Hai gais, silakan follow instegremmku @Ootbaho untuk melihat visual Radinka dan Kemilau. Dan kalau kalian kepo sama lagu yang lagi mereka dengar, silakan dengar di YT/Sptfy "I need you now" by Lady Antebellum. Dijamin baper dan nggak bisa move on dari Radinka. Wakakakak.
Melodi serta lirik lagu itu menenggelamkan Kemilau dalam sebuah rasa sentimental yang sudah lama tidak pernah singgah di dalam benaknya. Dulu, dia pernah menyukai lagu ini dan membayangkan bagaimana rasanya merindukan seseorang hingga menusuk ke dalam tulang. Ketika kita sedang sendiri dan tersiksa oleh hasrat ingin bertemu seseorang walau malam sudah begitu larut. Semuanya hanya karena dia yang kita rindukan selalu menggangu pikiran dan sanubari. Jantungnya bagai diremas tangan-tangan tak kasat mata.Lalu, kenapa Radinka mendengar lagu ini? Bukankah dia adalah monster kejam yang mustahil tertarik dengan karya musik melankolis yang seperti ini? Karena rasa penasarannya, Kemilau berniat untuk menoleh ke samping. Dan setelah itu dia langsung menyesal. Ternyata Radinka sudah melakukannya lebih dulu dan entah sejak menit ke berapa sejak earpod ini menempel di telinganya. Laki-laki yang duduk sambil menopang tubuhnya dengan dua tangan di belakang itu menatapnya dengan begitu dalam … dan
Radinka terkesiap saat Mila berjinjit hanya untuk meraih kembali bibirnya yang sudah sempat terlepas. Jantungnya melonjak seperti tiba-tiba disetrum. What? Apa dia sedang bermimpi? Ini nyata ‘kan? Mila memeluk lehernya dan berganti menyesap bibirnya pelan. Oh Tuhan … kini seluruh tubuh Radin merinding sampai ke ubun-ubun. Efeknya teramat dahsyat! Padahal ini bukanlah ciuman pertamanya, tapi berhasil membuat darahnya kocar-kacir. Yang tadinya sempat terdiam lantaran syok, kini Radinka kembali tersadar dan menemani Mila dalam ciuman lembut mereka. Tangan laki-laki itu mulai merangkak naik ke punggung dan memeluk Mila dengan erat. Kedua mata istrinya yang terpejam menunjukkan betapa Mila juga menikmati ciuman mereka. Oh, indah sekali rasanya. Entah apa artinya ini, tapi Radinka sungguh berbunga-bunga. Satu menit berlalu, akhirnya Mila melepaskan bibirnya. Kedua tumit sepatunya kembali menapak pasir, namun dia masih merangkul leher Radinka. Sekarang perempuan itu menyandarkan kening di
Kemilau mematut dirinya di depan cermin. Mengigit bibir karena rasa tidak percaya diri yang kini menghampiri. Sial sekali. Ternyata hukuman yang Radinka maksud adalah menemaninya berenang dengan hanya memakai pakaian dalam saja. Dan itu adalah perintah yang tidak bisa dia bantah. Radinka benar-benar diktator. Huft … walaupun ini bukan kali pertama dia hanya memakain dalaman di hadapan laki-laki itu, rasanya sangat canggung. Karena Radin meminta hal tersebut secara terang-terangan.Sepasang sport bra dan panties berwarna hitam, dari brand CK menjadi pilihan Mila. Entahlah ini seksi atau tidak, yang jelas dia merasa tidak ada bedanya dengan benar-benar naked. Apalagi kalau nanti masuk ke dalam air dan membuat kain itu basah, lalu mencetak semua isinya dengan jelas. Oh tidakkkk!Byurrrr! Terdengar suara Radinka yang sudah menceburkan diri ke dalam air. Mila semakin galau dan terdesak. Kalau tidak keluar secara baik-baik, pria itu pasti akan menyeretnya keluar. Arrrghhhhhhhh!!!! Dia meng
Malam pukul tujuh, Radin dan Kemilau akan kembali menuju vila keluarga Amar. Kali ini Radinka memutuskan untuk berangkat sendiri tanpa dijemput oleh Rendy. Setidaknya itulah yang Kemilau dengar tadi, sesaat sebelum mereka tenggelam dalam tidur siang yang cukup nyenyak.Namun hingga pukul lima sore, belum ada tanda-tanda kedua insan itu akan bangun dan berkemas. Bahkan jam makan siang sudah terlewatkan karena tidur yang terlalu lelap. Sepertinya mereka sama-sama kelelahan setelah dua jam berada di dalam kolam renang. Belum lagi efek dari semilir angin yang masuk melalui jendela dan memanjakan keduanya yang sedang tidur bersama di sofa ruang tamu.Sekarang, Kemilau tidur beralaskan lengan Radin dengan posisi memunggungi laki-laki itu. Rasanya begitu damai dan tenang, seperti tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan di hari-hari yang akan datang. Apalagi saat dia merasakan detak jantung Radin yang teratur di punggungnya yang menempel di dada laki-laki itu.Rasa was-was Mila sepertinya suda
