Share

03

Author: yeolsoo612
last update Last Updated: 2022-09-08 15:03:56

Lelaki yang memperkenalkan diri sebagai Chandra itu tersenyum. Ia menghampiri Tuan Hendra yang nampak tidak suka dengan kehadirannya.

“Ku dengar keluarga Tuan Wijayamemiliki sejumlah hutang kepada Anda,” ucapnya dengan nada lirih.

Tuan Hendra berdecih. Pria tua itu terlihat jelas meremehkan pria muda di hadapannya ini.

“Lalu apa urusannya denganmu? Anak muda jaman sekarang memang tidak memiliki sopan santun, suka sekali ikut campur urusan orang lain,” sahutnya dengan nada remeh.

"Aku ingin melunasinya.”

Semua orang yang ada di sana terkejut mendengar penuturan Chandra. Sedangkan pria itu sendiri hanya berekspresi biasa dengan senyum cerah yang masih belum hilang dari wajahnya.

“Apa kau yakin?” itu bukan Tuan Hendra yang bertanya, melainkan Nyonya Rini.

Wanita baya itu mendekat ke arah Chandra dan bertanya dengan ekspresi terkejut yang nampak begitu jelas.

Tidak ada kata apapun yang terucap dari bibir Chandra saat itu, hanya sebuah anggukan ringan yang mewakili jawaban yang diberikannya.

“Kau yain bisa melunasi hutang mereka? Aku yakin jika anak muda sepertimu tidak memiliki uang sebanyak itu untuk melunasi hutang mereka,” ucap Tuan Hendra masih dengan nada meremehkan.

Senyum kembali terumbar di wajah Chandra. Pria itu kemudian mengeluarkan selembar cek dan menuliskan sesuatu di sana sebelum kemudian memberikan cek tersebut pada Tuan Hendra.

Cek dengan nominal tujuh puluh juta rupiah itu membuat Tuan Hendra terkejut bukan main. Ia sempat melihat sekali lagi ke arah Chandra sebelum mengajukan pertanyaan.

“Kau mencoba menipuku dengan selembar kertas bodoh ini?” katanya masih dengan nada mengejek.

Lagi-lagi hanya senyum yang terukir di wajah Chandra sebagai jawaban. Pria muda itu berdeham sejenak sebelum kemudian berucap.

“Saya tahu anda mengerti dengan apa yang baru saja saya berikan. Dan Anda bisa menghubungi saya jika ternyata cek yang saya beri adalah palsu,” ujar Chandra memberikan kartu nama miliknya.

Tuan Hendra terdiam sejenak sebelum kemudian ia menggambil kartu nama Chandra dengan kasar dan berlalu meninggalkan kediaman keluarga Do tanpa mengatakan apapun.

Selepas kepergian Tuan Hendra, Chandra kembali menghadap ke arah Aruna yang masih saja mematung kebingungan. 

Lengkung manis masih terpasang dengan jelas di wajah Chandra. 

“Anda siapa?” pertanyaan pertama yang terlontar dari Tuan Wijaya.

Chandra membungkuk sebelum kemudian memperkenalkan diri.

“Perkenalkan. Saya adalah Chandra Adiguna. Perwakilan dari Aditya Group.”

Nyonya Rini dan anak-anaknya melotot kaget, siapa yang tidak mengenal Aditya Group. Salah satu perusahaan paling berpengaruh di Negara mereka.

“Apa tujuan anda datang ke mari dan membayar hutang kami?” pertanyaan itu terlontar dari mulut Aruna kemudian.

Gadis yang saat ini mengenakan dress selutut berwarna gading itu melihat ke arah Chandra dengan mata memincing.

Ia tentu merasa curiga dengan kehadiran Chandra yang secara tiba-tiba. Juga aksinya yang mau melunasi hutang keluarganya.

Dirinya yakin jika apa yang dilakukan Chandra tidaklah Cuma-Cuma, tidak ada yang gratis di dunia ini.

