Share

2. Serum Qr23

Nana memandang layar TV yang menayangkan segala sesuatu yang terjadi di ruang itu. Tubuhnya bergetar dia masih ngeri dari apa yang dilihatnya.

"Bagaimana bisa seperti itu?" tanyanya.

“Serum Qr23, akan menjadi Virus yang aktif karena bercampurnya Qa11 dan Rq21. Jika pria mengkonsumsi Qa11, dan wanita mengonsumsi Rq21, hasilnya akan mempengaruhi organ intim yang melakukan kontak dekat. Merah, panas lalu melepuh. Untuk waktu yang tidak diketahui, organ tersebut tidak boleh terkena air, di desinfeksi dan tidak boleh untuk merasa terangsang. Jika tidak, lepuh akan terkelupas dan lepuh baru akan muncul." jelas Sesil tanpa jeda.

"Itu hanya berlaku sebentar. Selama yang aku jelaskan tadi tidak ia lakukan, maka seharusnya pria itu akan pulih dalam seminggu. Sayang, ia terlalu terburu-buru untuk berendam."

Bibir Nana berkedut saat akan mengatakan sesuatu. Ia merasa merinding mendengarkan Sesil menerangkan obat, dan dampaknya. Sudah lama ia mengetahui jika keluarga Sesil berkecimpung dalam dunia kesehatan, mendirikan rumah sakit ternama, lembaga kesehatan dan obat-obatan.

Tapi yang tidak diketahui oleh orang lain bahkan oleh Leon selama ini, lembaga penelitian obat itu juga dikelola langsung oleh Sesil. Wanita itu telah banyak membuat penemuan-penemuan menakjubkan dalam dunia kesehatan, bahkan obat untuk berbagai penyakit mematikan.

Sesil mendukung banyak rumah sakit, sampai-sampai negara sangat melindungi keluarga Arnawan. Namun, fakta ini hanya diketahui oleh segelintir orang.

Tidak mengherankan jika ia mengeluarkan obat aneh-aneh dan semacamnya. Sesil sendiri adalah seorang Doktor di lembaga penelitian, ia sangat akrab dengan obat obatan baik herbal maupun barat.

Jangan tanya kenapa Nana tahu itu semua. Ia adalah yatim piatu yang diadopsi dan dikembangkan oleh keluarga Arnawan untuk menjadi pendamping penerus keluarga Arnawan

"Apa hanya Leon yang akan terkena dampak obat itu?" Tanya Nana penasaran. Tangannya gatal setiap kali melihat mereka.

"Tentu saja tidak. Rq21 yang dikonsumsi wanita itu juga akan membuatnya semakin mempesona, dia akan selalu ingin memanjakan dirinya. Semakin lama ia menuruti keinginannya, maka semakin rusak tubuhnya. Namun, jika ia bisa bertahan, maka tubuhnya akan sama seperti perawan." Jelas Sesil.

"Perawan? Bukankah itu hal baik?" tanya Nana mengernyit, merasa jika hukuman untuk Denia terlalu ringan jika hanya seperti itu.

"Bisa jadi. Tapi, mari kita lihat bagaimana dia menentukan nasibnya sendiri." ungkap Sesil penuh misteri.

"Sialan! Argh!" jerit Leon ketika merasakan perih di selangkangannya tak kunjung hilang. Pria itu pun berusaha keluar dari bathtub, namun sayang, rasa sakit yang tak bisa dibendung itu membuatnya tersandung hingga pingsan.

"Leon... jangan buat aku takut! Bangun, sayang!" Dania benar benar panik saat ini. Bagaimana tidak, tubuh Leon memerah sepenuhnya. Yang lebih parah, nanah kini keluar dari bekas melepuh sebelumnya, dan darah mengalir ke pangkal pahanya. Anehnya, barang milik Leon masih tegang dan membuat lepuhnya semakin kentara.

Disisi lain Nana menerima pesan dari nomor asing yang melampirkan foto dan video Leon dibawa keluar dari hotel.

"Nona, orang itu sudah mendapatkan foto dan videonya, ia sudah mempostingnya di media sosialnya, sekarang hanya menunggu waktu sebelum mereka menjadi viral."

"Apa kamu menjelaskan konsekuensinya pada pemuda itu, setelah Leon menerima berita itu, ia akan diselidiki dan pasti akan dijadikan kambing hitam olehnya."

"Natan sudah mengaturnya, jejaknya sudah ditangani sedangkan untuk orang ini, ia penerima beasiswa dari keluarga Madrean."

Mendengar jawaban Nana, ia mengerti. Penerima beasiswa keluarga Madrean pasti dilindungi oleh mereka. Jika ia menyebarkan hal ini di media sosial itu hanya bisa dianggap kesalahan kaula muda di era sosial. Belum lagi ia hanya melampirkan foto dan video tanpa komentar.

