Share

BAB 5

“Pacar? Jadi mereka pacaran?”

Caramel sangat terkejut bukan main. Jadi ini adalah alasan dimana Leon membatalkan pernikahan mereka, ini alasan Leon mencampakkan Caramel dan calon anaknya?. Caramel menggelengkan kepalanya, “Apa-apaan ini?”

Air mata keluar begitu saja mengalir di pipi Caramel, dengan keadaan yang emosi Caramel langsung membuka pintu ruangan Leon. Dapat Caramel lihat raut wajah keterkejutan dari Leon dan Alexa saat Caramel masuk ke dalam.

“Mau apa kamu kesini?” tanya Leon datar.

“Lo gak diajarin sopan santun sama orang tua lo?” tanya Alexa menyindir.

Caramel menatap Leon dengan tatapan tidak percaya, lalu tatapannnya beralih pada Alexa yang sedang duduk dipangkuan Leon dengan sengaja mengeratkan pelukannya pada Leon. Caramel tersenyum sinis, “Jadi ini alasan kamu ninggalin aku?” dibalik itu, Caramel berusaha untuk menahan hatinya yang sangat sakit ketika melihat kenyataan bahwa lelaki yang sangat Caramel cintai itu bersama dengan perempuan lain.

Leon menyuruh Alexa untuk turun dari pahanya yang langsung dituruti oleh Alexa, Leon berdiri dari tempat duduknya dan dengan sengaja merangkul pinggang Alexa. “Sudah jelaskan sekarang?” Caramel terdiam terpaku melihatnya, “Kamu sekarang bukan siapa-siapa saya lagi! Lebih baik kamu jangan bersikap seolah kamu adalah pacar saya, bahkan kalau perlu kamu bersikap kalau kita sama sekali tidak kenal. Karena saya sudah tidak mau lagi kenal sama kamu, selain kamu adalah karyawan saya!”

Caramel bersuha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh, “Kenapa? Kenapa kamu tega ngelakuin semua itu sama aku setelah apa yang kamu lakukan sama aku?”

Leon tersenyum sinis, “Kamu pikir selama ini saya serius sama kamu?” Leon tertawa pelan, “Kamu wanita terbodoh yang saya kenal Caramel!” Leon semakin mengencangkan ranggulannya pada Alexa, hal itu membuat Alexa terseyum dan membalas rangkulan Leon. “Saya mencintai Alexa bukan kamu! Sekarang silahkan kamu pergi dari disini!”

Hati Caramel sangat perih ketika Leon bersikap dingin kepadanya. “Apa salah aku sama kamu Leon?” tanya Caramel dengan mata berkaca-kaca.

Alexa menatap Caramel jengah, “Lo itu tuli yah? Lo gak denger kalau Leon ngusir lo dari sini?” tanya Alexa dengan geram. “Pergi lo sana dari sini! Ganggu orang aja! lo tuh harusnya sadar diri kalau Leon sekarang lebih milih gue daripada lo, sadar dong! Lo sama sekali gak level dengan kita!”

Caramel sama sekali tidak menghiraukan perkataan dari Alexa, tatapan matanya terus tertuju pada Leon yang menatapnya dingin. “Kenapa kamu diem aja?”

“Wanita miskin dan jelek sepertimu itu tidak cocok dengan saya! Pergi dari hadapan saya! Saya juga yakin kalau anak yang kamu kandung itu bukanlah anak saya!”

Caramel tersenyum miris, dia teringat kata-kata manis dari Leon saat dirinya minder dengan perkataan orang-orang di sekitar Leon yang bilang kalau Caramel tidak cocok dengan Leon, tetapi sekarang malah sebaliknya. Leon yang ada didepannya sekarang ini bukanlah Leon yang Caramel kenal dulu, Leon yang bersikap manis dan lembut tetapi sekarang sebaliknya. Alexa memang lebih cantik, seksi dan juga sangat kaya karena orang tuanya pemilik salah satu perusahaan juga, berbeda dengan Caramel yang jauh dari kata cantik dan miskin. Caramel juga sangat tidak menyangka kalau Leon tidak menganggap anak yang Caramel kandung itu adalah anaknya, hal itu membuat Caramel sangat sakit hati.

“Jadi itu alasan kamu Leon? Kenapa kamu tidak percaya kalau anak yang aku kandung itu anak kamu?” melihat Caramel yang hampir menangis, Leon memalingkan wajahnya.

Sedangkan Alexa semakin geram melihat Caramel, dengan sangat cepat Alexa menghampri Caramel dan menamparnya sangat kencang sehingga menimbulkan suara yang keras.

Caramel sangat terkejut, dia memegang pipinya yang terasa sangat panas dan perih, dia mantap Alexa dengan tatapan marah. “Lo itu gak tau diri banget sih! Udah diusir masih aja lo ada disini! Dan wanita tukang berhianat kayak lo itu gak pantes buat Leon!”

