Penjaga Andrew Bai tidak peduli kedua pelayan memohon ampun.“Jika dari awal tahu akan seperti ini, Raja ular tidak akan melepaskan kalian, Silahkan kalian memutuskan sendiri."Penjaga Andrew Bai melempar pisau di depan kedua pelayan wanita.“Nona Isabelle, tolong ampuni kami, kami tidak berani, sungguh tidak akan berani lagi.”Kedua pelayan terus meminta maaf, mereka tahu bahwa mereka bersalah, mereka tidak ingin mati.“Nona Isabelle, kami memang sudah melakukan kesalahan, mohon nona Isabelle memaafkan kami, kami pasti akan menuruti dan bekerja keras untuk nona Isabelle.”“Mohon nona Isabelle lepaskanlah kami, kami tidak akan berani lagi.”Kedua pelayan tahu bahwa penjaga Andrew Bai tidak peduli, jadi hanya bisa memohon kepadaku, karena mereka takut dihukum, suara mereka bergetar, tidak sekeras sebelumnya.Mereka ingin membunuhku, lalu memohon ampun kepadaku, aku juga tidak tahu harus berbuat apa, meskipun marah kepada mereka, tetapi mereka sudah tahu bersalah, aku juga tidak ingin me
"Terima kasih nona Isabelle."Penjaga Andrew Bai berterima kasih sambil memberi hormat."Hal kecil, tidak perlu berterima kasih."Aku terlalu dini untuk percaya diri, lelaki itu tentu tidaklah mudah untuk dibohongi.Aku dan Penjaga Andrew Bai memasuki istana seperti biasa, dengan wajah yang tenang, seperti tidak pernah terjadi sesuatu.Di istana yang mewah dan luas, diatas meja penuh dengan makanan, pria cantik itu telah duduk di depan meja, menungguku makan."Raja ular, hamba sudah membawa nona Isabelle kemari.”Aku memberi hormat kepada Raja Ular.“Mengapa hari ini pulang terlalu malam, Penjaga Andrew Bai, apa ada masalah?"Pria cantik itu bertanya dengan dingin, wajahnya acuh tak acuh, menatap Penjaga Andrew Bai."Karena malam ini, malam ini..."Aku segera mendekati Penjaga Andrew Bai, dengan lembut menarik pakaiannya, mendengar dia berbicara dengan gugup, tahu bahwa dia tidak bisa berbohong. Aku memberi tahunya agar tenang, cukup memberikan alasan."Ehm? Apa yang terjadi malam ini?
"Kalian mau apa, cepat lepaskan aku."Sebuah teriakan yang menyedihkan terdengar dari dasar danau, dan hilang perlahan-lahan di tengah gelombang air.Ular Putih Kecil duduk di dasar danau dengan tubuh yang penuh luka-luka, dia dipukuli habis-habisan oleh dua orang pembantu, kekuatannya juga sudah diikat oleh mereka, Ular Putih Kecil tak mungkin bisa lari, ia hanya bisa menunggu kematiannya di dasar danau.Semua orang sudah tertipu oleh kedua pembantu itu, kedua pembantu itu sama sekali tidak pernah mau berubah."Dasar, kalau dia ingin menyalahkan orang, salahkan saja dirinya sendiri, tak seharusnya ia membantu Isabelle sialan itu untuk melawan kita."Di luar permukaan danau yang dipenuhi dengan bunga teratai itu, dua orang pembantu yang berbaju biru dan kuning sedang berbicara di sana, wajah mereka yang cantik saat ini terlihat sangat menakutkan, mengeluarkan aura asli mereka sebagai ular berbisa.Karena si Ular Putih Kecil jatuh ke tangan mereka, mereka ingin menyiksa Ular Putih Kecil
"Ular Putih Kecil, Ular Putih Kecil."Teriakku pada Ular Putih Kecil yang terbaring di bawah, Ular Putih Kecil tetap diam dan tidak bergerak, sama sekali tidak mendengar teriakanku, ia sama sekali tidak membalasku."Apa yang terjadi pada Ular Putih Kecil?"Sambil bertanya, aku pun berjalan ke arah Ular Putih Kecil, tapi gelembung air itu mengeluarkan sebuah sinar gaib dan membuatku terlempar ke belakang.Aku mengangkat kepalaku, kedua pembantu yang wajahnya tadi terlihat sangat hormat itu sudah berubah, mereka memandangiku dengan sinis.Seketika, aku pun mengerti, aku ditipu lagi oleh kedua pembantu ini."Sebenarnya kalian tidak mengobati Ular Putih Kecil kan, kalian sengaja membawaku ke dasar danau ini."Tapi semua ini sudah terlambat."Apa kau tidak merasa sudah terlambat untuk mengetahuinya?"Kata pembantu berbaju biru itu dengan sinis, ia menebarkan aura dinginnya, yang membuatku merasa sangat ketakutan."Omong-omong, kamijuga harus berterimakasih padamu sudah memberi kami kesempat
