"Selamat pagi." Suara dari seberang sana."Selamat pagi, apa ini dengan kantor Wijaya Grup?" Ucap Mark."Iya, ini dengan kantor Wijaya Grup. Saya bicara dengan siapa?" Tanya dari seberang sana."Ini saya Mark, klien pak Anjas. Apa saya bisa bicara dengan Ibu Zeira?""Maaf pak, ibu Zeira tidak ada di kantor." Balas dari seberang."Kalau begitu apa saya bisa meminta nomor ponselnya? ada yang ingin saya sampaikan tentang pak Anjas." "Tu....tu....tu...tu...." Tiba-tiba panggilan terputus. Mark mencoba menghubunginya kembali, namun tidak bisa terhubung."Pasti ada yang tidak beres," ucap Mark. Ia bangkit dari kursi dan pergi meninggalkan rumah sakit.Sementara di tempat lain, Saddam langsung melakukan tindakan agar Mark tidak bisa menghubungi nomor kantor. Ia juga berusaha menghubungi nomor Bella untuk memberitahu tentang Mark. Tetapi sayang, panggilnya tidak terhubung. Bagaimana terhubung, Bella saat ini sedang koma di rumah sakit, sedangkan ponselnya tinggal di hotel.Tepat pukul 5 sor
Mark sudah memohon, tetapi security tidak juga mengizinkannya untuk masuk. Akhirnya Mark kembali ke hotel."Saya terima nikahnya dan kawinnya Zeira Kirana binti Barata, dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai." "Sah...sah...sah..."Kini Zeira resmi menjadi istri Saddam, ia hanya menjabat tangan suaminya tanpa menciumnya. Begitu juga dengan sebaliknya, Saddam tidak mencium kening Zeira, sebab istrinya itu menghindar.Air mata tidak berhenti ke luar dari matanya, begitu juga dengan Susan. Ia sangat mengerti bagaimana perasaan kakaknya saat ini. Tetapi walaupun demikian, Susan tetap mengucapkan selamat dan mendoakan semoga rumah tangga kakaknya bahagia dan harmonis.Waktu menunjukkan pukul 5 sore, saat Saddam masuk ke kamar. Ia melihat Zeira duduk di kursi sambil menghadap ke arah kolam renang melalui jendela."Hem..." Saddam sengaja berdehem agar Zeira menyadari kedatangannya.Namun Zeira sama sekali tidak merespon, tatapan wanita cantik itu tetap saja tertuju ke arah kolam renang
Mark melangkah mendekati Bella, "Maaf, tapi saya tidak mengenal anda." Wajah Bella terlihat sedih, bahkan kedua sudut matanya mengeluarkan cairan bening. Kondisinya saat ini membuatnya tidak bisa melakukan apapun. .......................Satu bulan telah berlalu, kondisi Bella kini semakin membaik. Terapi yang ia lakukan setiap hari membuat jari tangannya sudah bisa bergerak.Begitu juga dengan Mark, pria keturunan Jerman itu selalu datang menemui Anjas. Ia berusaha mengingatkan Anjas tentang masa lalunya, bahkan ia memberikan apartemennya untuk tempat tinggal Anjas dan Bella, selama mereka di sana. Mark sebenarnya ingin sekali terbang ke Indonesia untuk menemui Zeira lagi, tetapi pekerjaannya yang begitu penting tidak bisa ia tinggalkan. "Um...hum..." Bella menggumam saat melihat Mark muncul dari pintu.Mark yang mengerti maksud Bella, lantas menghampirinya, sedangkan Anjas bergegas menuju kamar."Ada apa Bella? apa kamu inginkan sesuatu?" Tanya Mark.Bella mengangguk, matanya ia
"Hentikan." Sentak Zeira dengan nada yang lebih tinggi.Ia berusaha mendorong tubuh Saddam sekuat tenaga. Tetapi apalah daya, tubuhnya jauh lebih kecil daripada Saddam."Diam Zeira." Geram Saddam.Ia mulai kesal dengan sikap Zeira yang berontak, dengan kasar tangannya mencengkram kedua pipi Zeira."Kamu adalah istriku, sudah kewajibanmu untuk melayaniku," ucap Saddam dengan tegas. "Jadi, biarkan aku menikmati tu....." Tiba-tiba seseorang menarik Saddam dari belakang, sehingga pria tampan itu tidak melanjutkan kata-katanya.Pak....puk...pak... Beberapa pukulan mendarat di wajah Saddam."Aku yang akan menikmati tubuhmu pengkhianat." Suara bariton itu membuat Zeira berhenti menagis. Tadinya ia meringkuk di atas tempat tidur sambil berurai air mata, tapi kini kepalanya terangkat setelah mendengar suara yang tidak asing di telinganya."Ma....ma...mas Anjas," ucapnya dengan bibir gemetar.Zeira sama sekali tidak bergerak dari tempat tidur, ia mengucek mata untuk memperjelas penglihatannya
