Share

Bab 590

Penulis: Ayesha
"Alasannya nggak bisa aku jelaskan, tapi yang jelas bukan seperti yang kamu pikirkan," jawab Brielle.

"Jadi, nggak ada hubungannya dengan Raka?" tanya Lambert langsung.

"Aku dan dia sudah lama nggak ada hubungan apa pun." Brielle menetapkan batas dengan sangat jelas.

"Baik. Nggak peduli kamu bekerja di mana, aku tetap mendukungmu."

"Terima kasih karena sudah menyewakan laboratorium untuk Paman Derrick," kata Brielle dengan tulus.

"Laboratorium memang harus dipakai untuk penelitian. Kalau menganggur, itu hanya pemborosan." Lambert tertawa ringan. "Kalau ada waktu, kita makan bersama lagi."

"Mm. Aku lanjut kerja dulu."

....

Saat makan siang, Brielle dan Cherlina makan di kantin MD. Kantin MD terkenal sebagai yang paling mewah di industrinya.

Cherlina memasukkan sepotong salmon segar ke mulut sambil mengeluh manja, "Aku bisa-bisa naik berat badan lagi."

Brielle tertawa pelan. "Tekanan kerja di sini juga nggak kecil. Kamu harus siap mental."

"Tenang saja, aku pasti bekerja sebaik mungkin,"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fabriana Cannavaro
Terus ngapain derrick bikin penelitian yg sama tp brilie kasih ke Md ga jelas bgt dh ruh profesor , kan tempat dia juga sama2 bs kalo emang percaya ama MD dia aja masuk MD malah nyuru orang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 651

    Raka membawa Jared mendekat ke mobil. Derrick turun bersama empat anggota timnya. Raka melangkah maju mengulurkan tangan. "Selamat datang, Profesor Derrick."Berbeda dengan sikapnya saat terakhir kali bertemu Raka, Derrick kali ini tersenyum ramah sambil berjabat tangan."Pak Raka," sapanya.Setelah itu, pandangannya jatuh pada Brielle. Dia tersenyum hangat. "Brielle.""Paman Derrick." Brielle menyapa lebih dulu, kemudian mengangguk sopan pada Novika dan Hermanto.Hubungan Brielle dengan Derrick memang diketahui banyak orang. Brielle hampir saja masuk ke dalam tim penelitiannya dulu.Saat itu, Derrick menoleh kepada Raka dan berkata, "Brielle dulu adalah murid paling berbakat yang pernah kubimbing. Dia juga putri dari sahabat lamaku."Tatapan Raka yang dalam berpindah ke arah Brielle. "Aku tahu."Jared segera maju. "Profesor Derrick, ruang rapat sudah disiapkan. Silakan lewat sini.""Baik, kita mulai rapatnya dulu." Derrick mengangguk. Semua orang mengikuti Jared masuk ke lift.Saat Br

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 650

    Brielle mengerutkan alis. Kata-kata Jared membuatnya setengah percaya, setengah ragu. Dia memutuskan untuk mempelajari robot itu lebih dulu.Setelah menutup telepon dan kembali ke ruang tamu, dia melihat Anya sedang bermain dengan robot itu dengan sangat bahagia. Anya memiringkan kepala mungilnya dan bertanya dengan suara manja, "Smarties, aku mau dengar Papa bercerita."Mata robot itu berkedip dua kali, lalu terdengar suara Raka yang lembut, "Anya ingin dengar cerita apa?""Wow! Itu benar-benar suara Papa yang cerita untuk aku!" Anya bertepuk tangan dengan girang. "Aku mau dengar cerita Putri Duyung."Brielle berdiri di samping sambil mengerutkan kening. Raka bahkan memasukkan suaranya sendiri. Meski begitu, harus diakui, ini juga termasuk bentuk lain dari kasih sayang seorang ayah."Smarties, sini, ikut aku."Anya berjalan duluan dan robot itu mengikuti di belakang. Setelah Anya duduk di sofa, Smarties berdiri di depannya. Dengan suara rendah, sistem itu memutar cerita dongeng yang s