Caramel terpaku ketika Alexa berkata kalau dirinya adalah orang yang selalu berhianat. “Maksudnya apa?” tanya Caramel

Alexa tidak menjawab pertanyaan dari Caramel dan lebih memilih untuk menarik tangan Caramel dan menyeretnya keluar ruangan!. “Jangan pernah lo masuk ke ruangan ini lagi, atau lo bakalan menyesal!” ancam Alexa.

Sebelum pintu benar-benar ditutup oleh Alexa, Caramel menatap pada Leon yang masih menatapnya dingin. Lalu tak lama kemudian pintu itu ditutup secara kasar oleh Alexa. “Jadi ini akhir dari hubungan kita?” Caramel menatap perutnya lalu mengelus-ngelusnya dengan lembut, Caramel tersenyum sambil mengeluarkan air matanya.

Lalu tatapan Caramel kembali menatap pintu yang baru saja ditutup oleh Alexa. Caramel sangat berharap kalau ini semua hanya sebuah mimpi ataupun Leon akan kembali membuka pintu dan meminta maaf padanya, namun setelah beberapa saat memastikannya Caramel sadar ini adalah kenyataan yang sangat pedih.

Caramel menghapus sisa air mata yang ada di pipinya, lalu pergi meninggalkan ruagan Leon dan menuju ruangannya, Caramel tidak ingin menambah masalahnya dengan di marahi oleh pak Eko.

Sesampainya di ruangan, Caramel langsung duduk di kursinya dan kembali mengerjakan pekerjaannya yang tertunda.

Tari yang berada disebelah Caramel, menatap Caramel penuh selidik. “Lo tumben banget ke airnya lama!” Tari melihat raut wajah Caramel yang tampak murung, “Lo ada masalah?” tanya Tari.

Tidak bisa Caramel pungkiri, diantara semua temannya di kantor hanya Tari lah yang mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi dan selalu akurat. Caramel menatap Tari dan merubah raut wajahnya menjadi ceria dengan memperlihatkan senyuman lebarnya, “Enggak kok, gue kebelet tadi!” jawab Caramel.

Tari masih menatap Caramel, “Beneran?” tanya Tari.

Caramel masih mempertahankan senyuman lebarnya itu, “Beneran! Lo gak percataan banget! Udah ah, nanti pak botak marah lagi!”

Menyadari kalau atasan mereka sedang memperhatikan mereka, Caramel dan Tari pun langsung fokus dengan pekerjaan mereka. Ketika Caramel sedang fokus mengerjakan pekerjaannya, dia mendengar suara notifikasi dari aplikasi pesan. Sebelum membuka pesan itu, Caramel membawa handphone miliknya ke bawah meja dan memperhatikan atasannya yang ternyata sedang sibuk dengan laptopnya, Caramel memanfaatkan keadaan itu untuk membuka pesan, dan setelah dilihat ternyata itu adalah pesan dari Kemal Caramel langsung membuka isi chat dari Kemal.

[Mel, nanti sore setelah lo pulang kerja lo ada waktu gak? Gue mau ngomong sesuatu sama lo!]

Caramel menimbang-nimbang sebelum menjawab pertanyaan dari Kemal. [Oke! Kita ketemu dimana?] tanya Caramel.

Satu menit kemudian Caramel mendapatkan balasan pesan dari Kemal, Caramel sempat melirik kearah atasannya hanya untuk berjaga-jaga saja. [Di café gue aja,]

[Oke, nanti sore gue kesana!]

Setelah itu pun tidak ada balasan lagi dari Kemal, Caramel melihat kearah jam tangannya, waktu pulang 3 jam lagi, dia berencana untuk menemui Kemal pada jam 4 sore.

Sekarang adalah waktunya untuk para karyawan untuk pulang, di parkiran Caramel sempat melihat Leon dan Alexa masuk ke dalam mobil bersamaan.

“Eh dia siapa sih?” tanya Elsa. “Pak Leon bawa pacarnya di hari pertama kerjanya?” tanya Elsa tidak percaya.

“Lah iya gue baru sadar, ngapain juga tu cewek ikut?” tanya Hani.

“Yeh, gue nanya itu karena gue gak tau. Ini lo malah nanya balik!”

“Tapi kok pak Leon, manis banget sih. Jadi pengen deh jadi ceweknya!” sahut Dwi

Sedangkan Caramel sedang berusaha untuk menahan hatinya yang sangat sakit dan air matanya agar tidak terjatuh. Bagaimana tidak? Caramel melihat Leon yang bersikap manis kepada Alexa dengan membuka pintu mobil untuknya, karena dulu saat Caramel dan Leon sedang berpacaran Leon selalu melakukan hal yang sama hanya untuk Caramel.

“Kamu jahat banget Leon!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status