Share

Bab 552

Penulis: Ayesha
Brielle dan Raka sama-sama tertegun. Apa suara mereka tadi sebesar itu?

"Papa dan Mama nggak berkelahi, kami hanya sedang membahas sesuatu," jelas Raka dengan lembut.

"Kalau begitu, besok kita bisa pergi ke pantai bersama nggak?" Anya menengadah, wajah mungilnya yang penuh bekas air mata menatap keduanya dengan penuh harapan.

Melihat Brielle tidak menjawab, Anya tiba-tiba menangis keras, "Aku sudah lama banget nggak pergi ke pantai sama Papa dan Mama. Anak-anak lain punya Papa Mama yang menemani, cuma aku yang nggak ...."

Baru saja menangis sekali, sekarang Anya menangis tersedu-sedu sampai bahunya ikut bergetar. Lastri yang berdiri di samping saja ikut merasa sedih. Melihat putrinya seperti itu, Brielle menarik napas panjang. Akhirnya, hatinya yang lembut menang, "Baiklah ...."

Anya masih belum yakin. Dia mengulurkan jari kelingking kecilnya. "Janji, Papa Mama nggak boleh bohong."

Raka mengaitkan kelingkingnya dengan jari putrinya. "Baik, janji." Lalu dia mengangkat pandangan ke arah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Suharti Purwanto
bagus Brie.... jangan kasih ruang untuk pelakor...
goodnovel comment avatar
Andi Sary Nova
Brielle kirimkan semua vidio at rekaman tlf dari si Devilna kepada si pecundang Raka terus suruh Raka buat bilangin tuh pelakornya supaya tdk lg meneror dia soal apapun terkait soal Raka biar tahu tuh si Raka kalau siDelvina itu perempuan rese dan menjijikkan
goodnovel comment avatar
Suryat
valakor cemas tuh..haha..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 562

    Melihat Raka sengaja menahannya hanya untuk mengatakan hal itu, Brielle merapikan berkas lalu bersiap pergi. Raka menatap sosoknya yang keluar dari ruangan. Mengingat Anya akan naik panggung untuk tampil, mata Raka memancarkan sedikit rasa bangga sebagai seorang ayah.....Besok adalah hari Sabtu, hari di mana Anya akan tampil untuk kompetisi. Demi itu, Brielle sengaja mencari tahu daftar para juri. Dari daftar yang diberikan stasiun TV, dia tidak melihat nama Devina, dan hal itu membuat Brielle sedikit mengembuskan napas lega.Dia tidak ingin putrinya kembali berhubungan dengan wanita itu. Sekalipun dia bisa memberi tahu putrinya bahwa Devina adalah orang ketiga dalam hubungan ayahnya, hal itu tetap tidak akan mengubah apa pun.Malam harinya, Brielle kembali memberikan sedikit persiapan mental untuk putrinya. Melihat Anya yang wajahnya penuh antusias, sama sekali tidak tampak gugup atau takut panggung, Brielle pun ikut merasa lega.Sabtu pagi.Di belakang panggung studio TV, sudah dat

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 561

    Senyum di sudut bibir Brielle mendadak membeku selama beberapa detik."Papa pasti juga sangat ingin melihat aku tampil. Mama, ayo kita cepat pulang buat latihan piano!" Anya menarik tangan ibunya menuju mobil.....Setibanya di rumah, Anya mencuci tangan, makan sedikit buah, lalu langsung duduk di depan piano untuk berlatih. Brielle menemani di sampingnya, memberikan arahan. Ini adalah pertama kalinya putrinya tampil di televisi. Tidak peduli dapat juara atau tidak, berani naik panggung saja sudah luar biasa.Brielle menatap wajah kecil Anya yang fokus memainkan piano, hatinya campur aduk antara merasa bangga dan juga sentimental.Setelah menyelesaikan satu lagu, Anya mengangkat kepala dan bertanya penuh harapan, "Mama, aku mainnya bagus nggak?""Bagus sekali." Brielle mengusap lembut kepala putrinya. "Kalau kita lebih banyak latihan, nanti saat tampil kamu bisa bermain lebih baik.""Ya!" Anya mengangguk penuh semangat, lalu melanjutkan latihan.Hari-hari berikutnya, Anya berlatih deng

