Share

Kau Cantik

Arletta benar-benar bingung dengan tindakan apa yang harus diambilnya sekarang, dia juga tidak mengerti kenapa ada yang bisa memasuki rumahnya dan mendapatkan keuntungan darinya seperti ini begitu saja.

Arletta bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju ke kamar mandi. Langkah kakinya yang anggun membuat dia terlihat cantik dan menambah gairah si pria.

"Cantik dan menarik, semakin lama aku semakin ingin memiliki Arletta. Sekian lama mencari akhirnya aku menemukanmu dan aku tidak akan melepasmu sekalipun." Pria tampan itu berbisik lembut dengan tangan di bibirnya.

Arletta melepas semua pakaiannya dan mandi di bawah shower, setelah membilas bersih tubuhnya Arletta ke luar dari kamar mandi dengan handuk mandi melilit di tubuhnya rampingnya.

"Kau masih di sini?" tanya Arletta bingung dan juga heran. Arletta melipat tangannya di dada dan masih bertahan berdiri di depan kamar mandi, rambut panjang Arletta yang basah terurai di belakang punggungnya.

Handuk mandi memang sudah disediakan oleh pihak apartemen di kamar mandi dengan ukuran biasa dan berwarna putih. Di dalam kamar mandi juga sudah disediakan sabun mandi dan odol untuk memudahkan pemilik apartemen yang baru tinggal.

Arletta memang sejak dulu tidak suka memakai handuk untuk mengeringkan rambutnya.

"Kau cantik," ucap pria itu ambigu tanpa menjawab pertanyaan Arletta sama sekali. Pria itu sedari tadi memperhatikan foto-foto milik Arletta di dalam ponsel Arletta yang terletak di atas meja di samping tempat tidur.

"Buatkan aku makanan! Aku lapar, sebentar lagi aku juga harus pulang ke tempat saudaraku untuk menjemput pakaian dan perlengkapan milikku yang lain!" Arletta memberikan perintah ketika melihat pria di depannya tidak beranjak dari tempat ia berdiri sejak tadi.

"Bahan makanan baru belum ada dan kau belum membelinya. Kau juga tidak memberiku uang untuk berbelanja." Si pria dengan senyuman manis melihat ke arah si pria dengan wajah penuh keluhan.

"Astaga, mana ponselku?" tanya Arletta dengan memutar matanya malas. Arletta tidak habis pikir ia baru saja di sini dan sekarang sudah mendapat tanggung jawab untuk menghidupi satu orang tambahan.

Arletta melangkah dengan cepat mengambil ponselnya yang ada di tangan si pria. Arletta bahkan tidak repot untuk menanyakan nama pria di sampingnya sama sekali.

Arletta berjalan menjauh setelah berhasil mengambil ponsel miliknya dan menghubungi seseorang untuk mengantarkan makanan dan pakaian untuknya. Arletta bahkan tidak bisa melihat senyuman kecil yang terbit dari pria yang dibelakangnya.

"Antarkan pakaian dan makanan ke apartemen milikku dan juga bawakan aku laptop untuk mulai bekerja lagi." Arletta sibuk berbicara melalui ponsel tanpa peduli dengan pria di sana.

"Wangi," bisik si pria dengan suara serak saat dirinya memeluk tubuh Arletta dari belakang. Pria itu meletakkan kepalanya di bahu Arletta dan menghirup aroma shampo yang ke luar dari rambut Arletta.

"Siapa yang mengizinkan dirimu memeluk diriku?" tanya Arletta keras tapi Arletta tidak melepaskan tangan yang memeluk tubuhnya.

"Aku milikmu dan kau milikku jadi aku bebas melakukan apa saja padamu dan begitu juga dirimu. Kau bebas melakukan apa saja padaku," ujarnya dengan suara lembut.

Arletta terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh pria di belakang tubuhnya.

"Kau akan menyesal memilih berada didekat diriku. Aku ini suka mempermainkan laki-laki dan kau bisa saja menjadi korbanku." Arletta berusaha bersikap tenang seolah-olah apa yang dia ucapkan adalah hal yang biasa.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Azmi 1410
menarik dan membuat penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status