Share

Bab 16. Si Inem jadi Valakor

"Sebaiknya jangan beritahu Ibu dulu, Mas," ujarku pada Mas Adnan.

"Lha? Kenapa?" Lelaki itu mengerinyitkan dahinya bingung.

"Biar jadi kejutan nanti," sahutku sambil tersenyum.

"Baiklah! Mmm… kapan balik ke kota? Cuti Mas seminggu lagi habis," tanya Lelaki dengan manik legam itu.

"Sepertinya aku betah disini deh, Mas. Mas aja yang balik ke Kota." Aku ingin tau reaksi Mas Adnan.

"Mmm… tapi, kalau Papa tanya gimana?" Lelaki ini seperti enggan dan keberatan balik sendiri ke Kota.

"Atau nanti Aku usulin ke Ayah kita pindah kesini ngurus kebun Teh aja, gimana? Lagian Papa juga masih kuat mimpin perusahaan." Aku memberi usul kepada lelaki yang berjalan di sisiku.

Sebenarnya Aku juga tidak mau berjauhan dari Mas Adnan. Tapi melihat kondisi di sini, belum saatnya aku balik ke Kota sebelum menyelesaikan permasalahan disini.

Kalau Aku kembali ke kota sekarang. Seperti kalah sebelum bertempur.

Aku ingin membungkam mulut julid para tukang gosip.

Aku hahya ingin Ibu mertuaku dihormati s
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status