***

"Dokter, apa yang terjadi? Mengapa tubuh pacar saya bisa seperti itu? Apakah pria itu terkena penyakit?" tanya Denia, tak kuasa untuk segera mengetahui penyebab sebenarnya dari penyakit mengerikan yang dialami Leon.

Leon pun kini sudah sadar setelah beberapa jam ditangani ahli medis. Namun, tentunya pria itu tak bisa tenang. Dia sangat ketakutan dengan kondisi tubuhnya saat ini.

"Boleh saya bertanya sebentar, Nona?" Tanya Dokter Kris tanpa menjawab pertanyaan Denia.

"Apa yang dilakukan tuan Leon sebelumnya, sampai kejadian ini terjadi? Apakah ada sesuatu yang dikonsumsi sebelumnya? Mungkin cairan, atau obat?" cecar sang dokter.

"Kami hanya menikmati liburan bersama setelah lelah bekerja, dan seperti kekasih pada umumnya, kami juga memadu kasih. Kami hanya makan bersama setelah kami sampai. Kami juga tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan ataupun hal lainnya." jawab Denia, seolah menekankan bahwa ia adalah istri sah dari Leon.

Bagaimana tidak, dari kondisi Leon, dokter itu jelas dapat mengetahui apa yang mereka perbuat sebelumnya.

"Maaf, tapi apakah kalian melakukannya tanpa pengaman? Dan apakah kalian sering melakukan hubungan intim?" tanya dokter lagi.

Mendengar pertanyaan dari dokter, manik Denia seketika membulat. "Tidak, Dok. Kemudian, apakah saya harus menjawab pertanyaan yang sangat pribadi itu dok?!"

"Saya menanyakan hal ini karena menyangkut kesehatan pasien, Nona." terang sang Dokter, wajahnya tak menunjukkan ekspresi apapun.

Tak punya pilihan, wanita itu pun mengembuskan napasnya kasar. "Ya, kami sering melakukannya. Kami sudah bersama selama hampir setahun, tapi ini pertama kalinya terjadi hal aneh seperti ini."

Penjelasan Denia membuat dokter itu mengangguk sembari menuliskan sesuatu di papan yang sedari tadi berada di tangannya. "Baik. Kalau begitu, bisakah Nona menghubungi keluarga pasien?"

"Keluarganya sedang berada di luar negeri. Dokter bisa memberi tahu saya hasilnya." jawab Denia. Wanita itu jelas hanya membual. Mana mungkin dia memanggil keluarga Leon di saat seperti ini?

"Kami tidak menemukan apa-apa pada pasien saat pemeriksaan darah. Selain luka fisi berupa lepuhan merah pada alat kelamin pasien, tak ada hal aneh yang muncul. Bahkan, tes alergen pun tak menghasilkan apapun. Jadi, kami menduga penyebab pasien seperti itu adalah karena faktor eksternal." jelas dokter dengan serius.

Penjelasan dari dokter membuat Denia tak bisa berkutik. Mereka sudah terlalu sering berhubungan intim. Tapi, baru kali ini dia menyaksikan penyakit aneh seperti yang dialami Leon.

"Saya ingin bertanya lagi. Reaksi pasien terjadi sebelum atau setelah kalian berhubungan?" tanya dokter Kris lagi.

Denia memutar maniknya, berusaha mengingat kejadian naas di malam hotel sebelumnya. "Mas Leon mengeluh kesakitan tepat setelah kami selesai bercinta. Dia mengatakan jika kelaminnya terasa panas, perih dan sakit, hingga memerah. Saya kemudian membawanya ke kamar mandi, dan merendamkannya di bathtub. Awalnya, mas Leon merasa lega. Tapi, saat ia meninggalkan air alat kelaminnya kembali melepuh."

Wanita itu menerangkan segalanya dengan jelas. Dalam hati, ia merasa takut, jika ia yang mengakibatkan Leon seperti ini. Yang membuat wanita itu lebih khawatir adalah, bagaimana jika dirinya mengalami hal yang sama?

"Saran saya, Nona juga memeriksakan diri.”

Mendengar itu, Denia menautkan alisnya. "Maksud dokter faktor eksternal yang menyebabkan mas Leon itu karena saya?!"

"Tidak ada yang tahu, namun, tidak ada yang salah dengan berjaga-jaga. Silahkan ikuti perawat, setelah pemeriksaan baru kita tahu hasilnya."

Denia dibawa keluar oleh seorang perawat dengan pikiran kosong. Batinnya syok, bagaimana semuanya jadi seperti ini? awalnya mereka berdua hanya akan menjalani liburan 4 hari ini.

Bagaimana bisa menjadi bencana seperti ini? Penyakit kelamin? Tidak mungkin!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status