Short
Bukan Bonekamu Lagi

Bukan Bonekamu Lagi

By:  BagelCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10Chapters
9views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Malam ketika Adriel diangkat menjadi bos Keluarga Mahendra, aku memberinya keperawananku. Dia adalah pewaris yang sudah dijodohkan denganku bahkan sebelum aku bisa bicara. Kami berciuman di depan jendela besar yang menjulang dari lantai sampai langit-langit, tubuh kami saling terjerat dalam panas lembap senja itu. Sentuhannya yang kasar dan tergesa-gesa membuatku sakit, tapi aku tidak menjauh. Bahkan rasa sakit itu terasa suci, seperti pengorbanan yang rela aku lakukan demi cinta. Tenggelam dalam panasnya momen itu, dia berjanji akan memberiku sepasang sepatu kristal paling indah, supaya aku bisa berdansa waltz pembuka bersamanya di upacara penobatannya keesokan hari. Tarian pertama selalu dipersembahkan untuk bos baru dan calon pengantinnya. Aku menangis bahagia, yakin bahwa tahun-tahun penantian diam-diamku akhirnya akan berakhir seperti dongeng. Tapi aku salah. Teramat salah. Keesokan paginya, aku memaksa tubuhku yang masih nyeri untuk keluar membeli ekspresso kesukaannya. Saat aku kembali, aku mendengar para lelaki bercanda. "Jadi kamu akhirnya tidur dengannya? Bagaimana rasanya bersama Vivian di malam pertamamu sebagai bos?" Suara Adriel terdengar malas penuh ejekan. "Wajahnya seperti malaikat, tubuhnya seperti iblis. Di ranjang, dia benar-benar seperti ular kecil yang menggoda." Ruangan itu langsung riuh oleh siulan-siulan genit. "Jadi, kamu benar-benar akan menikahinya, Bos Muda?" "Serius kamu pikir begitu?" Adriel mencibir. "Vivian cuma pemanasan. Setelah aku cukup berlatih, aku akan menaklukkan si putri es Keluarga Santoso. Kalau nanti aku bosan, aku selalu bisa kembali padanya dan menikahinya." Aku berdiri terpaku di ambang pintu, pandanganku mulai kabur, cangkir kopi di tanganku bergetar. Sebelum dunia gelap di mataku, aku sempat mengirim pesan sandi untuk Bos Indra Wijaya. [Om Indra, untuk promosi yang akan berlangsung tiga hari lagi, tolong pindahkan aku. Sejauh mungkin dari Adriel.]

View More

Chapter 1

Bab 1

Malam ketika Adriel diangkat menjadi bos Keluarga Mahendra, aku memberinya keperawananku. Dia adalah pewaris yang sudah dijodohkan denganku bahkan sebelum aku bisa bicara.

Kami berciuman di depan jendela besar yang menjulang dari lantai sampai langit-langit, tubuh kami saling terjerat dalam panas lembap senja itu.

Sentuhannya yang kasar dan tergesa-gesa membuatku sakit, tapi aku tidak menjauh.

Bahkan rasa sakit itu terasa suci, seperti pengorbanan yang rela aku lakukan demi cinta.

Tenggelam dalam panasnya momen itu, dia berjanji akan memberiku sepasang sepatu kristal paling indah, supaya aku bisa berdansa waltz pembuka bersamanya di upacara penobatannya keesokan hari.

Tarian pertama selalu dipersembahkan untuk bos baru dan calon pengantinnya.

Aku menangis bahagia, yakin bahwa tahun-tahun penantian diam-diamku akhirnya akan berakhir seperti dongeng.

Tapi aku salah. Teramat salah.

Keesokan paginya, aku memaksa tubuhku yang masih nyeri untuk keluar membeli ekspresso kesukaannya. Saat aku kembali, aku mendengar para lelaki bercanda.

"Jadi kamu akhirnya tidur dengannya? Bagaimana rasanya bersama Vivian di malam pertamamu sebagai bos?"

Suara Adriel terdengar malas penuh ejekan. "Wajahnya seperti malaikat, tubuhnya seperti iblis. Di ranjang, dia benar-benar seperti ular kecil yang menggoda."

Ruangan itu langsung riuh oleh siulan-siulan genit. "Jadi, kamu benar-benar akan menikahinya, Bos Muda?"

"Serius kamu pikir begitu?" Adriel mencibir. "Vivian cuma pemanasan. Setelah aku cukup berlatih, aku akan menaklukkan si putri es Keluarga Santoso. Kalau nanti aku bosan, aku selalu bisa kembali padanya dan menikahinya."

