"Michel, aku tertarik dengan Diana, tolong lepaskan dia dan aku akan membayar ganti rugimu." Bukannya pergi, Dave malah menantang Michel."Diana menolakmu, Dave." Michel bersikeras."Itu karena dia takut padamu, Michel." "Kalau gitu tanya saja pada Diana, kalau dia mau, kamu bisa membawanya pergi tanpa ganti rugi," ujar Michel menantang Dave dan lalu menatap Diana yang saat ini semakin bingung karena merasa diperebutkan.Tentu saja Diana ingin bebas, tapi jika Diana menerima tawaran Dave, Michel pasti akan menyiksa Doni. Diana tidak bisa menerima kalau Doni harus menderita karena dirinya.Di sisi lain, Michel sudah sangat yakin jika pasti Diana akan memihaknya."Bagaimana, Diana?" Dave menunggu jawaban Diana."Maaf, Pak. Tolong jangan ganggu saya. Saya senang bekerja dengan Tuan Michel. Saya tidak akan merespon anda kedepannya jika bukan masalah pekerjaan." Diana menghela nafas panjang dan menjawab Dave."Kamu dengar, Dave? Kamu bisa pergi sekarang," usir Michel merasa menang."Oke,
"Tuan, jangan..." Diana berusaha mengambil kembali ponselnya dari tangan Michel, namun Michel menahan tangan Dianq hanya dengan satu tangan."Jake, tahan dia sebentar." Jake berdiri di belakang Diana dan Diana terpaksa diam agar Jake tidak menahannya."Aku diam." Michel membaca pesan terakhir Doni di ponsel Diana dan menatap Diana bingung."Kenapa kamu tidak membalasnya? Balas saja, katakan kamu tinggal di rumahku," ujar Michel pada Diana."Tidak bisa, Tuan. Bagaimana kalau tiba-tiba dia datang?" Tolak Diana dengan nada sedikit lebih tinggi."Tidak masalah, aku akan memperlakukannya dengan baik jika kamu juga bersikap baik dan patuh padaku," ujar Michel ringan.Diana tidak menjawab ucapan Michel lagi dan lebih memilih untuk menyimpan ponselnya ke dalam tas.Diana tetap makan seperti biasa saat makanannya datang seraya terus berpikir bagaimana cara Diana menyikapi Doni.Diana tidak ingin Doni tau soal Dody yang menjualnya atau tau perihal pekerjaannya. Diana tidak ingin Doni sedih, ke
Malam hari.Diana sedikit lebih lega sekarang setelah sebelumnya menemui Doni dan memberi Doni penjelasan walau dengan kebohongan."Bagaimana? Kamu sudah lega?" Michel yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya pada Diana dan Diana menoleh ke arah Michel dengan wajah yang biasa saja walau Diana melihat Michel hanya mengenakan handuk saja.Tampaknya Diana sudah terbiasa dan tidak tertarik pada tubuh sempurna Michel."Sudah lebih baik, Tuan. Terima kasih untuk bantuannya," ujar Diana mengambilkan Michel baju tidur untuk Michel pakai. "Diana, besok kamu tidak perlu datang ke kantor," ujar Michel tiba-tiba seraya memakai pakaiannya."Kenapa, Tuan?" Diana terkejut dan juga penasaran kenapa tiba-tiba Michel melarangnya ke kantor."Pokoknya tidak boleh," ujar Michel bersikeras.Michel punya firasat bahwa Dave akan datang lagi ke kantornya besok untuk menemui Diana, itu sebabnya Michel melarang Diana ke kantor.
