.
“Masih marah sama tadi?” suara Derry yang ada dihadapan Audrey.“Nggak, mas. Lagian juga nggak muat dan lebih enak di mobil Mas Wisnu luas nggak perlu sempit-sempitan.” Audrey menjawab dengan malas.“Wah...nyindir ini.” Derry menggelengkan kepalanya “Makan yang banyak biar gemuk, biar kesannya sebagai kepala tim memperhatikan anak didiknya.”Audrey mengangkat tangannya memberi tanda hormat atau lebih tepatnya akan mengikuti semua kata-kata Derry, melihat itu Derry hanya menggelengkan kepalanya dan kembali sibuk berbicara dengan yang lain.“Wajah kamu suntuk sekali,” bisik Fifi.“Masa sih? Biasa aja kali, mbak.” Audrey berkata santai “Makan yang banyak mbak biar Mas Derry nggak anggap kita kekurangan.”Audrey memilih menikmati makanan yang ada dihadapannya melupakan semua yang dikatakan Wisnu tadi didalam mobil, sebenarnya dari tadi Audrey merasa tidak nyaman sama sekali. Audrey tahu jika Wisnu diam-diam melihat kearahnya, Audrey bukan terlalu percaya diri tapi setelah apa yang dikatakannya tadi membuat Audrey langsung curiga.Suasana semakin panas dan ramai, beberapa sudah mulai kekenyangan dan berbicara tidak menentu. Audrey tidak tahu jika mereka memesan minuman keras, melihat itu Audrey hanya diam dan menyaksikan mereka. Kebanyakan para pria yang melakukannya, sedikit penasaran Audrey menatap Wisnu yang tampak biasa-biasa saja.“Mereka sudah biasa begini setiap selesai makan, Mas Wisnu nggak akan terpengaruh sama sekali. Dia biasanya minum itu hanya satu gelas dan selanjutnya nggak, semua agar ada yang tetap sadar.” Fifi menjelaskan dengan berbisik di telinga Audrey.“Kita pulang sekarang.” Wisnu berbicara dengan nada serius.Mendengar suara Wisnu mereka langsung beranjak dengan membawa barang-barangnya, Audrey yang melihat itu melakukan hal yang sama dan kali ini tidak berdebat dengan yang lain. Audrey memilih menunggu Wisnu yang sedang membayar semuanya, dirinya tahu jika harus pulang dengan Wisnu sesuai dengan apa yang dikatakan pria itu sebelum keluar dari mobilnya.“Aku duluan ya,” ucap Fifi memeluk Audrey erat sebelum pergi meninggalkannya.“Ayo pulang.” Wisnu mengatakan dengan nada datar.Audrey tidak banyak berdebat, mengikuti langkah Wisnu dari belakang. Tidak ada yang membuka suara sama sekali, Audrey juga tidak tahu harus memulai bicara darimana setelah apa yang dikatakan Wisnu. Semua seakan bekerja sama agar Audrey bisa bersama dengan Wisnu, menghembuskan nafas panjang untuk menenangkan perasaannya.“Kamu memikirkan apa yang aku katakan?” Wisnu membuka suara pertama kali.“Ya,” jawab Audrey jujur.“Aku hanya bilang kita mencoba bukan berarti aku mengajakmu menikah.” Wisnu tersenyum kecil membuat Audrey langsung cemberut.“Mas, kita itu baru interaksi dua hari ini ya...walaupun aku sudah beberapa minggu kerja disitu tapi kan...kita nggak pernah interaksi sama sekali terus tiba-tiba bilang begitu kira-kira gimana reaksi aku harusnya?” Audrey mengeluarkan apa yang ada dalam hatinya.“Ok, kamu mau pelan-pelan? Pendekatan ala-ala anak remaja?” tanya Wisnu.“Nggak gitu juga sih, mas.”“Terus?”Audrey diam tidak tahu harus menanggapi apa, dirinya juga tidak tahu harus bagaimana. Semua yang Wisnu katakan serba dadakan dan tidak pernah ada dalam bayangannya sama sekali, kerja di tempat itu untuk mendapatkan ilmu lebih bukan seperti sekarang ini.“Kita sudah dewasa, Drey. Apalagi aku sudah pernah menikah nggak mungkin melakukan hal-hal yang kamu katakan tadi. Aku bilang kita mencoba kalau kamu nggak mau bukan masalah besar.”“Kenapa aku?” tanya Audrey penasaran “Bukannya ada cewek yang suka sama mas bahkan menunggu sampai duda.”“Kamu tahu siapa tentang dia? Kalian terlalu banyak bergosip.” Wisnu menggelengkan kepalanya.