“Bisa kita bicara sebentar?” Chandra bertanya dengan nada sopan ke arah Aruna yang masih tertdiam.

***

Disinilah Chandra juga Aruna berada. Sebuah taman yang terletak tidak jauh dari rumah.

Ada alasan khusus yang membuat keduanya memilih tempat tersebut. Chandra mengatakan jika apa yang akan dikatakannya adalah hal penting dan rahasia, oleh sebab itu mereka harus memilih tempat aman juga cukup sepi.

Meski pada mulanya Aruna merasa enggan, juga khawatir. Ia tidak bisa menolak. Sang Ibu dengan tatapan mata tajamnya mengancam dirinya agar mauy menuruti Chandra saat itu.

“Sebelumnya aku ingin meminta maaf atas kemunculan ku yang terlalu tiba-tiba,” Chandra membuka percakapan lebih dulu.

“Sebenarnya apa maksud dan tujuanmu? Aku tahu jika aksimu melunasi hutang keluarga ku tidaklah cuma-cuma.”

Chandra tersenyum mendengar perkataan Aruna yang to the point. Pria itu menghela napas panjang sebelum menyahuti perkataan Aruna.

“Kau benar. Aku memiliki tujuan khusus untuk itu.”

“Katakan. Apa tujuanmu sebenarnya,” sergah Aruna dengan cepat.

Chandra melirik sekilas ke arah si gadis. Ia melihat Aruna dengan pandangan lekat dan hal itu membuat Aruna cukup salah tingkah dibuatnya.

“Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Aruna yang mulai merasa kurang nyaman dengan tatapan Chandra.

Si pria menggeleng. Ia kembali menghela napas panjang sebelum berujar.

“Aku ingin kau menikah,” ujarnya cepat.

Aruna terbatuk.

Ia tersedak tanpa alasan setelah mendengar perkataan Chandra yang terdengar tidak masuk akal.

Menikah? Dengan pria ini? Yang benar saja!

“Tidak terima kasih. Aku tidak mengenalmu dan tidak tahu siapa dirimu sebenarnya. Jika tujuanmu tidak ada bedanya dengan Tua Bangka itu, lebih baik kau ambil kembali uangmu,” kata Aruna dengan serius.

Chandra melihat sejenak ke arah Aruna dengan eskpresi kebingungan. Hal itu membuat Aruna juga sebenarnya bertanya-tanya.

“Siapa yang bilang kau akan menikah denganku?” tanyanya dengan wajah polos juga mata yang mengedip beberapa kali.

“Kau bilang tadi, aku harusa menikah?” Aruna bertanya balik dengan wajah yang juga sama bigungnya.

Hening sjenak sampai kemudian terdengar kekehan kecil dari Chandra, hal itu memancing Aruna untuk mengerutkan alisnya dengan bingung.

“Kau memang harus menikah, tapi bukan denganku,” ujarnya kemudian.

Belum sempat Aruna menyahuti apa yang dikatakan Chandra, pria itu lebih dulu menyambung perkataanya yang sebelumnya.

“Kau akan menikah dengan Wisnu Aditya.  CEO Aditya Group .”

Perkataan Chandra selanjutnya mampu membuat Aruna bungkam seketika. Gadis itu melihat ke arah Chandra dengan wajah tidak percaya.

Apa yang baru saja dikatakannya? Menikah dengan Wisnu Aditya? Yang benar saja!

Aruna bukanlah seseorang yang kuper. Ia tahu siapa itu Wisnu Aditya, apalagi dengan dirinya yang memiliki perusahan besar semacam Aditya Group.

“Kau gila, ya?” perkataan spontan Aruna membuat Chandra cukup terkejut.

Selama ini jika dirinya berhadapan dengan seseorang, maka ia akan mendapatkan apapun yang dirinya inginkan. Apalagi jika dirinya mengatakan soal Aditya Group.

“Aku memang tidak mengenal siapa itu Wisnu Aditya secara pribadi. Tapi aku tahu siapa itu Diandra Safa, dia adalah istri Wisnu Aditya!” 