Bagaimana Sheza bisa ada di sini?!Kemilau refleks ingin menarik tangannya dari genggaman Radinka. Namun tentu saja laki-laki itu tidak mengijinkan. Bukankah ini sedang ada di depan keluarga Amar? Mereka masih harus bersandiwara.“Nah, Pak Radin, Ibu Kemilau. Akhirnya datang juga.” Sepertinya semua orang terlalu asyik membahas sesuatu sehingga baru menyadari kalau tamu mereka sudah datang. Amar lah yang lebih dulu sadar dan diikuti yang lainnya. Termasuk Sheza yang langsung berhenti tertawa melihat sang kekasih sedang menggandeng mesra si upik abu. Apa dia tidak salah lihat? Radinka dan Mila terkesan begitu kompak dan mesra saat ini.“Maaf membuat Pak Amar dan keluarga menunggu lama.” Radin membawa Mila mendekati meja. Sadar betul kalau Sheza sedang menatapnya dengan tajam. Namun diabaikannya karena tidak ingin terlibat kontak mata dan menimbulkan kecurigaan bagi banyak orang.“Tidak masalah, Pak Radin. Duduk, duduk.” Kursi untuk Radin dan Mila sudah tersedia. Kali ini kedua orang i
“Maksudnya?” Radinka sampai memutar pinggang demi melihat ke belakang. Kaca helm juga dia buka lebar-lebar demi menunjukkan ekspresinya yang kebingungan.“Bukankah seharusnya Tuan mengajak nona Sheza untuk ikut pulang ke vila?”“Buat apa? Jangan ngaco kamu. Sudah, jangan banyak mikir. Kalau kamu tidak bersedia memeluk saya, saya tidak akan bertanggung jawab kalau kamu jatuh di tengah jalan.” Radinka mengancam kecil karena dia tau itu selalu mempan. Namun kali ini perkiraannya salah. Perempuan itu hanya berpegang pada sisi jaketnya saja. Sama sekali tidak berkenan untuk memeluk.Radin hanya bisa geleng-geleng kepala. Sepertinya Mila sungkan karena masih ada Sheza di belakang. Baiklah, dia akan mengalah sejenak. Pria itu lantas menjalankan motor sport-nya dengan kecepatan sedang. Dia harus puas hanya merasakan kehangatan tubuh Mila di punggungnya.Sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara. Kemilau sedang sibuk dengan pikirannya yang menebak-nebak bagaimana sikap Radin setelah ini. B
Radinka terhenyak mendengar sindiran itu. Memang itu 'kan yang diinginkan Sheza? Membuat Mila benci kepadanya."It was, Mila. But everything changes."Mila menggeleng. "Saya tidak akan mempersulit apapun jika kalian ingin harta warisan itu. Percayalah, saya sama sekali tidak menginginkannya." Kedua netra itu kembali mengeluarkan air mata kesedihan. Dia sungguh tidak tau apa lagi yang akan terjadi nanti. Sheza sudah pasti mengadu kepada Nadya dan Greta.Radinka mengusap wajah dan menyibak rambut basahnya ke belakang. Dia bingung harus berkata apa untuk menampik kalimat Kemilau. Perempuan itu sedang krisis kepercayaan kepadanya. Apapun yang dia dengar pasti tidak akan bersedia dia cerna baik-baik."Saya memang pernah membenci kamu. Tapi sekarang semuanya sudah berubah. Saya baru menyadari kalau takdir tidak pernah salah. Saya percaya kamu memang jodoh saya dan sebaliknya.""Secepat itu? Apa yang Tuan rencanakan? Dari pada Tuan berniat ingin memanfaatkan saya, lebih baik sudahi pernikaha
Tidak. Tidak! Ini tidak benar. Jangan lupakan bagaimana sakitnya saat kemarin Radin merenggut kehormatannya secara paksa. Bukankah waktu itu Mila sudah berjanji akan membenci laki-laki ini sampai dia mati? Kenapa sekarang hati dan tubuhnya justru ingin berkhianat? “Kamu cantik.” Tangan Radinka mengusap pipi Mila yang begitu dekat dengan wajahnya. Dia tidak berbohong. Perempuan ini memang cantik. Hanya saja, saat bertemu di panti asuhan kemarin, kebencian sedang meliputi hati laki-laki itu sehingga tidak menyadarinya. Mila menjauhkan wajahnya. Ingatan akan perbuatan keji Radin membuat gairahnya tiba-tiba turun drastis. "Saya … saya tidak bisa, Tuan,” akunya jujur, meski tonjolan di bawah s*l*ngk*ng*nya masih terasa sangat menggoda. “I want you, Mila. Why?” Radin tidak ingin menyerah. Kini dia mencium leher perempuan itu tanpa izin. Sial! Kemilau tidak bisa berkutik ataupun menolak. Matanya terpejam secara otomatis karena sensasi geli yang tercipta dari sentuhan bibir Radin di kuli