Share

Bos Killer itu Pacar Rahasiaku
Bos Killer itu Pacar Rahasiaku
Penulis: Ziach Aprilianty

Bab 1

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-22 15:39:09

"Aaaaaww!!"

Rania menjerit saat kopi panas miliknya tumpah ke pakaian seorang pria yang tak ia kenali. Lelaki itu bahkan sampai memekik kencang hingga ia tak sengaja melepas berkas dan juga ponsel yang ada di dalam genggaman tangannya.

"Ya ampun! Maaf, Mas, saya tidak sengaja," seru Rania panik.

Tidak hanya mengotori pakaian lelaki itu saja, ponsel dan berkas milik pria tersebut juga ikut terjun ke lantai dan terkena tumpahan kopi panas yang tadi dibawa oleh Rania. Wanita yang bernama lengkap Rania Putri itu pun seketika semakin panik melihat hal yang telah terjadi akibat kecerobohannya.

"Argh!! Sial!! Panas banget lagi."

Lelaki berpakaian formal dengan mengenakan jas berwarna hitam itu segera membuka kancing baju kemeja di bagian tubuhnya yang memerah akibat tumpahan kopi panas tadi, supaya ia bisa mendapat angin untuk menghilangkan sedikit rasa sakit di bagian badan yang terkena kopi panas itu.

Rania segera mengambil sapu tangan yang ada di dalam tasnya, kemudian membantu pria itu membersihkan kemeja dan jas yang terkena tumpahan kopi miliknya. "Sekali lagi saya minta maaf, Mas. Saya benar-benar nggak sengaja," ucap Rania penuh sesal.

Namun, sepertinya perkataan Rania sama sekali tidak membantu memperbaiki situasi. Pria itu sudah terlanjur marah dan kesal pada wanita di hadapannya yang tak lain adalah Rania. Lelaki bernama Reynald itu menatap Rania dengan sorot mata yang sangat tajam.

"Berkas saya jadi kotor gara-gara kamu, nih!" sentak Reynald. "Kalau jalan itu matanya lihat ke depan! Orang segede gini nggak ngelihat," omel Reynald dengan kesal.

Bentakan pria itu membuat Rania semakin takut. Wanita berusia 25 tahun itu pun segera membantu memungut barang-barang Reynald yang terjatuh di lantai. Layar ponsel dan berkas milik Reynald juga sudah kotor dan basah karena tumpahan kopi Rania tadi. Rania benar-benar merasa bersalah sekaligus takut jika dirinya harus mengganti kerugian yang dialami oleh pria itu karena Rania juga tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar ganti rugi handphone milik pria tersebut.

"Saya benar-benar minta maaf, Mas. Lagian Mas sendiri juga tadi tahu-tahu berdiri gitu aja bikin saya kaget."

Rania sengaja berkata seperti itu agar dia tidak disalahkan dan diminta ganti rugi, sebab uang Rania hanya cukup untuk membeli makan siang nanti dan juga untuk ongkos pulang kerja. Rania benar-benar tidak punya uang lebih saat ini.

Reynald yang mendengar ucapan Rania pun sontak seketika langsung membulatkan kedua matanya. Kata-kata Rania justru membuat pria itu semakin terlihat garang. Untungnya Reynald mengenakan kacamata hitam, sehingga mata melotot yang pria itu tunjukkan tidak terlihat jelas oleh Rania. Wanita itu juga tidak bisa melihat wajah Reynald dengan jelas sebab kacamata yang bertengger di wajah pria itu.

"Kamu nyalahin saya?" tanya Reyhan tak percaya. "Kamu yang numpahin kopi ke saya, kenapa justru kamu yang nyalahin saya, hah!" sungut Reynald.

"Ya kan Mas tadi tiba-tiba berdiri gitu aja, makanya saya jadi kaget dan kopi saya tumpah. Berarti salah Mas juga, dong!" balas Rania.

"Dasar perempuan gak tahu malu! Kamu tahu nggak kalau saya hari ini ada pertemuan penting? Lihat ini, semua berkas saya jadi kotor gara-gara kamu!" hardik Reynald.

Pria berusia 30 tahun itu tampak mengamuk pada wanita di hadapannya. Reynald bahkan sampai memaki Rania dengan suara kencang di dalam cafe. Tampaknya pria itu benar-benar sangat marah pada Rania.

"Heh! Kamu denger, ya! Ini bukan sepenuhnya salah saya. Mas sendiri yang tiba-tiba berdiri dan ceroboh jatuhin berkasnya. Kenapa Masnya malah jadi marah-marah ke saya?" seru Rania yang mulai terpancing emosi.

"Berkas saya nggak akan jatuh dan kotor begini kalau kamu nggak nabrak saya! Pake acara numpahin kopi segala lagi," sahut Reynald.

