Share

Bab 97

"Ya terserah bagaimana baiknya saja, Mas." Aku membalas lesu.

"Ya sudah, biar cepat kelar, aku tutup dulu teleponnya ya."

"Ya, Mas."

Tut.

Lesu lagi, ah tahu bakal begini kemarin saja aku ikut pulang.

Tok tok tok.

"Masuk."

"Nak, sarapan dulu, itu nasinya sampe udah dingin gitu loh."

"Ya Bu, Elia nanti ke meja."

"Loh tidak sekarang? Sudah siang loh."

Aku menggeleng lesu. Ibu masuk lalu duduk di dekatku.

"Kenapa toh, Nak? Seperti sedang sedih, tumben, oh apa ada tetangga yang ngomong macem-macem lagi?"

"Tidak Bu, Elia hanya sedang malas."

Lanjut aku cerita pada ibu soal asisten barunya Mas Nata, ibu ketawa-ketawa saja saat mendengar ceritaku, entah kenapa, apa iya aku terlalu berlebihan.

"Ya sudah kalau begitu kamu pulang saja sekarang Nak, tidak perlu nunggu dijemput, Nata sedang sibuk bantu pindahan 'kan? Kamu kasih dia kejutan."

"Hah? Apa perlu begitu, Bu?"

"Ya daripada di sini kamu tidak tenang lebih baik kamu pulang 'kan?"

Benar juga apa kata ibu, ah tapi ....

"Sudah, ayo Ibu antark
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status