Share

Bab 15

Aвтор: Daniza
Winter yang mengirimkan foto kehamilan itu. Dia juga yang mengajak Kate ke vila. Dia yang menyusun semuanya, termasuk membuat Stuart keluar tengah malam untuk bersenang-senang dengannya. Kate tahu semuanya.Bahkan kejadian di rumah keluarga Kate hari itu, semua disaksikan oleh Kate dengan mata kepalanya sendiri.

Hari-hari yang lalu, semua detail kecil yang dulu Stuart abaikan, kini muncul jelas satu per satu dalam benaknya.

Satu menit sebelum Kate memblokir nomor ibu Stuart, ibu Stuart masih sempat mengejek Kate karena tak kunjung bisa punya anak.

Sementara itu, Stuart malah berpikir Kate tak akan peduli pada pesan itu dan memilih diam agar tidak memperkeruh keadaan. Setelah itu, dia justru menyalahkan Kate karena berani memblokir ibunya.

Stuart mencengkeram dadanya, rasa sakitnya seperti ditusuk dari dalam, sampai-sampai dia sulit bernapas. Satu demi satu, semuanya kembali terputar dalam kepalanya.

Kalau itu terjadi padanya, dia pasti sudah gila sejak lama. Dia bahkan tak berani membayangkan, bagaimana Kate bisa bertahan melalui semua itu. Apalagi, saat itu Kate sedang mengandung anaknya.

Sebenarnya ... apa saja yang sudah dia lakukan selama ini? Semua penderitaan Kate datang dari dirinya.

Ponsel berbunyi. Itu telepon dari Winter. Mata Stuart seketika memerah. Wanita ini masih berani menelepon Kate?

"Stuart jelas-jelas sudah muak sama kamu, kenapa kamu masih balik lagi? Nggak tahu malu sekali. Pertama keguguran, kedua digugurkan. Dua anak mati di tangannya dan kamu masih balik ke dia? Dasar murahan!"

"Apa harus ada nyawa yang melayang lagi demi dia baru kamu sadar kalau dia nggak pernah cinta sama kamu?"

"Tapi, kamu empat tahun baru bisa hamil satu kali. Ke depannya makin susah dong. Apa kamu balik buat jadi pengasuh anakku, hah?"

Setiap kata seperti belati, menusuk titik paling menyakitkan di hati. Stuart terengah-engah mendengarnya. Kalau saat ini yang menjawab telepon adalah Kate, bagaimana perasaannya?

"Kenapa diam? Sudah nggak bisa ngomong?" Winter tertawa menghina. "Malu ya? Begini deh, aku bisa jadi orang baik. Nanti aku ajarin anakku manggil kamu ibu, buat nutupin aibmu sebagai wanita mandul."

"Winter, kamu cari mati." Stuart menggertakkan giginya.

Telepon mendadak hening.

Beberapa detik kemudian, suara Winter terdengar gemetar. "Kak Stuart ... bukan kayak gitu. Tadi ... tadi itu Kak Kate duluan yang maki aku. Aku ... aku cuma ...."

"Kamu tahu 'kan, aku sayang banget sama bayi ini. Dia boleh hina aku, mukul aku, terserah. Tapi, dia doain yang buruk buat bayiku .... Aku nggak tahan. Kamu juga sayang bayi ini, 'kan? Kamu pasti ngerti perasaanku, 'kan?"

Setelah menunggu lama, tak ada jawaban dari Stuart. Hanya suara napas berat, semakin berat, yang membuat jantung Winter seakan-akan mau copot.

"Kak Stuart ...."

Telepon diputus sepihak. Winter langsung merinding, refleks memegang perutnya.

Stuart menginginkan anak, yang berarti juga membutuhkan dirinya. Selama anak ini masih ada, Stuart tidak akan menyakitinya, 'kan?

Pemanas ruangan menyala penuh, tetapi Winter duduk gelisah selama hampir setengah jam dan keringat dingin membasahi seluruh tubuh.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Winter langsung menoleh. Tatapannya bertemu dengan tatapan tajam dan dingin Stuart, membuatnya menjerit ketakutan.

"Kak Stuart, aku bisa jelasin ...."