Chandra menghela napas. Ia sudah menduga jika hal ini akan terjadi.

“Ya, aku tahu. Wisnu memang telah menikah dengan Diandra, tapi dia ingin menjadikanmu sebagai Istrinya,” ucap Chandra menanggapi.

“Hanya sekadar ingin kau tahu, aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak ku cintai. Lagipula aku tidak ingin menjadi perusak hubungan orang lain. Sudah cukup bagiku mendapatkan kebencian dari keluargaku sendiri, aku tidak ingin mendapatkan hal itu dari orang lain.”

Gadis itu memilih bangkit, baru saja dirinya ingin beranjak suara Chandra kembali menginterupsi.

“Kau bisa saja menolak untuk menikah dengan Wisnu. Tapi itu berarti kau harus mengembalikan uang yang sudah ku gunakan untuk membayar hutang keluargamu sejumlah 70 juta rupiah.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ibu Sigit
kurang banyak hutangnya..moso cm segitu jaminan nya orang.. harusnya 700 juta
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   epilog

    Pukul tiga dini hari saat Wisnu dikejutkan dengan suara rintihan pelan yang berasal dari sebelahnya. Pria itu menoleh dengan mata yang masih setengah terpejam."Kamu kenapa?" tanya pria itu dengan suara serak. "Perutku tiba-tiba saja terasa sakit," keluh Aruna sembari memegangi perut buncitnya.Omong-omong kandungan wanita itu saat ini sudah menginjak bulan ke sembilan. Dan menurut perkiraan Dokter, wanita itu akan melahirkan dua minggu dari sekarang.Pelan-pelan Wisnu coba bantu menenangkan, tangan besarnya ia gunakan untuk mengelus perlahan perut sang istri berharap dengan itu rasa sakit yang diderita bisa mereda."Perutku mulas," ucap Aruja tiba-tiba."Ayo, aku bantu ke kamar mandi."Saat Wisnu hendak membantu Aruna untuk bangun dari tidurnya, wanita itu terkejut saat mendapati kasur yang ditempatinya sebelumnya basah."Kamu mengompol?" tanya Wisnu."Air ketubannya pecah."Keduanya sempat terdiam sesaat, sebelum kemudian kepanikan melanda mereka. Wisnu dengan siap siaga memapah Ar

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   107

    Dua tahu sudah semuanya berlalu. Seperti harapan yang terkabul, kehidupan Aruna dan keluarganya begitu baik semenjak hari itu.Anak-anak yang tumbuh sehat dan menggemaskan, perkembangan perusahaan yang kembali naik setelah terungkapnya rekaman percakapan rencana kriminal Celine yang tanpa sengaja bocor.Membuat para investor yang sebelumnya mencabut saham mereka dari perusahaan kembali bergabung bahkan menanam saham lebih besar dari sebelumnya.Juga soal pernikahan Aruna dan Wisnu. Keduanya memutuskan untuk membuat pesta resepsi sekaligus untuk mengumumkan pernikahan mereka pada khayalak ramai.Hal itu guna membersihkan nama Aruna dan meluruskan kesalahpahaman yang ada. Tentunya dengan menutup beberapa fakta jika sebenarnya Diandra yang meminta wanita itu untuk menjadi ibu pengganti.Seperti saat ini, Aruna yang tengah mengawasi David juga Nadine yang tengah bermain di halaman belakang tersentak saat sebuah pelukan mengejutkannya dari arah belakang.Itu adalah Wisnu. Pria itu baru saja

