Share

BAB 4

Dengan sangat amat penasaran semua karyawan termasuk Caramel menoleh kearah pint masuk. Ceo baru itu tengah berjalan menuju depan tak lupa dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

Hati Caramel sangat berdebar dan terkejut melihat wajah ceo baru itu. “Leon?” bisik Caramel.

Leon melangkahkan kakinya dengan sangat percaya diri. Saat Leon berada didepan, tatapan matanya bertemu dengan Caramel karena Caramel berada dibarisan paling depan bersama dengan teman-temannya. Caramel melihat Leon tidak terkejut melihatnya, karena Leon memang tau kalau Caramel bekerja pada perusahaan ini. Namun, bagaimana bisa Leon menjadi ceo diperusahaan ini?.

Dengan raut wajah yang masih terkejut, Caramel masih menatap laki-laki itu yang masih sama menatapnya. Caramel berusaha untuk menahan tangsi dan menahan diri untuk tidak berlari ke depan dan meminta penjelasan kepada Leon, mengapa dia membatalkan pernikahan mereka begitu saja.

“Anjir ganteng banget ceo baru itu!” ucap Elsa.

“Iya, kayak oppa-oppa korea!” sahut Tari, “Tapi kok gue ngerasa kalau ceo baru itu ngelitin lo terus Mel,”

Leon langsung memalingkan wajahnya, sedangkan Caramel menghembuskan nafasnya berat. “Perasaan lo aja kali!” jawab Caramel malas.

Dwi berdeham, “Ada yang harus nempatin janji nih!” kata Dwi memberikan kode kepada Elsa.

Elsa pun langsung merasa kesal karena uangnya akan terpong selama satu bulan, “Sialan! Kenapa juga harus ceo ganteng dan muda sih?” cerutu Elsa.

Dwi tertawa melihat wajah Elsa yang sangat kesal itu, “Siap-siap yah, uang lo bakalan gue kuras!”

Elsa mendelik tidak terima, “Cuma makan siang doang!”

“Wes, tidak bisa!” tolak Dwi sambil melambaikan tangannya.

“Matre amat lo!”

“Biarin!” ucap Dwi sambil menjulurkan lidahnya.

Caramel terdiam, bagaimana bisa Leon menjadi ceo dari perusahaan ini, karena sepengetahuan Caramel perusahaan ini bukanlah milik dari keluarga.

“Lo berdua berisik banget, bisa diem gak sih?” seketika Dwi dan Elsa diam ketika Elna berkata seperti itu.

Tak lama kemudian, Leon pun berbicara membuat semua orang langsung terdiam kemudian Caramel melihat Leon yang mengambil mix dari pak Rian.

“Selama siang semuanya!” ucap Leon yang langsung dijawab oleh seluruh karyawannya.

Hati Caramel sangat sakit, biasanya Leon akan tersenyum padanya. Tetapi kali ini tidak. Caramel terus menatap Leon dengan penuh pertanyaan yang ada diotaknya. Setelah tega membatalkan pernikahan mereka, kini Leon datang sebagai ceo dari perusahaan tempat Caramel kerja.

“Sebelumnya saya minta maaf karena terlah mengganggu waktu kalian!” ucap Leon sambil tersenyum raham, “Saya disini hanya akan memperkenalkan diri saya sebagai ceo baru di perusahaan ini. Karena paman saya yang sebelumnya menjadi ceo di perusahaan ini memutuskan untuk pensiun!. Seperti yang kalian tau kalau paman saya tidak mempunyai keturunan sehingga jabatan yang dia pengang langsung dipindahkan kepada saya,”

Caramel sangat tercengang, selama ini Leon tidak pernah memberitahunya soal hal ini. Caramel jadi teringat sesuatu, pada saat dia lulus sekolah Caramel sempat kesusahan untuk mendapatkan pekerjaan. Lalu Leon menyuruhnya untuk melamar pada perusahana yang saat ini dia bekerja, dan tak lama setelahnya Caramel langsung diterima padahal untuk masuk ke perusahaan ini sangat sulit sekali.

“Apa kamu yang membantu aku Leon?” tanya Caramel dalam hatinya.

Leon kembali melanjutkan pembicaraannya, dan Caramel sama sekali tidak memperhatikan apa yang diucapkan oleh Leon sampai acara perkenalan itu pun hampir selesai.

Caramel tersadar saat Tari menepuk pundaknya, “Lo kenapa malah ngelamun sih?” tanya Tari.

Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Ah enggak kok!” bantah Caramel. Lalu Caramel menatap Leon yang berjalan keluar, namun sebelum laki-laki itu keluar Caramel dapat melihat kalau Leon, sedikit melirik kepadanya.

∞∞∞∞

“Gak nyangka banget deh gue, ceo baru kita itu muda plus ganteng pake banget!” ucap Dwi heboh, lalu dia melihat pada Elsa yang berada tepat disampingnya. “Lo jangan ingkar janji yah! Awas lo kalau ingkar janji!” acam Dwi.

