Share

Art

“Bukan begitu caranya pegang kuas!” protes Axe melihat posisi tanganku yang jauh dari kata benar.

“Jangan ditekan,” ocehnya begitu cerewet.

Dia tidak tahu. Aku sengaja terlihat salah di matanya, dan—jackpot! Keputusanku benar. Axe terlihat sangat mendalami teknik dasar menggambar ataupun melukis. Bisa kusimpulkan bahwa gambar usang itu memang miliknya. Aku juga ingat kalau Axe begitu takut dengan burung. Gambar yang kulihat dengan ketakutan Axe terhadap burung jelas berkesinambungan. Tidak salah lagi, Axe adalah anak kecil yang mengutarakan rasa sedihnya ke dalam sebuah karya seni. Tapi kenapa? Apa selama tinggal bersama paman Danial dia tidak bahagia? 

Tidak mungkin! Paman Danial sendiri mengatakan padaku kalau dia sangat menyayangi Axe seperti anaknya kandungnya.

“No. Not like that, baby girl.”

Aku terlonjak begitu Axe memegang tanganku untuk diarahkan cara membalurkan warna ke dalam kanvas.

“Kau melamun?” tanyanya tepat di samping telingaku.

“Ti—tidak. A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status