Share

Bab. 75 Kepergian Rey

“Reynan,” ucapku lirih, yang terasa berat kala menatap lelaki itu mulai menjauh.

Angin berhembus, menyapu rambutku dan menerbangkan benda panjang nan lebat itu menutupi sebagian muka. Aku masih terdiam, tak ada gerak tubuhku yang berarti, menatap nanar lelaki yang kini terus menjauh. Ada rasa sakit yang menyeruak tanpa aku bisa menjelaskan. Biasanya, rey lah yang paling hobi menyibak rambutku tatkala diterpa angin seperti ini, membelai lembut dengan menyuguhkan senyum indahnya. Saat ini, semua berlalu begitu saja.

Rey masih mundur ke belakang, namun focus matanya kini beralih ke jari manisku. Sebuah cincin indah tersemat, bersamaan dengan sumpah setia aku dan Haikal, cincin pernikahan yang baru beberapa hari menemaniku. Mata Rey yang tadinya basah, kini mulai menjatuhkan air mata. Namun, dari bibirnya tak terucap sedikitpun perkataan. Kalimat-kalimat cinta yang biasa ia suguhkan bersamaan dengan mimpi yang harusnya saat ini kita bina.

Ingin rasanya aku berlari dan merengkuh tubuh itu,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
Rey. knpa kmu beru datang sekarang. kmna kmu selama ini Rey...........
goodnovel comment avatar
Ckhu Fiza
kenapa c haikah egois..pdhl kan vivi cinta matinya sama rey
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status