Kini mereka semua sudah berada di ruangan, tanpa pak Eko karena dia sedang berkumpul dengan beberapa atasan lainnya karena tadi sebelum semuanya bubar dan menuju ruangan masing-masing, Leon sempat memberikan intruksi kepada para atasan untuk berbicara dengannya.

Elsa menatap Dwi sebal, “Iya-iya Dwi, bawel banget lo kayak emak gue!” jawab Elsa.

“Tapi emang beneran ganteng sumpah!” lalu Hani menatap pada Caramel yang sedari tadi hanya diam, “Tapi kok gue ngerasa kalau pak Leon itu ngeliatin lo terus sih Mel!”

“Nah kan, apa gue bilang tadi. Gue juga ngerasa kalau pak Leon itu ngeliatin Caramel terus, lo sih gak percaya!” ucap Elsa sambil mendorong sedikit bahu Elna.

Elna memutarkan bola matanya malas, “Ya gue mikirnya kalau dia itu merhatiin kita bukan cuma Caramel!”

“Oh ya?” tanya Caramel.

Elsa menganggukkan kepalanya, “Iya serius deh, bukan cuma gue doang yang ngerasain kalau pak Leon itu ngeliatin lo terus Dwi,Tari sama Hani pun ngerasain hal yang sama. Cuma Elna doang yang gak ngerasa gitu!”

“Tapi gue mikir lagi, mungkin kita yang salah!” sahut Tari.

“Tapi gue ngarasa kalau pak Leon itu ngeliatin Caramel terus!” Elsa tetap pada pendiriannya.

“Ah masa iya sih!” bantah Caramel, tidak mungkin juga dia berbicara jujur kalau Leon memang menatapnya dan kenyataannya Leon adalah orang yang sangat spesial untuk Caramel sebelum dia memutuskan pernikahannya begitu saja. “Apa yang diucapin Elna itu emang bener, mana mungkin juga pak Leon ngelitain gue!”

“Nah Caramel aja gak ngerasa kalau dia diliatin terus, lo malah sok tau!” jawab Elna.

Caramel menghembuskan nafanya pelan. Diam-diam Caramel mengelus-ngelus perutnya yang masih terlihat rata. “Setelah ini, kita temuin papah kamu yah nak!” ucap Caramel dalam hatinya.

“Tapi, pak Leon udah punya pacar belum yah? Kalau belum, gue mau deh!” ucap Hani sambil berkhayar. Mendengar kata pacar membuat Caramel berfikir seperti apa hubungannya dengan Leon sekarang?.

Tari langsung menoyor kepala Hani. “Halu lo!” sedangkan Hani hanya mengelus-ngelus kepalanya.

“Ehemmm!” seketika semua teman Caramel termasuk Caramel sendiri menoleh kearah datangnya suara. Ternyata itu adalah pak Eko yang sudah berdiri didepan pintu dan sedang berjalan menuju tempat duduknya, “Kalian mau bekerja atau bergosip.

Setelah mendengar perkataan dari pak Eko pun, semua teman-teman Caramel kembali ke tempat mereka masing-masing dan mulai melakukan pekerjaan mereka.

Caramel berdiri dari tempatnya, “Saya izin ke toilet sebentar pak!” Caramel meminta izin kepada pak Eko.

Pak Eko pun menganggukkan kepalanya, “Jangan berlama-lama!”

Setelah mendapatkan izin dari pak Eko, Caramel langsung keluar dari ruangannya tetapi tidak menuju toilet melainkan pergi ke ruangan Leon karena itu tujuannya sekarang.

Sebelum menuju ruangan Leon, Caramel mengerutkan keningnya ketika melihat Alexa yang berjalan menuju ruangan Leon. “Mau apa dia kesini?” guman Caramel.

Karena rasa penasaran dan tujuannya yang sama, Caramel diam-diam melihat Alexa masuk ke dalam ruangan Leon. Karena pintunya tidak tertutup dengan rapat sehingga Caramel dapat melihat dan mendengar perkataan didalam.

“Hai sayang!”

Mendengar perkataan dari Alexa itu membuat hati Caramel tiba-tiba berdetak dengann sangat kencang.

“Kenapa dia bilang sayang sama Leon?” pikir Caramel, dengan hati yang masih berdebar-bebar Caramel mengintip di celah pintu yang terbuka.

“Mau apa kamu kesini?” tanya Leon.

Caramel melebarkan matanya, karena dengan sangat jelas dia melihat Alexa dengan sengaja duduk dipangkuan Leon dan mengalungkan tangannya pada leher Leon. “Emang aku gak boleh yah, ketemu sama pacar aku sendiri?”

“Pacar? Jadi mereka pacaran?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status