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   106

    Wisnu yang merasa tidak tahan melihat adegan itu memilih keluar lebih dulu, membiarkan dua wanita itu saling menumpahkan perasaannya masing-masing."Tolong jaga Nadine, saat ini dirinya tidak memiliki siapapun lagi," kata mbak Riri setelah pelukan keduanya terlepas.Aruna mengangguk, wanita itu akan melakukan tugasnya dengan tulus karena jauh sebelum ia memikirkan permintaannya untuk mengadopsi Nadine, memang wanita itu sudah menyayangi Nadine selayaknya ia menyayangi David, anaknya sendiri."Pasti mbak, pasti. Aku juga sudah menganggap Nadine selayaknya anakku sendiri jauh sebelum ini.""Ya, aku percaya pada kalian. Maaf atas segala perbuatanku," kata wanita itu menunduk."Sudah, mbak. Setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan, yang harus dilakukan hanya berubah menjadi seseorang yang lebih baik di masa depan. Dan lagi, aku yakin bahwasanya Mbak Riri sebenarnya adalah orang yang baik."Belum sempat Mbak Riri menjawab perkataan Aruna, seorang sipir masuk dan berkata jika waktu merek

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   105

    Wanita itu menatap ke arah Wisnu dengan sengit."Apa yang mbak lakukan? Kenapa mbak tega pada David?!" tanya Wisnu marah.Wanita itu tersenyum, Mbak Riri atau yang bernama asli Arini itu terkekeh kemudian tertawa terbahak-bahak. Ia menunjuk Wisnu dengan ibu jarinya."Karena orang sepertimu pantas mendapatkannya!" Amarah terpancar begitu jelas di wajah Mbak Riri, wanita itu seolah menyimpan dendam yang teramat besar kepada Wisnu."Apa kamu ingat dengan seorang gadis yang juga pelayan di rumah Celine? Gadis polos yang dengan bodohnya membantumu keluar dari rumah itu hanya karena beranggapan kamu adalah seorang lelaki baik-baik. APA KAMU MENGINGATNYA!!"Wisnu tersentak, ingatannya kembali terputar saat ia menjadi korban tawanan Celine saat itu.Tentu saja ia ingat, seorang gadis yang begitu baik mau membebaskannya meski taruhannya ia sendiri yang akan menjadi korban tabiat buruk Celine.Dan disaat itu ia teringat dengan janjinya pada gadis itu. Bahwa ia akan melindungi keluarganya dari

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   104

    Tidak ada yang dilakukan Wisnu, ia hanya duduk diam dengan pandangan kosong ke arah depan.Kepalanya tidak bisa berpikir, ia tidak tahu apa ya g sebenarnya ada dalam hatinya sekarang. Semuanya terlalu bercampur aduk hingga ia sendiri tidak tahu apa yang jadi tujuannya saat ini.Ia tentu tidak ingin berpisah dari Aruna, mau bagaimanapun sejujurnya dirinya begitu mencintai wanita itu.Namun di sisi lain dirinya hanya takut, ia takut jika di masa depan Celine juga akan kembali melakukan hal gila lainnya, bahkan lebih.Memang, keadaan wanita itu juga tidak lebih baik daripada David. Ia mengalami pendarahan juga patah tulang yang cukup serius, namun rasa takut itu tentu masih ada dalam perasaan Wisnu saat ini.Ia hanya tidak ingin baik Aruna ataupun David akan menjadi korban lagi, sudah cukup untuk sekarang."Melamunkan apa?"Pria itu tersentak. Seorang pria paruh baya duduk di sebelahnya di depan ruang tunggu kamar VIP. Omong-omong beberapa jam yang lalu David sudah bisa dipindahkan ke r

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   103

    "DAVID!!"Teriakan itu tidak terelakan, air mata turun begitu saja dari pelupuk mata si wanita. Ia meraung, melihat bagaimana buah hatinya harus menjadi korban dari perasaan egois seseorang.Wisnu yang juga ada di sana tampak tidak jauh berbeda. Pria itu sama terkejutnya, tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Celine.Wanita itu benar-benar nekat.Melihat bagaimana histerisnya Aruna, Wisnu segera menahan wanita itu saat ia ingin mengikuti jejak Celine terjun ke bawah sana.Wisnu memeluk Aruna yang meraung keras, keduanya menangis hebat perasaan mereka hancur berkeping-keping.Tangisan Aruna belum juga reda, justru terdengar kian keras dan menyayat hati saat wanita itu melihat bagaimana tubuh mungil buah hatinya yang bersimbah darah tergeletak di atas brankar."David, sayang."Rasanya Aruna tidak mampu lagi untuk berdiri di atas kakinya, hingga tidak lama kemudian wanita itu ambruk tidak sadarkan diri.Wisnu yang juga masih menangis bersusah payah untuk membopong tubuh istrinya, mes