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 649

    Brielle mengerutkan alis. Di atas kotak itu terlihat label MD. Sepertinya robot ini memang hasil pengembangan para insinyur MD.Anya bertepuk tangan dengan sangat antusias, lalu menarik ujung baju Brielle. "Mama, cepat buka! Aku mau lihat!"Brielle dan Lastri mengangkat kotaknya ke dalam rumah, lalu mulai membukanya. Di dalamnya ada sebuah robot setinggi lebih dari satu meter, berwarna merah muda, bentuk kepalanya menyerupai manusia. Jelas ini adalah tipe robot pendamping anak."Wow!" Mata Anya berbinar saat menyentuh kepala robot itu dengan lembut.Brielle menyalakan tombol kontrol robot tersebut. Robot itu mengeluarkan suara lembut seperti anak perempuan. "Halo, namaku Smartie. Siapa namamu?""Aku Anya," jawab Anya dengan sungguh-sungguh."Halo Anya, mulai sekarang aku adalah teman baikmu!" kata robot itu lagi. "Aku bisa bercerita, bernyanyi, menemanimu belajar, jalan-jalan, bahkan membantu menghubungi Papa dan Mama kamu!"Jantung Brielle sedikit tergetar. Robot ini jelas bukan sekad

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 648

    "Sudah berhari-hari, harusnya sudah sembuh 'kan?""Acara rilis seperti ini, biasanya dia nggak pernah absen."Saat Brielle dan Cherlina turun ke lobi untuk melihat acara rilis, tiba-tiba terdengar kegaduhan dari pintu masuk. Dari kejauhan, orang-orang tampak otomatis membuka jalan.Raka muncul di pintu utama dengan mengenakan setelan hitam. Posturnya tegap, auranya kuat, jelas kondisinya sudah jauh membaik.Brielle refleks menarik Cherlina ingin pergi. Namun, mata tajam Raka langsung menangkap sosoknya dalam kerumunan. Saat Brielle berbalik, pandangan mereka bertemu.Tatapan Raka berhenti pada Brielle selama satu detik, lalu berpindah. Dia melangkah menuju panggung tanpa menunjukkan sedikit pun tanda sakit.Di atas panggung, Jared segera menyambutnya sambil menjabat tangan dan terlihat sangat bersemangat. "Selanjutnya, kami persilakan Pak Raka untuk menyampaikan beberapa kata."Raka menerima mikrofon, suaranya rendah dan kuat bergema di seluruh aula. "Maaf semuanya, saya datang terlamb

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 647

    Senyum Lambert membeku seketika. Setelah beberapa detik, dia menghela napas dan bertanya pelan, "Apakah karena pernikahanmu dengan Raka yang gagal, membuatmu nggak percaya lagi pada pernikahan?"Brielle berpikir sejenak sebelum menggeleng. "Itu masalahku sendiri. Memang pernikahan yang gagal membuatku kecewa, tetapi sekarang seluruh fokusku hanya untuk Anya dan pekerjaanku."Brielle memang tidak punya ruang untuk menjalin hubungan. Kariernya baru dimulai, anaknya masih kecil. Jika dia sembarangan menerima sebuah hubungan, itu malah terkesan tidak bertanggung jawab."Nggak apa-apa, aku bisa ...." Lambert menatapnya serius."Jangan begitu." Brielle memotongnya, "Kita teman baik. Aku nggak ingin melihat kamu menunda hidupmu hanya karena aku."Lambert menatap Brielle, terdiam beberapa saat. Tepat pada waktu itu, pelayan datang membawa makanan. Lambert menghela napas pelan. "Ayo makan dulu. Coba menu andalan restoran ini, kamu pasti suka."Brielle mengangguk. Dia melihat Lambert. Kata-kata

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 646

    Sudut bibir Brielle terangkat membentuk senyuman sinis. Dia menoleh sedikit dan menjawab kepada pria di belakangnya, "Kalau aku mau menikah lagi, pasti aku kabari kamu."Ding!Lift tiba di lantai dasar. Brielle melangkah keluar tanpa menoleh sedikit pun. Di belakangnya, terdengar suara batuk Raka yang tidak lagi ditahan.....Tepat pukul dua belas siang, mobil Brielle berhenti di depan gedung Grup Seraphine. Hari ini, Lambert masuk kerja.Wajah Lambert terlihat jauh lebih baik dibanding terakhir mereka bertemu. Lengan yang sebelumnya dipasangi gips sudah dilepas, meskipun gerakannya masih agak kaku.Brielle turun dari mobil dan membukakan pintu untuknya. Hal itu membuat Lambert sedikit canggung sekaligus terkejut. "Untuk buka pintu mobil, aku masih bisa melakukannya sendiri."Brielle tersenyum ramah. "Aku bilang akan merawat kamu sampai sembuh."Lambert naik ke mobil Brielle. Aroma lembut yang memenuhi interior mobil membuat suasana hatinya membaik dan bibirnya terangkat tanpa sadar.L

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status