Dua detik kemudian pria itu tiba-tiba memperlihatkan senyum sinisnya. "Oh, saya tahu. Ini pasti akal-akalan kamu buat ngegaet para pria kaya, 'kan? Biar mereka ngerasa bersalah, terus ngajak kamu kenalan, terus kamu deketin, pacaran, diporotin, deh! Iya, 'kan? Dasar wanita murahan!" tuduh Reynald.

"Jangan ngomong sembarangan kamu, ya! Saya laporin atas tuduhan pencemaran nama baik baru tahu rasa kamu!" Rania balik membentak pria itu dengan mengancam akan melaporkannya ke polisi.

Reynald yang mendengar ancaman Rania justru tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha, kamu mau melaporkan saya?" tanya Reynald dengan tatapan remeh pada Rania. "Justru saya yang akan jebloskan kamu ke penjara!" ancam Reynald balik.

Keduanya sama-sama keras kepala. Rania yang awalnya takut pada pria itu mendadak berubah menjadi berani karena kesal dengan sikap angkuh yang diperlihatkan oleh Reynald. Kedua orang itu sukses menjadi sorotan para pegawai dan pengunjung cafe yang ada di sana.

"Laporin aja sana. Saya nggak takut! Lagian saya juga nggak sengaja numpahin kopi itu ke baju kamu," sahut Rania cepat. "Gara-gara kamu kopi itu belum sempat saya minum!" gerutu Rania cemberut.

"Kopi murah aja dipermasalahkan. Asal kamu tahu, ya. Harga kopi yang kamu beli itu nggak sebanding dengan harga jas dan kemeja yang saya pakai, bahkan harga diri kamu aja belum tentu mampu mengganti harga jas ini," seru Reynald seraya menunjuk Rania.

Rania mulai naik pitam. Makin ke sini kata-kata yang keluar dari mulut Reynald semakin pedas dan menyakitkan hingga membuat Rania tersinggung. "Tolong jaga ucapannya ya, Mas!" tegur Rania memperingatkan Reynald.

Sayangnya Reynald sudah dipuncaknya emosi, sehingga pria itu tak menggubris apa yang diucapkan oleh Rania.

"Memangnya kenapa? Bukannya memang benar, ya? HARGA DIRI KAMU AJA BELUM TENTU BISA MENGGANTI JAS MAHAL SAYA INI." Reynald sengaja menghina Rania dengan menekankan kalimat ucapannya.

PLAKK!!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bos Killer itu Pacar Rahasiaku    Bab 67

    Rania yang terkejut mendengar suara beling pecah pun lantas menoleh ke arah bosnya dan melihat telapak tangan Reynald yang mengeluarkan darah.Rania lantas bergegas mengambil sapu tangan di tasnya dan berlari ke meja Reynald. Mengelap telapak tangan Reynald yang penuh dengan darah. “Ya ampun, Pak! Kenapa bisa gini?” panik Rania. Namun, Reynald hanya diam membisu dengan tatapan kosongnya. Terlihat jelas mata pria itu yang tenah memancarkan emosi.Rania kemudian berlari mengambil betadine dan kain kasa guna membelitkan luka di tangan Reynald. Dengan pelan dan telaten, Rania mengobati luka itu. Setelah selesai mengobati tangan Reynald, Rania segera membersihkan beling-beling yang berceceran di lantai.Tatapan Reynald masih terpaku pada pikirannya. Pria itu bahkan tak sadar jika Rania sudah mengobati luka di tangannya, dan Rania juga yang membersihkan pecahan-pecahan beling itu.Rania lantas kembali ke mejanya setelah selesai membersihkan pecahan-pecahan gelas kaca itu. Namun, belum sampa

  • Bos Killer itu Pacar Rahasiaku    Bab 66

    “Udah lama kerja sama Reynald?” tanya Irene seraya berdiri di samping Rania dan merapikan penampilannya.“Lumayan, Mbak!” jawab Rania. Wanita itu terpaksa harus berbohong sebab Rania melihat Irene ini agak sedikit sombong.“Oh.” Hanya itu yang keluar dari mulut Irene.“Mbaknya udah kenal sama Pak Reynald?” tanya Rania yang sengaja memancing Irene.“Ya. Kami sudah kenal cukup lama. Sangat lama, dan sangat kenal,” jawab Irene sombong.“Oh.” Rania mengangguk.“Reynald belum punya pacar, kan?” tanya Irene.“Kalau itu saya tidak tahu, Mbak. Karena itu bukan wewenang saya untuk mengurus hidup orang lain,” ujar Rania yang mampu merubah ekspresi wajah Irene.Wanita itu tampak kesal mendengar jawaban dari mulut Rania. Rania seolah seperti sedang menyindir Irene. Rania kemudian pamit untuk kembali ke ruangan Indira, sedangkan Irene justru mengepalkan tangannya seraya menatap punggung Rania yang semakin menjauh.***Setelah dari toilet Reynald memutuskan untuk kembali ke kantor bersama Rania. Pr