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   102

    "Ada apa?" Aruna bertanya khawatir.Wisnu tidak langsung menjawab, pria itu justru langsung menggandeng tangan sang istri dan membawanya kembali ke lantai tempat mereka menginap.Melihat Wisnu yang tampak terburu-buru, membuat Aruna kebingungan. Namun tiap kali wanita itu bertanya, sang suami tidak menjawab apapun."Sebenarnya ada apa? Kenapa kamu tampak terburu-buru?" Wisnu masih saja tidak mengatakan apapun sampai keduanya tiba di depan pintu kamar. Pria itu langsung masuk ke dalam dan membereskan barang-barang mereka dengan asal.Memasukan pakaian ke dalam koper juga beberapa barang lainnya dengan terburu."Wisnu, kamu kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi!"Tidak tahan, Aruna menyentak kegiatan sang suami yang tengah memasukan pakaian ke dalam koper. Ia memegang erat bahu sang suami dan menatap matanya dalam."Tenangkan dirimu, dan katakan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Aruna dengan lebih tenang.Wisnu yang semula nampak begitu panik, berangsur-angsur mulai terlihat tenang. Ia

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   101

    Tanpa terasa Aruna dan Wisnu telah menghabiskan waktu tiga hari di negara gingseng tersebut. Keduanya banyak menghabiskan waktu bersama dengan berjalan-jalan ke Namsan tower, sungai Han juga berburu jajanan kaki lima khas negeri yang begitu terkenal dengan budanya hiburannya tersebut.Saat itu malam pukul dua belas malam. Cuaca di kota Seoul begitu dingin karena memang waktu yang mulai memasuki musim gugur. Aruna sudah siap dengan pakaian tidurnya. Wanita itu terduduk di depan sebuah meja sembari mengoleskan skincare routine nya saat dari arah kamar mandi Wisnu muncul.Pria itu baru saja selesai membersihkan diri setelah hampir seharian keduanya berjalan-jalan juga bersenang-senang."Wangi sekali, istriku," kata Wisnu sembari mengusap rambut basahnya dengan handuk.Aruna hanya terkekeh, ia kemudian meraih sebuah hairdryer dan mendekat ke arah sang suami yang terduduk di tepi ranjang.Ia mulai mengeringkan rambut hitam Wisnu dengan hati-hati juga teliti, sementara si lelaki sibuk mem

  • (Bukan) Istri simpanan CEO   100

    Malam hari berlalu dengan cepat. Pagi ini Aruna tengah disibukkan dengan acara memasak untuk bekal piknik David juga orang tuanya.Suasana rumah yang cukup sepi membuat tiap pergerakan Aruna terdengar cukup nyaring, juga bau masakan yang tercium hingga lantai atas.Pergerakan wanita itu terhenti saat tiba-tiba sepasang lengan kekar melingkar pada pinggang nya. Sejurus kemudian ia merasakan beban di bahu sebelah kiri.Wisnu, pria yang baru saja terbangun dari tidurnya itu bergelayut manja pada bahu sang istri, mencium dengan rakus aroma yang kian menjadi candu tiap harinya."Mandilah dulu, setelah itu antar David ke rumah Ayah dan Ibu," kata Aruna masih sembari menata makanan dalam wadah bekal.Wisnu hanya bergumam dengan suara serak, pria itu justru kian mengeratkan pelukannya juga sesekali menciumi leher sang istri yang menimbulkan sensasi geli."Hentikan, bagaimana jika dilihat David?""Tidak apa, anak itu akan senang jika memiliki seorang adik," sahut Wisnu ngawur."Lepaskan dulu,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status