Share

Mereka Menyebalkan

Author: he_febry
last update Last Updated: 2021-08-10 22:13:13

Seorang gadis yang masih bergelung dalam selimut tebalnya menggeliat kecil, tangannya terangkat menutup mulutnya yang menguap lebar. Ketukan pintu disusul pekikan seorang pria bahkan kala matanya melirik ke arah jam weker ia berdecak, pasalnya masih ada waktu tiga puluh menit lagi sebelum jam itu berdering. 

"Hazel, bangun woi! Anak perawan geh jam segini belum bangun, pamali." 

Gadis yang dipanggil Hazel berdecak. "Iya iya, ini udah bangun." Tak lama suara derap langkah pun terdengar menjauh.

Setelah yakin nyawanya sudah berkumpul, ia melangkah gontai ke arah kamar mandi dan membersihkan diri. Lima belas menit kemudian, dia keluar lengkap dengan kaos putih polos dan celana training hitam.

Namun, sebelum ia keluar. Terlebih dahulu, ia memakai morning routine skincare dilapisi bedak tabur dan lip balm ke area wajah dan bibir, lalu beralih ke tatanan rambutnya yang ia kuncir mirip buntut kuda dan sneakers putih yang ia ambil dari rak susun sebelah lemari. Puas dengan penampilan sederhananya, ia keluar kamar tak lupa ponsel ditangan kiri juga earphone yang menggantung.

"Mau ke mana?" tanya seseorang menyambut kehadiran Hazel di tengah-tengah mereka.

"Joging dong, mumpung weekend. Udah, ah, gue berangkat. Nabila udah-"

"Sarapan!" Hazel menghiraukan perintah orang tersebut dan malah mencuri sebuah kecupan di pipi kanannya, kemudian melenggang pergi.

"Lo maju selangkah, gue gak segan-segan buat lakuin hal dulu lagi!"

"Joshua! Gue cuma mau joging doang di taman, ngapa lo yang repot? Gue sarapan di luar. Bye!" Hazel kembali melangkah, namun suara Joshua untuk melarang gadis itu pergi kembali memenuhi indra pendengarannya. 

Gadis cantik itu menghentakkan kakinya kesal dan berlari ketika matanya terpaku pada laki-laki yang baru saja keluar dari kamar mandi. Mendekat ke arah laki-laki itu dan memeluknya erat.

"Kenapa, hm?" tanyanya sembari mengelus lembut pucuk kepala gadis itu.

"Gue mau joging, boleh?" Ia mendongak, menatap wajah tampan sepupunya dari bawah. Laki-laki itu tersenyum dan menggeleng, menarik pergelangan tangan pelan ke arah meja makan.

"Ih, gak mau!" Hazel berputar hingga genggamannya terlepas, lalu tanpa menunggu lama, ia keluar rumah menghiraukan seruan kedua sepupunya.

Sesampainya di taman yang berjarak 200 meter dari rumahnya, dirinya mengedarkan pandangan sembari memutar musik di ponsel untuk menemaninya olahraga. Langkahnya ia bawa ke bangku taman, saat sadar sahabatnya belum menginjakkan kaki di sini, ia berdecak sebal.

Me :

» woi, di mana lo? 

» gue di taman 

bilbong ♡ :

» sorry, gue baru bangun

Me :

» astaghfirullah, syaiton! 

» buru sini! 10 menit ga dateng kita putus! 

"Dosa apa gue punya sahabat kek elu, Bil, Bil," gerutunya saat pesan singkat hanya berakhir dibaca. Tak ingin mati kebosanan sendiri, dia mulai pemanasan dan berlari kecil mengitari taman.

Tiga puluh menit berlari, membuatnya bermandikan keringat. Lagi-lagi Hazelna berdecak, karena Nabila alias sahabatnya baru saja menapakkan kaki di rerumputan taman.

"Buset, udah keringetan aja lo, Zel. Daritadi, kah?" tanya gadis berkerudung itu. Tangannya aktif mengusap keringat yang menetes di pelipis sang sahabat.

"Thanks! Lelet banget sih lo. Gue capek. Mana laper lagi. Sana lari terus traktir gue makan buryam," balas Hazelna.

Nabila menyengir dan menggeleng pelan. "Sorry, Zel. Balik aja yuk, gue diteror. Nih, kalau lo gak percaya." Ponsel Nabila kini berpindah ke tangan Hazel, dimana terlihat roomchat antara dia dan Joshua.

Joshua :

» dmn?

Me : 

» rumah, mau ke taman 

» ngpa? 

Joshua :

» oh, blk jgn mkm

» n

Me :

» lo ngomong paan? 

"Asli, kalau itu bukan sepupu lo, gue nyerah, Zel! Gak ngerti lagi sama es satu itu," oceh Nabila. Saat ini mereka tengah berjalan di trotoar menuju rumah Hazelna. Sedangkan, tanpa menghiraukan ocehan Nabila yang sering kali ia dengar dan tak pernah puas untuknya tertawa terbahak.

"Jangankan lo, ya Bil. Gue aja nih selaku sepupunya pengin banget rasanya resign jadi sepupu dia," balas Hazelna masih terkikik geli. Namun, getaran di kantung celana trainingnya menghentikan langkah serta tawa mereka.

my josh^^ :

» plng! 

