Share

10. Sebuah Syarat

"Ini untuk ongkos pulang. Perusahaan akan mentransfer uangnya setelah ini," katanya datar.

Bukannya menerima, Maura membuang uang itu hingga berserakan di lantai. Ia menatap Mahen penuh amarah. Namun ia tidak dapat berbuat apapun. "Saya bukan pengemis Tuan." Setelah mengatakan itu ia pergi begitu saja.

Semua yang ada di situ hanya menatap punggung Maura dengan tatapan berbeda. Mahen sendiri tampak begitu acuh meski melihat Maura yang berjalan kesusahan.

Maura menangis sepanjang jalan. Ia berhenti di sebuah kursi kecil di sebuah taman. Di situ ia menumpahkan tangisannya. Lagi-lagi dadanya sesak karena begitu perih luka yang Mahen torehkan.

Jika bertemu dengannya saja Mahen tidak mau, maka bagaimana ia bisa meminta tanda tangannya?

Selesai menumpahkan emosinya, Maura segera pulang. Saat ia menunggu taksi, sebuah mobil hitam merk Alphard berhenti di depannya. Ternyata itu adalah ibu mertuanya. "Masuk," titah Dara tegas.

Maura
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status