"Winter, dari awal aku sudah bilang, Kate adalah batas terakhirku."

Stuart melangkah maju. Auranya tajam seperti pedang, membuat siapa pun merasa sesak.

"Dia adalah satu-satunya yang aku jaga dalam hatiku, sedangkan kamu? Kamu cuma pelarian yang bisa dibeli dengan uang. Dari mana nyalimu buat menyakiti dia?"

Winter hendak kabur, tetapi langsung diseret ke sofa. Stuart mencekik lehernya, menekannya ke bawah dengan keras. Tangannya terus mengencang.

Winter menjerit ketakutan. Stuart benar-benar ingin membunuhnya. Dia meronta sekuat tenaga, tangannya meraba sekitar hingga menyentuh asbak.

Brak!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 29

    Tidak mungkin seperti yang dia pikirkan, 'kan? Namun, kenyataannya memang begitu.Kate bahkan sulit membayangkan bagaimana mungkin Adam, pria pendiam dan lembut seperti itu, bisa membuat begitu banyak rencana hanya untuk menggodanya agar dia berselingkuh.Dia membalik halaman, tidak tahu harus tertawa atau menangis, sampai pandangannya tertuju pada satu kalimat.[ Lebih baik jangan, dia pasti akan sedih. ]Jantung Kate berhenti berdetak untuk sedetik."Sejujurnya, waktu aku pertama kali lihat semua ini, aku bahkan lebih kaget dari kamu," ujar Flora sambil mengangkat bahu. "Orang bisa kelihatan baik, tapi siapa tahu dalamnya kayak gimana. Keluargaku sampai curiga dia punya kelainan ...."Kate tertawa."Tapi aku juga tahu, dia sudah jatuh cinta, bahkan selama 12 tahun. Kami sebenarnya sudah coba segala cara, tapi tekadnya terlalu kuat.""Maaf ya, Kate. Waktu pagi itu aku telepon dia, aku benar-benar nggak tahu kamu ada sama dia.""Aku juga minta maaf karena adikku kayak gitu. Kalau bisa,

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 28

    Satu kalimat ringan itu justru membuat mata Stuart memerah."Kita sudah bersama begitu lama, masa kamu nggak bisa maafin aku sekali saja?""Bisa kok, aku maafin kamu."Stuart tertegun, tak menyangka dia akan berkata begitu. Matanya langsung berbinar."Asal kamu juga bisa terima kalau aku nanti juga cari pria lain. Waktu aku sama kamu, aku akan kirim pesan ke dia, terus like postingannya.""Aku akan temani dia semalaman pas kamu tidur. Bahkan, mungkin aku akan hamil anak dia, terus minta kamu bantu besarkan."Setiap kata yang keluar dari mulut Kate membuat wajah Stuart semakin pucat. Baru mendengarnya saja, Stuart sudah nyaris hancur."Kamu bisa terima?"Stuart langsung menggeleng."Kate, aku nggak sanggup ....""Makanya, kamu juga nggak layak minta dimaafkan. Kalau kamu mau aku mencintaimu, kamu juga harus balas dengan kesetiaan yang sama. Kalau nggak, kamu nggak pantas."Kate menatapnya dingin saat Stuart mulai menangis tersedu-sedu."Stuart, kamu gagal jadi suami, gagal jadi ayah. Sat

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 27

    Kate menggigit pelan bibirnya. Pintu lift terbuka. Adam berjalan keluar beberapa langkah, lalu menoleh meliriknya. "Kenapa?"Kate menyimpan ponselnya dan menyusul. Kamar mereka berhadapan langsung. Kate membuka pintu, tetapi tidak langsung masuk."Adam.""Mau masuk sebentar?"Kate berbalik. "Maksudku, gimana kalau kita coba dulu?"Adam sempat bengong. Di saat Kate mulai tenang dan hendak menarik ucapannya, Adam segera mendahuluinya."Aku mau."Adam melangkah cepat, menutup pintu, dan menahan tubuh Kate di dinding. Adam yang selalu dikenal tenang dan terkendali, malah memperlihatkan tatapan yang membara."Mau lanjut, Kate?" Suaranya serak dan dalam, membuat telinga Kate memerah.Kate gugup, tetapi dia tidak ragu. "Mau ...."Adam terkekeh-kekeh, lalu memegang wajahnya dan menciumnya. Ciuman itu awalnya lembut, tetapi berubah menjadi dalam dan penuh gairah. Segalanya pun lepas kendali.Keesokan pagi, Kate terbangun karena dering ponsel Adam. Adam yang masih setengah sadar pun mengangkatnya