  • Bos Killer itu Pacar Rahasiaku    Bab 65

    Saat ketiga orang itu sedang fokus membicarakan perkembangan bisnis kain di perusahaan Reynald, tiba-tiba seorang wanita misterius datang dan mengetuk pintu ruangan Indira.“Masuk!” seru Indira mempersilakan.Wanita misterius itu pun masuk ke dalam ruangan Indira dengan langkah percaya dirinya bersama dengan seorang office girl yang kebetulan juga berada di depan pintu ruangan Indira. Rania menoleh sesaat untuk melihat orang yang datang tersebut, kemudian kembali fokus pada percakapan antara Reynald dan Indira.Wanita misterius itu tampak berjalan beriringan bersama dengan office girl tersebut, kemudian office girl itu meletakkan kopi yang ia buat di meja yang ada di depan ketiga orang itu, sedangkan Irene berdiri di samping office girl itu.Pembicaraan spontan terhenti saat office girl tersebut mempersilakan para tamu untuk meminum kopi yang telah ia buat. “Silakan diminum, Pak, Bu!” ucap office girl itu dengan ramah.Reynold menoleh menatap depan. Di mana office girl itu berdiri dan

  • Bos Killer itu Pacar Rahasiaku    Bab 64

    Sesampainya di tempat yang telah ditentukan, Reynald dan Rania segera turun dari mobil. Keduanya berjalan beriringan menuju meja tempat bertemu dengan klien. Baru saja keduanya duduk di bangku yang telah dipesan oleh Reynald, klien itu datang. Reynald dan Rania sontak kembali berdiri dan menyambut klien mereka. “Selamat pagi, Pak Reynald. Bagaimana kabarnya?” sapa klien Reynald.“Baik. Sangat baik. Silakan duduk, Pak.” “Ini sekretaris barunya atau calon Pak Reynald, nih?” tanya klien itu saat bersalaman dengan Rania.Rania yang mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh klien itu pun mencoba menyanggahnya. Takut jika Reynald tersinggung. “Ah, saya–” Belum selesai Rania berbicara, Reynald lebih dulu memotongnya. “Dia sekretaris pribadi saya,” ucap Reynald tersenyum.“Oh, pantes. Hahahaha. Ya ya ya, saya mengerti.” Klien itu spontan tertawa. Mengerti maksud dari ucapan Reynald, sedangkan Rania justru mengerutkan keningnya merasa bingung kenapa orang itu tertawa.****“Udah dari tadi

  • Bos Killer itu Pacar Rahasiaku    Bab 63

    Tak lama mobil Reynald berhenti di sebuah toko. Reynald segera keluar dari mobilnya, sedangkan Rania yang bingung pun hanya diam membeku di dalam mobil. Reynald yang melihat Rania hanya diam pun memberikan kode lewat gerakan kepalanya agar Rania keluar dari kendaraan itu.“Pilihkan sepatu yang bagus untuk dia,” titah Reynald seraya menunjuk Rania yang masih berada di belakangnya. “Baik, Pak!” patuh pelayan itu.“Ukuran sepatunya nomor berapa, Kak?” tanya pelayan itu pada Rania yang kini menatapnya bingung.“Hah? Saya?” tanya Rania bingung.“Iya, Kak. Ukuran kaki kakak nomor berapa?” “Tiga puluh delapan. Kenapa, Mbak?”“Tidak apa-apa, Kak. Sebentar ya, saya carikan dulu,” ujar pelayan itu yang kemudian mengambil beberapa wedges dan high heels yang bagus dan cocok untuk Rania.Rania hanya diam berdiri menatap bos dan pelayan toko itu dengan bingung. Beberapa saat kemudian pelayan toko itu pun datang dengan membawa beberapa kardus yang isi di dalamnya adalah model sandal dan sepatu yan

  • Bos Killer itu Pacar Rahasiaku    Bab 62

    “Pagi, Pak!” sapa Rania pada satpam penjaga kantor.“Pagi juga, Bu Rania,” balas satpam tersebut.Rania melangkah masuk ke dalam kantor. Tak lama disusul oleh seorang pria berbadan tegap yang juga baru datang.“Pagi, Pak!” siapa para satpam pada Reynald.“Pagi,” jawab Reynald.Rania yang sedang menatap layar teleponnya sedikit terkejut saat tiba-tiba ada seseorang yang berjalan di sampingnya. Wanita itu sontak menoleh dan melihat siapa orang yang berada di sampingnya. Ternyata orang itu adalah bosnya.“Eh, Bapak,” nyengir Rania. “Pagi, Pak!” sambung wanita itu.“Segera bersiap. Sebentar lagi kita berangkat,” ujar Reynald tanpa menjawab sapaan dari Rania.“Baik, Pak.” Keduanya lantas menuju ke meja kerja mereka masing-masing. Namun, tiba-tiba Reynald memanggil Rania.***Seorang wanita memasuki gedung perusahaan besar dengan langkah anggun bak model ternama papan atas. Kacamata yang bertengger di hidungnya ia naikkan hingga di atas kepala. Semua mata tertuju padanya. Dengan angkuhnya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status