“Tapi memang ada, kan?” tanya Audrey penasaran.Wisnu menatap Audrey tepat ketika lampu merah “Kalau tidak bagaimana? Kamu akan mau mencoba berhubungan sama aku?”Audrey terkejut dengan tatapan Wisnu pada dirinya saat mengatakan hal itu, terdiam beberapa saat bahkan membuat Audrey tidak bisa bernafas sama sekali. Suara klakson dari belakang membuat Wisnu kembali fokus dengan keadaan jalan, hembusan nafas lega Audrey keluarkan perlahan.Suasana hening diantara mereka tidak ada yang membuka suara sama sekali, hanya suara musik yang Wisnu putar sejak mereka perjalanan. Audrey tidak tahu harus melakukan atau menjawab apa atas apa yang Wisnu katakan tadi, semua serba mengejutkan dirinya.“Aku tahu semua serba mengejutkan buatmu, aku tidak akan meminta jawabannya sekarang.” Wisnu membuka suaranya.Audrey menghembuskan nafas panjang mendengar kata-kata Wisnu, dimana artinya masih bisa memikirkan apa yang Wisnu katakan padanya hari ini. Suatu hal yang mengejutkan dan tidak bisa membuat Audrey berpikir dengan jernih, sepanjang sisa hari hanya memikirkan kata-kata Wisnu.“Tapi, Drey. Aku memang tidak menunggu jawaban dari kamu sekarang, bisa saja aku langsung datang ke orang tuamu untuk melamar.” Wisnu melanjutkan kata-katanya.Audrey membelalakkan mata mendengar kata-kata Wisnu “Mas lagi ngerjain aku ya? Apa ini salah satu yang harus dilewati karyawan baru? Becandanya nggak lucu, jangan bikin orang salah tingkah.”Wisnu tertawa mendengar kata-kata Audrey, menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang ada didalam pikirannya. Semua yang dikatakan memang dari dalam hati, bukan berniat ngerjain dia.“Kamu kok bisa mikir sejauh itu,” ucap Wisnu sambil menggelengkan kepalanya “Ngerjain kamu buat apa? Lagian ngapain aku harus melakukan ini ke karyawan baru? Bisa-bisa mereka pada baper kalau aku begini ke semua wanita karyawan baru.”“Ya, tapi kan...”“Nggak usah dipikirkan anggap aja apa yang aku bilang tadi hanya bagian dari ngerjain kamu, sesuai dengan apa yang ada dalam pikiranmu.” Wisnu memotong perkataan Audrey dengan nada dingin.Audrey bergidik mendengar nada suara Wisnu yang tiba-tiba dingin, menatap dari samping tampak ekspresinya sedang menahan emosi. Hembusan nafas panjang dikeluarkannya saat melihat reaksi dan ekspresi wajah Wisnu saat ini, semua yang dikatakannya memang sangat mengejutkan.“Kita sudah sampai,” ucap Wisnu “Ada orang di rumah?”“Ada, kenapa? Mas mau mampir?”“Boleh?” Audrey menganggukkan kepalanya.“Baiklah, sekalian bicara sama orang tua kamu.”Wisnu mematikan mesin mobilnya, keluar dari mobil meninggalkan Audrey yang masih mencerna kata-katanya. Suara ketukan menyadarkan Audrey dengan segera keluar dari mobil Wisnu, membuka pagar dan mengajak Wisnu masuk kedalam rumah yang membuat kedua orang tuanya terkejut.Kedua orang tuanya langsung menyambut kedatangan Wisnu, Audrey memperkenalkan Wisnu sebagai atasannya. Ika, ibu Audrey langsung menariknya masuk kedalam menyiapkan minuman meninggalkan Haris, ayahnya bersama dengan Wisnu.Kedua pria berbicara tidak terlalu lama, tapi tampaknya mereka sudah sangat akrab membuat Audrey mengerutkan keningnya. Eza yang pacaran lama berbicara berdua dengan ayahnya tidak pernah seakrab Wisnu sekarang ini, faktor usia memang benar-benar menentukan.“Mas bicara apa tadi sama papa?” tanya Audrey ketika mengantarkan Wisnu.“Rahasia pria, sampai ketemu besok di kantor.”Keadaan kantor tidak jauh berbeda dengan biasanya, Audrey akan mendapatkan pekerjaan dari Derry untuk memeriksa kembali pekerjaan yang telah mereka lakukan. Menatap serius di Layar dengan beberapa dari mereka yang berbicara tentang apa yang terjadi di perusahaan-perusahaan.“Drey, kamu mau kopi?” tanya Fifi yang berada disampingnya.“Memang mbak mau buat?” tanya Audrey tanpa menatap Fifi.“Mau beli online,” jawab Fifi “Kamu pilih sendiri aja nih.”Audrey menghentikan pekerjaannya menatap ponsel Fifi “Handphone siapa ini, mbak?”“Mas Wisnu, kita disuruh beli minuman. Kamu pilih sendiri soalnya tinggal kamu.” Fifi menjawab Audrey “Kalau mau makanan juga boleh tadi aku juga udah pesan makan, tenang yang lain juga.”Audrey menatap pesanan yang sudah dilakukan Fifi, mencari apa yang ingin dibelinya. Perasaan tidak enak jika membeli makanan yang harganya mahal, Audrey masih baru di tempat ini.“Mana handphoneku?