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 560

    "Performa klinis obat baru sejauh ini cukup baik. Hanya saja masih sedikit kurang dari target yang kita harapkan. Tapi karena kondisi tiap pasien berbeda, hasilnya juga bervariasi. Sudah ada tiga pasien tahap awal yang berhasil sembuh total, itu sudah merupakan sebuah keajaiban."Brielle mengangguk. Dia menata kembali perasaannya. Memang, saat menyangkut pekerjaan, dia tidak pernah akan lalai.Bukan karena Raka, tetapi karena rasa tanggung jawabnya."Begini saja! Aku berikan kamu libur tiga hari. Istirahatlah betul-betul sebelum kembali bekerja," ujar Madeline sambil menepuk bahunya.Brielle mengangguk. Beberapa hari ini, dia memang terlalu tegang.....Setelah jam kerja, Brielle datang menjemput putrinya. Baru saja turun dari mobil, seseorang juga turun dari mobil lain. Pria itu mengenakan setelan biru tua, tampak seperti baru saja kabur sebentar dari kantor untuk datang ke sini.Orang itu adalah Lambert.Hari pertama Lambert kembali ke negara ini, dia langsung datang untuk menjemput

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 559

    Langkah Brielle mendadak terhenti. Dia menoleh dan menatap Raka dengan tenang. "Hal seperti itu, jangan pernah kamu pikirkan."Raka mengerutkan alis. "Brielle, aku bukan sengaja menyulitkan kamu. Tapi dengan kondisimu yang begitu nggak fokus akhir-akhir ini, aku khawatir bebanku mengasuh Anya terlalu berat untukmu."Di bawah cahaya lampu, wajah Brielle memang terlihat agak pucat. Beberapa hari ini dia tidak cukup tidur. Apa pun maksud Raka mengucapkan kalimat barusan, Brielle sama sekali tidak berniat menanggapi."Hidupku nggak perlu kamu urusi." Setelah menuntaskan kalimat itu, Brielle berbalik ingin pergi."Jurang yang tidak menanggapimu, tidak pantas membuatmu mencoba melompat ke dalamnya. Niro nggak cocok untukmu." Suara Raka yang jernih menggema di lorong kosong itu, terdengar sangat jelas.Langkah Brielle kembali berhenti. Setelah memahami arti kalimat itu, dia tidak menoleh, hanya mendengus pelan. "Hubunganku dengan Niro bukan urusanmu untuk dihakimi.""Aku hanya mengingatkan de

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 558

    "Jalan sambil melamun?" Raka menyipitkan mata dan menatapnya tajam, meski tidak tampak marah sama sekali. Brielle mundur selangkah karena malas menanggapi. Dia langsung melewatinya untuk masuk ke ruang rapat.Keduanya berjalan masuk secara berurutan, membuat beberapa orang di dalam ruangan menoleh dengan rasa heran. Brielle duduk di tempatnya, sementara Raka menarik kursi di samping Madeline dan duduk."Baik, semua sudah hadir. Selanjutnya kita akan melakukan rangkuman mengenai hasil uji klinis obat baru," kata Madeline.Rapat sudah berjalan setengah jalan ketika Madeline menoleh pada Brielle. "Brielle, bagaimana progres pencocokan data klinis kelompok ketiga?"Namun, Brielle sama sekali tidak bereaksi, seperti tidak mendengar apa pun. Dia tenggelam dalam pikirannya sendiri."Brielle?" Madeline memanggil sekali lagi. Chairil, yang duduk di samping Brielle, menepuknya pelan di bawah meja.Baru saat itu Brielle seolah tersadar. Dia melihat semua orang sedang menatap ke arahnya, lalu bert

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 557

    Brielle tiba di rumah Keluarga Pramudita untuk menjemput putrinya. Pembantu memintanya masuk dan duduk di ruang tamu, tetapi Brielle menolak dengan halus. Tak lama kemudian, Meira keluar sambil menggandeng Anya."Mama!" Anya berlari gembira ke arahnya.Brielle mengangkat putrinya dan berkata kepada Meira, "Kalau begitu kami pulang dulu.""Brielle, terima kasih sudah repot-repot," ujar Meira.Brielle tertegun sejenak. Sebelumnya, Meira tidak pernah mengucapkan kalimat seperti itu kepadanya."Tidak repot," jawab Brielle singkat, lalu membawa Anya masuk ke mobil."Wow! Mama, ini hadiah untuk aku?" Anya memeluk kotak hadiah itu dengan mata berbinar."Ya. Itu hadiah dari papamu," jawab Brielle jujur.Anya senang sekali. Dia menyalakan lampu kabin dan mulai membuka hadiah itu dengan serius.Saat mereka tiba di rumah, Anya masih memeluk hadiah yang belum selesai dibuka. Brielle hendak naik ke lantai atas ketika ponselnya tiba-tiba berdering. Dia mengambil ponselnya dengan kebingungan.Nomorny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status