Share

Tentang Masa Depan

Adrian pamit pulang setelah jam menunjukkan pukul delapan malam. Setelah mendengar ceritaku yang berulang-ulang tentang rasa sakit hatiku terhadap Keanu dan Dendra. Tentang bagaimana rasa luka ini dikhianati sahabat sendiri. Adrian mendengarkannya dengan khusuk tak menjeda kalimatku dengan nasihat apapun. Dia tau, aku sedang butuh didengarkan.

"Istirahat, ya!" ucap Adrian saat kuantar ke pintu.

"Beneran nggak perlu aku anter ke bawah?" tanyaku untuk memastikan kembali.

"Nggak usah, kamu pasti capek." Adrian tersenyum lembut.

"Makasih, Dri." Lalu entah dari mana keberanian ini datang, tiba-tiba saja aku mendekatkan diri dan melabuhkan kecupan ringan di pipinya. Well, mungkin bagi sebagian orang hal itu biasa, tetapi bagiku hal itu rasanya sangat memalukan. Adrian terpana sambil mengusap pipinya. Wajahnya pun menunjukkan rasa terkejut akibat perbuatanku tadi. Aku buru-buru mengucapkan salam dan menutup pintu, malu rasanya melihat dia menat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status