Audrey benar-benar tidak menyangka Wisnu menjemputnya pagi, catat pagi hari jam enam. Tidak memberikan kesempatan Audrey untuk mandi, mereka berangkat dengan Audrey menggunakan piyama dan membawa pakaian ganti didalam tas.“Mas, niat banget.” Audrey menatap malas pada Wisnu.“Nanti mandi di tempatku aja, kita ke pasar dulu di rumah nggak ada bahan makanan.” “Memang mau masak apa?” tanya Audrey yang benar-benar tidak ada ide sama sekali.“Terserah kamu, tapi aku lagi pengen sarapan sayur asam sama pepes ikan.” “Ok,” jawab Audrey langsung.“Memang kamu bisa?” tanya Wisnu penasaran.“Lihat aja nanti.” Audrey menjawab sambil lalu.Mereka sampai ke pasar dengan pakaian Audrey yang menggunakan piyama dan ditutupi dengan jacket Wisnu, membeli beberapa bahan yang akan digunakan untuk masak nantinya. Wisnu yang membayar dan membawa semua bahan belanjaan mereka, Audrey hanya berjalan sambil menikmati jaj
“Kalau ngomong nggak usah aneh-aneh, mas.” Audrey menegur Wisnu.“Memang kenapa? Apa orang melamar harus kenal lama?” tanya Wisnu dengan memberikan tatapan dalam pada Audrey.“Mas belum tahu semua tentang aku, jadi jangan berkata yang nantinya akan disesali.”“Audrey, usia aku bukan usia main-main. Aku lebih tua dibandingkan kamu, mengatakan hal itu pastinya sudah aku pikirkan dalam. Mengetahui semua tentang kamu? Memang aku belum tahu banyak tentang kamu tapi bukan suatu alasan untuk mengatakan keseriusan.” Wisnu mengatakan dengan serius.Audrey menghembuskan nafas panjang “Mas nggak tahu semua tentang aku, kalau mas tahu pasti akan meninggalkan aku.”“Penyakit kamu?” tembak Wisnu langsung yang membuat Audrey terkejut “Aku tahu, walaupun tidak terlalu tahu banyak.”“Mas tahu darimana?” tanya Audrey berusaha menenangkan dirinya.“Waktu kita kerja bareng, aku mengamati setiap karyawan yang kerja disana. Aku
“Pagi semua,” sapa Audrey dengan senyum lebarnya.“Wuih dalam rangka apa ini? Semangat banget? Senin loh ini.” Derry memberikan tatapan menggoda.“Biar semangat di pagi hari.” Audrey menyahut masih dengan senyum lebarnya.“Liburan kemarin menyenangkan kayaknya,” ucap Fifi dengan nada menggoda.“Nggak juga, seharian kemarin nonton drakor terus makan dan tidur. Makanya hari ini banyak energi, menyalurkan ke teman-teman semua.” Audrey memberikan alasan masuk akal.“Energi kamu lagi banyak, kan?” Audrey mengangguk ragu kearah Derry dengan tatapan curiga “Kalau gitu ikut Mas Wisnu ke Yogya besok.”“Kenapa aku? Masih ada teman yang lain.” Audrey langsung menolak saran Derry.“Energi banyak akan percuma kalau dibuang begitu saja.” Derry memberikan alasan masuk akal yang membuat Audrey menatap tidak percaya.“Nggak mau, aku masih baru disini harusnya mas bimbing bukan diserahkan ke Mas Wisnu,” protes Aud
Audrey tidak tahu apa yang dibicarakan Wisnu pada mamanya, mendapatkan ijin dengan mudah padahal selama ini harus melalui beberapa tahap dan sulit. Mamanya tampak lupa jika Audrey memiliki sakit, tapi seakan tidak peduli dengan keadaan Audrey yang suka merasa lelah.“Kamu itu sudah di operasi jadi pastinya baik-baik saja,” ucap mama Audrey dengan santai, Indah.“Biasanya mama sama papa sulit kasih ijin, kenapa sekarang langsung kasih ijin?” Audrey memberikan nada protes dengan tatapan tidak percaya.Mereka berdua sekarang berada didalam kamar Audrey yang sedang memasukkan pakaian kedalam tas, tidak menyiapkan semuanya dari sebelumnya membuat Audrey harus memikirkan apa saja yang dibawa. Wisnu sendiri memutuskan pulang setelah meminta ijin, mereka akan bertemu nanti di bandara.“Beda, kalau biasanya kamu main-main sedangkan ini kamu mencari uang alias kerja. Lagian yang minta ijin langsung bos kamu masa mama melarang, memang kamu mau dilar