Jake menegur Diana namun Michel bukannya memarahi Diana namun malah memarahi Jake karena teriakan Jake membuat Michel yang berada di sampingnya terkejut dan tersedak.Uhukk... Uhukkk....Michel tersedak dan Diana dengan cepat memberi Michel air minum padahal itu bukanlah cara yang tepat untuk menolong orang yang tersedak makanan.Jake bergerak seperti hendak memeluk Michel dari belakang namun ternyata Jake membantu Michel mengeluarkan makanan yang membuat Michel tersedak dengan cara menekan rongga perut Michel dengan kedua tangannya."Kenapa kamu mengagetkanku, Jake?" Dengan wajah memerah Michel memarahi Jake dan membuat semua orang harus mati-matian menahan tawa."Maaf, Tuan." Jake merasa bersalah.Pemandangan ini sangat langka dan Diana merasa menang karena berhasil membuat Jake dimarahi Michel dan Jake sudah tau kalau Diana memang sengaja mencari aman dan membuat dirinya dimarahin Michel."Sudahlah, siapkan mobil. Kit
Dave menunggu Doni pulang sekolah dari dalam mobilnya yang ia parkirkan di depan gerbang sekolah Doni. Dave sengaja membuka sedikit pintu mobilnya agar Doni lebih mudah menemukannya.Dan setelah banyak siswa berjalan melewati mobil Dave, akhirnya salah seorang anak berhenti di samping pintu mobil Dave."Kak Dave," panggil Doni menatap Dave yang sibuk dengan ponselnya fokus."Oh, Doni. Sini masuk, kita makan sambil ngobrol ya. Gak apa-apa kan?" Dave meminta ijin Doni lebih dulu untuk membawa Doni pergi makan ke restauran."Iya, Kak." Doni sedikit takut."Ini nomor ponsel kakak kamu? Benarkan? Kami sering berbalas pesan," ujar Dave menunjukkan ponselnya pada Doni agar Doni percaya."Eh, iya, Kak. Benar," jawab Doni tersenyum canggung setelah melihat ke layar ponsel Dave yang menunjukkan isi pesan Dave dengan Diana.Sesampainya di restauran langganan Dave. Doni terlihat malu dan juga canggung. Sepertinya ini kali pertama Do
"Diana, aku akan pergi dan mungkin akan kembali 2 hari lagi. Bersikap baiklah. Jake akan mengawasimu," ujar Michel pada Diana dan Diana menatap curiga Michel."Tuan, anda tidak akan menyakiti adik saya kan?" Diana memastikan."Itu tergantung dengan sikapmu selama di rumah. Yang perlu kamu tau, aku selalu mengawasimu," ujar Michel yang kemudian pergi hanya dengan membawa ponsel.Michel pergi menemui Jake lebih dulu untuk meminta Jake mengawasi Diana. Michel juga mengatakan rencananya pada Jake. "Aku percaya denganmu, Jake. Tolong jaga kepercayaanku itu sampai aku kembali." Michel berlalu meninggalkan rumah dan pergi dengan mobilnya menuju rumah sakit tempat Michel dulu melakukan operasi vasektomi.Keesokan harinya.Seperti biasa, Dave dan Doni bertemu namun kali ini Dave akan sedikit tega untuk memanfaatkan Doni."Doni, apa kamu sebelumnya pernah mendengar kalau ayah kamu menjual kakak kamu? Maaf, buka maksud saya seperti itu. Jika kamu percaya hal itu, saya akan buktikan bahwa itu be
Diana terbangun dengan penuh kehampaan dan kebosanan. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain makan dan tidur di tempat yang sama secara berulang.Tapi rasa hampa Diana ini langsung berganti dengan rasa ngeri saat Diana melihat Michel tertidur di sampingnya."Apa aku mimpi?" Diana memukul pipinya hingga berbunyi."Ahss...." Diana mendesis kesakitan seraya memegangi pipinya.Michel yang mendengar suara Diana segera membuka matanya dan duduk."Ada apa?" tanya Michel dengan suara rendahnya."Tuan, kapan anda pulang? Bukanlah anda bilang anda akan pulang setelah 3 hari? Ini bahkan baru sehari semalam," ujar Diana yang terdengar protes."Kenapa? Sepertinya kamu tidak suka aku pulang," ujar Michel seraya menarik tubuh Diana ke pelukannya."Tuan, aku tidak bisa bernafas." Diana mendorong dada Michel agar Michel melepaskannya."Baiklah, siapkan air. Aku ingin mandi," pinta Michel melepaskan Diana."Aku ingin kita mandi bersama," sambung Michel kemudian yang membuat langkah Diana terhenti sejena
Tatang menarik paksa Doni sebagai orang yang memimpin teman-temannya keluar dari rumah Michel dan Diana yang tidak tega melihat Doni diperlakukan kasar oleh Tatang segera bangkit dan mencoba membujuk Doni.Namun Michel malah menarik paksa Diana ke dalam kamar dan menguncinya."Tuan, lepaskan! Mereka tidak boleh memukul Doni!" Diana berteriak dan membuat Michel harus memuat Diana diam dengan cara membuatnya pingsan.Pukkk!Michel memukul belakang kepala Diana dan pukulan yang keras itu membuat Diana pingsan seketika."Maafkan aku, Diana. Aku harus melakukan ini. Aku tidak siap kehilanganmu," ujar Michel menggendong Diana ke atas ranjang yang telah dikeringkan oleh petugas kebersihan perlahan dan keluar dengan mengunci pintu.Diana sangat marah dan kecewa sekarang. Dan mungkin sekarang rasa benci Diana sudah lebih besar pada Michel.Di sisi lain. Doni dan teman-temannya sudah terusir keluar dari kediaman Michel dan di saat yang tepat, mobil Dave muncul entah dari mana dan berhenti tepat