Zeira mengerutkan kening, ia bingung kenapa Anjas memanggil wanita itu, Bella. Sedangkan selma ini Zeira mengenalnya sebagai imel."Apa kabar Nyonya Zeira?" sapa Mark, sambil menyodorkan tangannya."Saya baik, bagaimana dengan bapak?" Zeira menjabat tangan Mark, ia juga balik bertanya."Saya baik," balas Mark.Setelah melepaskan tangannya dari Mark, Zeira menyodorkan tangannya kepada Bella. Namun Bella tidur menyambut tangan Zeira, ia justru menarik tangan wanita cantik itu, lalu memeluknya sambil menangis."Maafkan aku Zeira, aku benar-benar minta maaf," ucap Bella di sela-sela tangisan.Zeira melepaskan pelukannya dari Bella, "Hey, kamu kenapa minta maaf?" ucapnya.Tentu Zeira bertanya demikian! Menurutnya, ia tidak pernah ada masalah dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini. Karena Zeira tidak tahu, kalau wanita itu adalah Bella. Sebab Bella sudah mengubah seluruh wajahnya dengan melakukan operasi plastik."Aku mohon maafkan aku Zeira, aku telah banyak melakukan kesalahan terh
Dentuman musik house memenuhi sebuah ruangan, di mana para siswa siswi yang baru lulus sekolah SMA sedang bergembira di dalam sana. Mereka menikmati minuman wine sambil menggoyangkan tubuh mengikuti musik remix. "Ayo Zeira, jangan malu-malu," ucap seorang wanita kepada sahabatnya. Sambil menarik tangan wanita cantik itu, dan membawanya ke tengah keramaian. "San, aku ke kamar mandi dulu ya?" Zeira melangkah menuju kamar mandi dengan langkah sempoyongan. Minuman yang ia teguk kini membuatnya sulit untuk berjalan dan matanya mulai berkunang-kunang. Zeira membasuh wajahnya dengan air, ia berharap hal itu akan membuat penglihatannya kembali normal. Namun ternyata tidak, justru penglihatannya semakin parah, bahkan kaca yang ada di hadapannya terlihat berputar-putar. "Ra, kamu baik-baik saja kan?" panggil Susan, sambil mengetuk pintu. Wanita cantik berambut pendek itu merasa khawatir karena Zeira sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Itu sebabnya dia menyusul ke sana. Setelah menungg
"Kamu mau ngapain?" Pria itu mengulang pertanyaannya. "Tolong sentuh aku, Pak," jawab Zeira dengan suara erotis, yang membuat sesuatu di bawah sana terbangun dari tidurnya. "Apa kamu benar-benar ingin melakukannya?" tanya pria itu untuk memastikan. "Hm..." Zeira menganggukkan kepala. Hanya dalam hitungan detik, tubuh keduanya sudah polos tanpa sehelai benang. Pria tampan itu sudah menikmati setiap inci dari kulit mulus wanita cantik itu. "AW......." Suara jeritan Zeira memenuhi ruangan yang cukup luas itu. Walaupun ia dalam keadaan mabuk parah! Tetapi ia bisa merasakan sakit yang luar biasa dikedua pangkal pahanya, saat pria tampan itu menghentakkan tubuhnya dengan kasar. "Ow.... milikmu sangat sempit sayang." Pria itu mengerang, sambil melanjutkan aksinya. Setelah melakukan pertempuran kurang lebih 1 jam, keduanya langsung tertidur tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu..................Suara ponsel membangunkan pria itu dari tidurnya. Ia membuka mata dengan malas sam
Dua bulan telah berlalu, Zeira menjalani hari-harinya seperti biasa. Dulu sewaktu sekolah, ia bekerja dari pukul 1 siang hingga pukul 10 malam. Tetapi selama 2 bulan ini, ia mulai bekerja pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore. Zeira sebenarnya sudah merasa nyaman bekerja di sana, dan upah yang ia terima sudah cukup lumayan. Namun kondisi ibunya yang semakin memburuk, membuat Zeira harus mencari perkejaan yang lebih bagus dan gajinya lebih tinggi, agar ia bisa membawa ibunya berobat ke rumah sakit. Pagi ini Zeira sedang bersiap-siap, karena sebentar lagi sahabatnya Susan datang menjemput. Tin... Zeira berlari ke luar rumah ketika mendengar suara klakson mobil. Ia yakin kalau itu pasti Susan, dan dugaannya memang benar. "Hay Ra?" Sapa Susan dari dalam mobil. "Hay, maaf ya, aku sudah merepotkan kamu." Zeira merasa tidak enak karena meminta Susan menemaninya untuk mengantar lamaran kerja. "Santai saja, aku tidak merasa direpotkan kok. Lagipula kita sudah lama tidak bertemu, jadi aku suda