Share

Bertemu Nada

"Kamu sama Ben tagih di sebelah sana, Agus sama Murad di sebelah sana. Nah aku sama Narto di sebelah sana, nanti kalau udah selesai kita kumpul di sini." Anto mengatur mereka untuk membagi wilayah mana saja yang mesti mereka ambil uang keamanan menurut mereka.

"Siap!" sahut mereka bersamaan dengan suara nyaring.

Mereka pun bergegas menuju tempat yang sudah di bagi oleh Anto, Levan sendiri langsung pergi bersama Ben. Mereka menagih uang keamanan di tempat yang ditunjuk Anto, mereka menagih di beberapa ruko yang cukup rapat dan juga ramai. Itu kenapa wilayah itu sampai ingin di rebut kelompok lain, karena memang menguntungkan.

"Eh, bukannya Doni sudah meninggal. Kenapa dia hidup lagi?" tanya salah seorang pemilik ruko saat Doni dan Ben keluar selesai menagih.

"Kalau tidak salah dia hidup kembali saat mau di kubur, Bos. Itu berita yang saya dengar," sahut salah satu pegawai yang bekerja di toko elektronik itu.

"Wah, antara serem sama berkah. Apa dia seperti kucing punya sembilan nyawa, masa sudah meninggal bisa hidup kembali. Dia benar-benar luar biasa," sahut sahut pemilik toko.

Levan dan Ben terus menagih, ada beberapa orang yang ketakutan saat melihat pria yang berwajah Doni. Karena mereka tau jika Doni sudah meninggal, mereka tau karena ada kelompok lain yang menagih mereka dan menyebarkan kabar tersebut.

"Orang-orang itu kenapa sih, seperti melihat hantu saja." Ben mengomel saat akhirnya menyadari beberap orang yang ketakutan.

"Tentu saja mereka takut, mereka pasti tau jika aku meninggal. Tapi tiba-tiba aku muncul kembali, pasti mereka takut. Apa kita menagih di mini market itu juga? Bukannya Tempat itu tidak boleh kita tagih?" tanya Levan menunjuk salah satu mini market yang ternama di tempat itu.

"Iya dong, malah mereka harusnya lebih banyak. Karena kita menjaga mereka dengan khusus, meskipun ada cctv kan tidak bisa mengamankan kalau sudah kemasukan pencuri. Ya biarpun nanti akhirnya ketangkep juga karena rekaman cctv.

"Iya juga sih, ya sudah ayo kita ke sana!" ajak Levan dan berjalan ke arah mini market.

"Eh di sini jangan terlalu galak, cewek yang jaga siang begini biasanya cantik. Dia juga lemah lembut dan baik, jadi jangan berikan kesan jelek padanya." Ben memperingati Levan agar jangan sampai mereka berlaku kasar pada penjaga mini market itu.

Levan pun hanya mengangguk, mereka melangkah memasuki tempat parkir. Ben Japan lebih dulu, lalu membuka pintu kaca mini market dengan cara mendorongnya. Levan mengikuti Ben masuk, tapi betapa terkejut Levan saat melihat siapa yang menjaga tempat itu.

"Nada," celetuk Levan.

Perempuan yang di panggil Nada langsung mengangkat kepalanya, dia melihat ke arah Levan yang berwajah Doni dengan kening mengkerut. Karena nada bicara pria di depannya seperti baru melihatnya, bukankah selama ini dia sering menagih uang keamanan. Malah hampir setiap hari, meski dengan nominal kecil mereka selalu memintanya setiap hari. Mereka tidak ingin di bayar bulanan meskipun sudah di minta oleh atasannya.

"Kamu beneran Nada kan?" tanya Levan mengulangi pertanyaannya.

"Maaf bukankah kamu memang sudah kenal aku?" tanya penjaga mini market yang di panggil Nada oleh Levan.

"Aku Le ...."

Levan menghentikan kata-katanya, dia tidak ingin Ben mendengar apa yang hendak di katakannya tentang siapa dia sebenarnya. Lagipula jika dia mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya pun, perempuan yang di panggil Nada itu tidak akan mengetahuinya. Jadi levan berusaha menahan diri untuk tidak mengungkapkan siapa dirinya.

"Kamu kenapa sih, Don. Maaf ya Mbak, temen saya ini baru saja mati suri. Jadi ingatannya agak kacau, Mbak Nada tau kan kalau dia beberapa hari lalu tewas di tusuk. Nah tiba-tiba dia hidup kembali, tapi tingkahnya memang aneh. Orang-orang bilang dia kena Am ... am apa ya?" tanya Ben seolah pada dirinya sendiri.

"Amnesia," sahut Nada menyeletuk.

"Nah itu, amnesia. Makanya dia aneh, Mbak." Ben memberitahu Nada tentang keadaan Levan yang di sangka Doni itu.

"Oh iya, Bang. Aku dengar itu dari yang lainnya kemarin, karena dua hari ini ada orang yang menagih ke sini. Karena aku merasa asing, aku langsung menanyakan kalian. Nah mereka bilang kalian sedang berduka karena Doni teman kalian tewas, jadi bang Doni hidup kembali ya. Semoga bang Doni baik-baik saja, hati-hati bang jangan sampai kenapa-napa lagi. Tuhan sudah berikan kesempatan kedua, jadi jangan di sia-siakan." Nada menyampaikan apa yang diketahuinya sambil menyodorkan uang.

"Ya sudah, kalau begitu kami pergi dulu ya. Kalau ada orang lain yang menagih, bilang sudah di kasih sama kami. Jangan mau kasih lagi, mereka itu orang Abal-abal yang mau merebut tempat ini." Ben pun berpamitan dan berpesan pada Nada, agar gadis itu jangan sampai di peras untuk membayar uang keamanan doble.

Nada hanya mengangguk, Ben hendak keluar dari tempat itu tapi Levan malah terus memandangi Nada tanpa beranjak. Nada sampai menunduk malu, karena Doni terus melihat ke arahnya tanpa berkedip. Ben yang menyadari hal itu langsung menarik Levan, karena merasa tidak enak pada Nada.

"Ayok, ngapain kamu malah bengong di sini." Ben menarik jaket yang Levan kenakan dan membawanya keluar dari mini market tersebut.

"Kenapa sih dia melihatku seperti Melihat ikan asin saja," gumam Nada bingung lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status