Share

Bab 15. Bertemu Pakde Rusdi

"Aku ingin jalan-jalan ke kebun teh di ujung Desa sana Mas, boleh?" pintaku kepada lelaki dengan rahang tegas itu.

"Ayoo!" Lelaki bermata elang itu menjawab singkat.

Aku tersenyum senang mendengar jawabannya.

"Terima kasih, Mas," ucapku dan hanya di tanggapi dengan senyumnya yang membuatku semakin klepek-klepek.

Lelaki itu menggenggam tanganku erat. Kami sampai di kebun teh yang sangat luas dan pemandangannya sangat indah.

Kebun teh ini menjadi perbatasan antara kampung ini dan kampung seberang. Banyak pemetik teh yang juga berasal dari desa seberang.

Aku menghirup napas dalam-dalam guna mengisi rongga dada dengan udara segar pedesaan.

Udara yang fresh dan masih belum terkontaminasi debu dan polusi seperti di perkotaan.

"Seneng bener," ucap Lelaki di sampingku.

"Udaranya seger Mas, bikin rileks, nggak kayak di kota. Sepertinya aku bakalan betah disini," ujarku sambil tersenyum memandang hijaunya daun teh yang menyegarkan mata.

Aku menatap bangunan yang hampir selesai di se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status