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 26

    "Aku nggak mau karena ... aku jijik padamu."Stuart terbangun seketika, lalu panik berlari ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya berulang kali. Dia hampir saja mengelupas kulitnya sendiri. Matanya dipenuhi urat merah, mulutnya terus bergumam."Sayang, aku sudah bersih sekarang. Aku nggak kotor lagi, aku nggak menjijikkan lagi .... Makanan yang aku makan juga sudah kumuntahkan, kamu jangan jijik sama aku ya? Aku akan suruh mereka pergi, nggak akan ada yang datang lagi."Setelah hampir setengah jam, Stuart akhirnya keluar. Melihat kondisinya, ibu Stuart hendak masuk, tetapi langsung dihalangi olehnya."Jangan masuk. Kate nggak suka kamu. Aku harus jaga semua barang-barangnya di sini. Aku nggak bisa buat dia marah lagi."Ibu Stuart hanya bisa duduk di depan pintu, hatinya penuh keputusasaan."Kalau aku nggak bisa menghentikanmu, biar aku temani kamu di sini. Aku nggak sanggup melihat situasimu. Stuart, aku lebih baik mati daripada melihatmu begini. Sebenarnya, harus kayak gimana biar kamu

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 25

    "Kamu sepertinya lupa, aku sudah pernah kasih kamu banyak kesempatan. Tapi, kamu sendiri yang nggak becus, sekali pun nggak bisa kamu manfaatkan dengan baik."Suara Stuart bergetar. "Sayang, aku benar-benar sadar aku salah ....""Terus kenapa?" Kate terkekeh-kekeh. "Kamu bisa hidupkan dua anak kita kembali? Atau kamu bisa buat kejadian kamu tidur dengan Winter seolah-olah nggak pernah terjadi?""Sejak aku pergi, aku nggak pernah berniat balik lagi. Stuart, aku jijik sama kamu."Kate menoleh ke arah ibu Stuart. "Waktu lima menit sudah habis. Maaf, aku harus pergi.""Jangan ... jangan, Sayang. Kita sudah bersama begitu lama, kamu nggak bisa ...."Kate melangkah keluar pintu. Suara tangisan memohon itu tertinggal sepenuhnya di belakangnya.Ibu Stuart menghela napas berat. "Stuart, dia sudah pergi."Ucapan itu seperti vonis mati bagi Stuart. Tatapannya langsung kosong. Saat berikutnya, dia sontak berlari ke arah pintu. Jarum infus tercabut, darah memercik, tetapi dia seperti tak merasakan s

  • Buah Cinta Pengkhianatan Suamiku   Bab 24

    Suara di ujung telepon sangat sunyi.Stuart semakin terdengar hati-hati dan rendah diri. "Aku tahu aku salah. Aku seharusnya nggak menipumu. Aku dan Winter sudah nggak ada hubungan apa-apa dan anak itu juga sudah tiada.""Sayang, aku mohon, tolong maafkan aku kali ini. Aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa kamu. Selama kamu mau balik, aku akan melakukan apa saja."Tak ada respons dari seberang."Sayang, jangan ...." Suara Stuart mulai bergetar. Namun, sebelum kalimatnya selesai, panggilan sudah terputus.Dengan panik, Stuart buru-buru mencoba menelepon ulang. Namun, ternyata nomornya sudah diblokir. Keputusasaan yang begitu mendalam menyelimuti dirinya, membuatnya sulit bernapas.Tepat saat itu, panggilan dari ibunya masuk."Ibu, bisa tolong bantu cari dia? Aku benar-benar kangen banget sama dia. Dia sudah nggak mau angkat teleponku."Ibu Stuart merasa getir. Selama ini, anaknya begitu berwibawa. Kalau bukan karena putus asa, dia tidak mungkin memohon seperti ini padanya."Gimana kala

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status