Share

Bos Killer itu Pacar Rahasiaku
Bos Killer itu Pacar Rahasiaku
Author: Ziach Aprilianty

Bab 1

"Aaaaaww!!"

Rania menjerit saat kopi panas miliknya tumpah ke pakaian seorang pria yang tak ia kenali. Lelaki itu bahkan sampai memekik kencang hingga ia tak sengaja melepas berkas dan juga ponsel yang ada di dalam genggaman tangannya.

"Ya ampun! Maaf, Mas, saya tidak sengaja," seru Rania panik.

Tidak hanya mengotori pakaian lelaki itu saja, ponsel dan berkas milik pria tersebut juga ikut terjun ke lantai dan terkena tumpahan kopi panas yang tadi dibawa oleh Rania. Wanita yang bernama lengkap Rania Putri itu pun seketika semakin panik melihat hal yang telah terjadi akibat kecerobohannya.

"Argh!! Sial!! Panas banget lagi."

Lelaki berpakaian formal dengan mengenakan jas berwarna hitam itu segera membuka kancing baju kemeja di bagian tubuhnya yang memerah akibat tumpahan kopi panas tadi, supaya ia bisa mendapat angin untuk menghilangkan sedikit rasa sakit di bagian badan yang terkena kopi panas itu.

Rania segera mengambil sapu tangan yang ada di dalam tasnya, kemudian membantu pria itu membersihkan kemeja dan jas yang terkena tumpahan kopi miliknya. "Sekali lagi saya minta maaf, Mas. Saya benar-benar nggak sengaja," ucap Rania penuh sesal.

Namun, sepertinya perkataan Rania sama sekali tidak membantu memperbaiki situasi. Pria itu sudah terlanjur marah dan kesal pada wanita di hadapannya yang tak lain adalah Rania. Lelaki bernama Reynald itu menatap Rania dengan sorot mata yang sangat tajam.

"Berkas saya jadi kotor gara-gara kamu, nih!" sentak Reynald. "Kalau jalan itu matanya lihat ke depan! Orang segede gini nggak ngelihat," omel Reynald dengan kesal.

Bentakan pria itu membuat Rania semakin takut. Wanita berusia 25 tahun itu pun segera membantu memungut barang-barang Reynald yang terjatuh di lantai. Layar ponsel dan berkas milik Reynald juga sudah kotor dan basah karena tumpahan kopi Rania tadi. Rania benar-benar merasa bersalah sekaligus takut jika dirinya harus mengganti kerugian yang dialami oleh pria itu karena Rania juga tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar ganti rugi handphone milik pria tersebut.

"Saya benar-benar minta maaf, Mas. Lagian Mas sendiri juga tadi tahu-tahu berdiri gitu aja bikin saya kaget."

Rania sengaja berkata seperti itu agar dia tidak disalahkan dan diminta ganti rugi, sebab uang Rania hanya cukup untuk membeli makan siang nanti dan juga untuk ongkos pulang kerja. Rania benar-benar tidak punya uang lebih saat ini.

Reynald yang mendengar ucapan Rania pun sontak seketika langsung membulatkan kedua matanya. Kata-kata Rania justru membuat pria itu semakin terlihat garang. Untungnya Reynald mengenakan kacamata hitam, sehingga mata melotot yang pria itu tunjukkan tidak terlihat jelas oleh Rania. Wanita itu juga tidak bisa melihat wajah Reynald dengan jelas sebab kacamata yang bertengger di wajah pria itu.

"Kamu nyalahin saya?" tanya Reyhan tak percaya. "Kamu yang numpahin kopi ke saya, kenapa justru kamu yang nyalahin saya, hah!" sungut Reynald.

"Ya kan Mas tadi tiba-tiba berdiri gitu aja, makanya saya jadi kaget dan kopi saya tumpah. Berarti salah Mas juga, dong!" balas Rania.

"Dasar perempuan gak tahu malu! Kamu tahu nggak kalau saya hari ini ada pertemuan penting? Lihat ini, semua berkas saya jadi kotor gara-gara kamu!" hardik Reynald.

Pria berusia 30 tahun itu tampak mengamuk pada wanita di hadapannya. Reynald bahkan sampai memaki Rania dengan suara kencang di dalam cafe. Tampaknya pria itu benar-benar sangat marah pada Rania.

"Heh! Kamu denger, ya! Ini bukan sepenuhnya salah saya. Mas sendiri yang tiba-tiba berdiri dan ceroboh jatuhin berkasnya. Kenapa Masnya malah jadi marah-marah ke saya?" seru Rania yang mulai terpancing emosi.

"Berkas saya nggak akan jatuh dan kotor begini kalau kamu nggak nabrak saya! Pake acara numpahin kopi segala lagi," sahut Reynald.

Dua detik kemudian pria itu tiba-tiba memperlihatkan senyum sinisnya. "Oh, saya tahu. Ini pasti akal-akalan kamu buat ngegaet para pria kaya, 'kan? Biar mereka ngerasa bersalah, terus ngajak kamu kenalan, terus kamu deketin, pacaran, diporotin, deh! Iya, 'kan? Dasar wanita murahan!" tuduh Reynald.

"Jangan ngomong sembarangan kamu, ya! Saya laporin atas tuduhan pencemaran nama baik baru tahu rasa kamu!" Rania balik membentak pria itu dengan mengancam akan melaporkannya ke polisi.

Reynald yang mendengar ancaman Rania justru tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha, kamu mau melaporkan saya?" tanya Reynald dengan tatapan remeh pada Rania. "Justru saya yang akan jebloskan kamu ke penjara!" ancam Reynald balik.

Keduanya sama-sama keras kepala. Rania yang awalnya takut pada pria itu mendadak berubah menjadi berani karena kesal dengan sikap angkuh yang diperlihatkan oleh Reynald. Kedua orang itu sukses menjadi sorotan para pegawai dan pengunjung cafe yang ada di sana.

"Laporin aja sana. Saya nggak takut! Lagian saya juga nggak sengaja numpahin kopi itu ke baju kamu," sahut Rania cepat. "Gara-gara kamu kopi itu belum sempat saya minum!" gerutu Rania cemberut.

"Kopi murah aja dipermasalahkan. Asal kamu tahu, ya. Harga kopi yang kamu beli itu nggak sebanding dengan harga jas dan kemeja yang saya pakai, bahkan harga diri kamu aja belum tentu mampu mengganti harga jas ini," seru Reynald seraya menunjuk Rania.

Rania mulai naik pitam. Makin ke sini kata-kata yang keluar dari mulut Reynald semakin pedas dan menyakitkan hingga membuat Rania tersinggung. "Tolong jaga ucapannya ya, Mas!" tegur Rania memperingatkan Reynald.

Sayangnya Reynald sudah dipuncaknya emosi, sehingga pria itu tak menggubris apa yang diucapkan oleh Rania.

"Memangnya kenapa? Bukannya memang benar, ya? HARGA DIRI KAMU AJA BELUM TENTU BISA MENGGANTI JAS MAHAL SAYA INI." Reynald sengaja menghina Rania dengan menekankan kalimat ucapannya.

PLAKK!!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status