Aku berdiri terpaku di ambang pintu, pandanganku mulai kabur, cangkir kopi di tanganku bergetar.

Sebelum dunia gelap di mataku, aku sempat mengirim pesan sandi untuk Bos Indra Wijaya.

[Om Indra, untuk promosi yang akan berlangsung tiga hari lagi, tolong pindahkan aku. Sejauh mungkin dari Adriel.]

Kata-kata Adriel terasa seperti hembusan udara kutub di tengah musim kemarau, membekukan darah di nadiku. Aku tak bisa berhenti gemetar.

Tanpa suara, aku mundur ke kamar tidur. Di luar jendela besar, cahaya neon kota mulai berkelap-kelip. Aku bersandar pada kaca dingin itu, air mata mengalir pelan di pipiku.

Kenangan semalam berputar kembali di kepalaku.

Sentuhan tangan Adriel di tubuhku, panas dan penuh hasrat untuk memiliki. Bibirnya menyentuh telingaku, suaranya serak berbisik, "Vivian, kamu milikku. Kamu akan selalu jadi satu-satunya."

Aku hampir meleleh di pelukannya. Aku pikir, sepuluh tahun pengabdian akhirnya terbayar.

Betapa konyolnya aku.

Baru sekarang aku mengerti, bagi pria seperti Adriel, intimasi, cinta, dan kekuasaan adalah tiga hal yang sama sekali berbeda. Ia bisa mengambil apa pun dari tubuhku, sementara di kepalanya ia merencanakan cara menaklukkan sang putri Keluarga Santoso. Semua bisikan manis itu hanya trik murahan, pelicin untuk sesi latihannya.

Ponselku bergetar. Pesan terenkripsi dari Tio, wakil Adriel.

[Bos bilang, urus dirimu sendiri. Paket ada di depan pintu.]

Aku menatap layar itu, pikiranku kosong.

Perlahan, aku membuka pintu kamar. Di ujung lorong, ada sebuah tas kecil berwarna hitam.

Isinya pil kontrasepsi darurat. Dan beberapa tumpuk uang seratus ribu.

Prosedur standar untuk membayar seorang pelacur.

Tanganku gemetar saat mengangkat tas itu. Semalam, dia memelukku dan berjanji akan mengurus semuanya. "Vivian, kamu cuma perlu menjaga diri. Biarkan pria yang urus sisanya."

Sekarang, mengurus sisanya ternyata cuma berarti satu pesan dingin dari wakilnya.

Dia bahkan tak sanggup menemuiku langsung.

Aku melangkah ke kamar mandi dan merobek kotak itu. Sebutir pil putih kecil tergeletak di telapak tanganku. Perhatian yang dulu kupikir tulus, ternyata hanya rutinitas.

Aku melempar pil itu bersama uang ke dalam toilet.

Lalu menekan tombol flush.

Semuanya lenyap ke pusaran air. Bersama sisa terakhir ilusi yang pernah aku miliki.

Kembali ke ruang tamu, aku terjatuh di atas karpet sutra yang dulu kucari sebulan penuh hanya demi dia. Sama seperti semua yang pernah kulakukan untuknya.

Aku baru berusia delapan belas tahun saat ayah menyerahkan urusan keuangan Keluarga Mahendra ke tanganku.

"Vivian," katanya. "Ingat, nilai kita ada pada kemampuan membuat setiap uang dari keluarga ini bekerja untuk kita."

Aku ingat.

Aku membangun kerajaan finansial yang membuka jalan Adriel menuju kekuasaan. Setiap transaksi melewati tanganku. Setiap angka terukir di kepalaku.

Aku yang mengubah Adriel dari prajurit biasa menjadi bos dengan kekayaan ratusan miliar rupiah.

Dan apa balasannya? Ia memanfaatkanku, di meja keuangannya dan di ranjangnya.

Layar ponselku menyala. Informasi penerbangan.

Tiga hari lagi. Tujuannya adalah Altenburgia.

Aku memberi diriku waktu 72 jam.

72 jam untuk mengucapkan selamat tinggal pada kota ini dan memutus semua ikatan dengan Adriel Mahendra.

Kota yang tak pernah tidur itu akhirnya tenang. Tapi bagiku, malam terasa tak berujung. Aku menatap jauh ke arah lampu-lampu yang padam satu per satu, seperti kehangatan di hatiku... perlahan memudar hingga tak bersisa.

Mulai saat ini, aku tak lagi menjawab pada siapa pun.

Kecuali pada diriku sendiri.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status