Setelah membereskan kedua pembantu itu, pandangan Penjaga Bai tertuju pada Ular Putih Kecil yang terbaring di tepi danau, kedua pembantu yang sudah dilenyapkannya begitu licik dan jahat, Ular Putih Kecil juga sudah disiksa habis-habisan oleh mereka."Apa kau tidak apa-apa?"Penjaga Bai menopang Ular Putih Kecil, lalu ia pun merasakan tubuh Ular Putih Kecil sudah kehilangan mutiara ularnya, dan wajah Penjaga Bai pun berubah serius."Apa mutiara ular dalam tubuhmu diambil oleh kedua pembantu itu?"Tanyanya pada Ular Putih Kecil, kalau memang benar begitu, semua sudah terlambat, kedua pembantu itu sudah mati di tangannya, tanpa menyisakan apapun, mutiara ular milik Ular Putih Kecil juga sudah berubah menjadi abu seperti mereka, Ular Putih Kecil hanya bisa menunggu kematiannya saja."Bukan, mutiara ular yang ada dalam tubuh Ular Putih Kecil sudah Ular Putih Kecil, berikan, pada, Nona."Jawab Ular Putih Kecil dengan suaranya yang lemah.Penjaga Bai mengerutkan keningnya, ia menyadari ternya
Aku membalikkan badanku melihat ke arah pria yang ada di belakangku, selain tampan setampan-tampannya tak ada yang lain lagi, tapi kenapa Ular Putih Kecil bersikap seperti melihat setan saat melihatnya? Bukankah dia sangat tampan!"Hei hei, cepat suruh Ular Putih Kecil bangun, dia kan masih terluka."Melihat pria itu tak berkata apa-apa, aku pun emosi."Bangunlah."Kata pria tampan itu dengan dingin, ia berjalan menaiki anak tangga sampai ke tempat tertinggi, sama sekali tidak melihat ke arah Penjaga Bai yang memberikan hormat padanya, lalu ia pun menebaskan jubah panjangnya, dan duduk di singgasananya yang sangat mewah itu, gaya raja yang seperti itu, aura kejantanan yang seperti itu, begitu......Pokoknya, semua keindahan seorang pria ada pada dirinya, aku terus menatap dirinya, sama sekali tak bisa melepaskan pandanganku darinya, aku tak kuasa menahan keinginan untuk menelan air liurku, sampai pria tampan di atas singgasana itu tersenyum, barulah aku menarik pandanganku darinya.Adu
Setelah mendengar ucapanku, kening sang pria tampan yang tadinya mengerut pun berubah tenang, ia tersenyum manis, dan senyumannya itu mengalihkan duniaku.Aku benar-benar dikalahkan oleh senyumannya itu, aku tak kuasa menahan keinginanku untuk menelan air liur, siapa yang tahu, semua gerak-gerikku terekam dalam matanya.Setelah mendapatkan perhatian dan membaca pikiran dari wanita itu, perasaannya pun berubah senang seketika, ia pun berkata dengan lembut, "Iya, aku tahu."Senyumannya bertambah lebar, seluruh pengawal dan pembantu yang melihat sang Raja Ular itu merasa heran, jarang sekali sang Raja Ular bisa tersenyum seperti ini, para pengawal dan pembantu itu sangat ingin tahu siapa yang bisa membuat perasaan Raja Ular sebahagia ini.Penjaga Bai dan Ular Putih Kecil mengantarkanku kembali ke kamar, Ular Putih Kecil selalu berada di sampingku, Penjaga Bai juga tidak menyuruh pembantu lain lagi untuk melayaniku, ia hanya berkata dengan hormat, "Nanti malam Penjaga Bai akan menjemput No
Di istana bagian dalam.Di dalam sebuah istana yang megah, didekorasi dengan sangat indah megah, penuh warna dan aroma yang semerbak, dalam sekali lihat, terlihat jelas adalah sebuah istana yang ditinggali oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan.Di dalam kamar yang mewah dan asri, sekumpulan wanita cantik sedang duduk bersama dan mencicipi teh dengan elegan, para wanita memiliki masalah yang dipikirkan masing-masing, siapa pun tidak bersuara, suasana sangatlah sunyi.Setelah beberapa saat, salah satu wanita diantara kumpulan itu yang berbaju tosca akhirnya tidak tahan lagi, dia meletakkan cangkir teh, mengangkat pandangannya pergi melihat para wanita cantik lainnya yang sedang menikmati teh, bibir merah sang wanita berbaju tosca terbuka, dan memulai pembicaraan."Kak Mei, kak Hua, raja ular tidak pernah datang melihat kita, dan dengar-dengar dia telah membawa bangsa manusia itu pulang ke istana, memangnya kita harus terus menunggu dengan sia-sia di istana bagian dalam?"Wajah elok