Share

Teman Curhat

Beberapa saat setelah meninggalkan gedung apartemen, Adrian sudah mulai menguasai keadaan, tak lagi tampak canggung seperti pada saat awal bertemu. Candaan ringan khasnya mulai lagi terdengar diiringi derai tawa renyah bagai musik yang menggetarkan hati. Andai saja aku tak ingat Keanu, mungkin saja aku terpikat oleh pesonanya yang penuh kharisma.

Lampu lalu lintas yang menyala merah membuat mobil harus berhenti. Seorang pengamen kecil dengan alat musik dari tutup minuman ringan yang dipaku pada sepotong kayu kecil, menghampiri kami.  Aku memperhatikan gadis kecil itu bernyanyi dengan penuh penghayatan, wajahnya legam terbakar matahari.

"Permisi, Om," ucapnya sambil mengetuk kaca mobil di bagian sisi Adrian, ketika lagu yang ia nyanyikan telah selesai ia lantunkan. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status