Wisnu memegang kata-katanya, menghormati Audrey dengan memberikan ruang ketika dirinya sedang mandi atau menyiapkan diri. Wisnu akan keluar dari kamar, ranjang mereka juga tidak jadi satu, pakaian yang Wisnu pakai saat didalam kamar juga masih sangat sopan. Tidak hanya itu Wisnu juga melakukan pekerjaannya sampai malam yang membuat Audrey tidak enak sendiri, mereka bekerja dalam diam saat berada didalam kamar.“Mas, ini hasil pertemuannya.” Audrey mengirim email pada Wisnu.“Ok,” jawab Wisnu singkat tanpa menatap Audrey.Tidak memiliki pekerjaan lain, menatap layar laptopnya dengan bingung harus melakukan apa. Mengalihkan pandangan kearah Wisnu dimana masih fokus dengan pekerjaannya, hembusan nafas pelan dikeluarkannya dengan menatap kembali pada layar.“Drey, aku bisa minta tolong?” Audrey mengalihkan pandangan kearah Wisnu “Tolong apa, mas?”“Beli camilan sama kopi di tempat kemarin, kopi kamu tahu kan kesukaanku?
“Wuih...yang habis dari luar kota mana oleh-olehnya?” Derry memberikan tatapan menggoda pada Audrey.“Ada di mobil Mas Wisnu, mas nanti minta sendiri aja.” Audrey mengatakan tanpa beban.“Kok bisa di mobil Mas Wisnu?” tanya Fifi penasaran.“Ya, Mas Wisnu bilang suruh minta ke dia karena aku udah rayuin buat beliin kalian oleh-oleh.” Audrey menjawab lagi tanpa beban membuat Fifi membulatkan matanya.Sebelum pulang mereka sempat berdebat tentang oleh-oleh, Audrey ingin yang membawanya sendiri tapi dilarang Wisnu karena memang Audrey berangkat menggunakan kendaraan online dan alasan utamanya adalah Wisnu tidak ingin Audrey lelah.“Kamu satu kamar sama Mas Wisnu?” bisik Fifi yang dijawab anggukan Audrey “Serius?! Kalian nggak ngapa-ngapain, kan?”“Ngapa-ngapain lah, mbak.” Fifi membelalakkan matanya “Kita kan harus ngerjain audit sampai malam juga, lagian kasurnya juga dua.”“Drey, tapi benaran kalian nggak lag
Audrey ingin mengirim Wisnu ke planet mars, kedua kalinya datang ke rumah hanya untuk berbicara dengan kedua orang tuanya. Audrey tidak masalah datang kesini, tapi datangnya pagi seakan tidak ada pekerjaan sama sekali, tidak hanya itu setelah dari rumah langsung mengajaknya ke rumah minta di masakan.“Mas, aku punya kehidupan pribadi loh. Kemarin kita sudah diluar kota bersama sekarang aku disuruh ke rumah lagi? Mas nggak salah?” Audrey menatap malas dengan nada kesalnya.“Aku lagi kangen sama masakanmu, kemarin yang kamu buatin udah habis.” Wisnu menjawab tanpa beban.“Mas kan bisa minta sama mamanya atau pembantu yang biasa ke rumah atau pesan online.” “Kartu aku di kamu jadi nggak bisa ambil uang cash.” Wisnu menjawab lagi yang membuat Audrey menatap tidak percaya “Memang kamu mau kemana? Aku antar.”Audrey tidak menjawab pertanyaan Wisnu, mengeluarkan kartu yang Wisnu berikan dan diletakkan di pahanya membuat Wisnu terkejut