Me :

» ih, gue mau makan diluar 

my josh^^ :

» gofud

» buru, plng!

Me :

» bacot banget 

"Eh, kampret! Aduh, Bil, gue salah ketik. Gue yakin bentar lagi dia bakal- Ah, kan, dia telpon!" Tanpa sadar, Hazelna berlari kencang meninggalkan Nabila di tempatnya berdiri.

Nabila yang sadar setelah Hazel menghilang dari pandangan pun ikut berlari ke rumah sahabat resenya itu. Sampai di halaman rumah, ia membungkukkan badan sekaligus mengatur napas. Saat napasnya barusan teratur, kembali ia menahan napas setelah mendengar suara berat dari belakangnya.

"Etdah, napas gue baru bener. Nih orang malah dateng," batinnya.

"Bil, ngelamun?" Nabila berbalik, mendapati Valdo yang tersenyum manis apalagi dengan adanya gisul di sebelah kanan atas. Oh, betapa manisnya ciptaan Tuhan yang satu ini.

"Hei, Bil!" Melihat Nabila yang lagi-lagi melamun, dia berinsiatif melambaikan tangan di depan wajah gadis berhijab ini. 

"Ha? Eh, so-sorry, Val. Eum, ya udah, masuk yuk!" ajak Nabila canggung. Merasakan pipinya yang terasa panas, dia memilih meninggalkan Valdo yang mematung.

"Gemesin banget. Rasanya pengin gue halalin, deh. Argh, udah gila pasti gue nih ketularan si Hazel."

Sedangkan di dalam rumah, Hazel masih meluncurkan rayuan andalannya agar ia diberi izin untuk pergi hang out tanpa kedua sepupunya, istilah kerennya itu girls time.

Dari tempat duduknya, ia memandang lekat pergerakan Joshua yang masih sibuk dengan segelas susu di tangannya. Bola matanya berotasi saat gelas tersebut diangsurkan padanya. "Nih, minum."

Namun, tak urung ia ambil dan meminumnya setengah. "Gue bukan anak kecil yang harus minum susu, Jo," protes Hazel, kemudian menghabiskan susu cokelatnya cepat.

"Iya, bukan anak kecil tapi bagi gue lo masih bayi. Mau sarapan apa? Lo belum sarapan tadi." Lagi-lagi Hazel diperlakukan layaknya anak bayi yang baru saja lahir padahal mereka lahir di tahun yang sama. Ya, walau hanya berbeda beberapa bulan, nilai plusnya Joshua lebih dulu lahir ketimbang Hazel dan Valdo.

"Roti, mau?" Hazel menggeleng cepat. "Gue dari tadi pengin banget makan bubur ayam. Valdo mana, ya?"

"Tok tok tok. Pakeet. Ahsiaap!" Nah, kan! Valdo itu seperti dedemit yang selalu muncul tiba-tiba saat namanya disebut. 

"Valdo, beliin bubur- Wah, bubur ayam! Thank you so much." Raut wajah Hazel berbinar seketika, setelah merebut plastik berisikan sterofoam yang ia yakini bubur ayam, Hazel meninggalkan Valdo yang mematung sambil memegang pipinya yang ia kecup.

Joshua, Nabila dan Valdo sontak tersenyum melihat tingkah Hazel yang menurut mereka masih pantas disebut sebagai anak kecil.

"Zel, please hargain, dong!" Valdo yang sedari tadi diam tiba-tiba bersuara, mengalihkan perhatian Hazel dari bubur ke wajah Valdo. Lalu menaikkan alisnya sebelah.

"Bubur ayam itu seni dan dengan santainya lo aduk gitu aja? Wah, parah, sih!"

"Val, please. Gue laper jadi jangan ajak gue debat dulu, oke? Belum ada tenaga, nih!" protes Hazel dan menyuap buburnya dengan tak santai membuat mereka terkekeh geli, kecuali Joshua yang menatap tingkah mereka datar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
ZooPisha
lanjut lanjut ... ada cool boy nya dungg, luv banget wkwkwk semangat kak ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Ketahuan Backstreet

    Dua bulan hubungan antara Hazel dan Bento terjalin, selama dua bulan itu pula keduanya sama-sama menjaga hubungan agar tidak terlalu menonjol apalagi jika ketahuan oleh kedua sepupu Hazel yang posesif.Seperti saat ini, keduanya berada di kantin yang sama tetapi meja yang berbeda. Hazel dengan kedua sahabatnya dipantau oleh Joshua dan sahabat cowok itu di meja sisi kiri juga Valdo dan sahabat di meja sisi kanan. Selang dua meja di depan Hazel, ada Bento yang menyunggingkan senyuman seolah berkata tak apa.Me :» makan!Be 🖤 :» kalo liat kamu aja kenyang, kenapa harus makan?» kamu jg makan gihMe :» gembel» udah selesai sayaangg 😋Be 🖤 :» kelas gih, aku cabutBenar saja, usai mengirimkan pesan Bento langsung undur diri dari kantin. Mata Hazel terus men

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Bekas Gue, tuh

    Sebulan setelah kabar duka dari Olive, Hazel kembali seperti sedia kala. Di tengah heningnya kamar Joshua, mereka dikejutkan dengan ketukan pintu yang berasal dari bi Onik, di tangan wanita paruh baya itu ada tiga gelas es teh pesanan mereka."Wah, pesanan datang!" sambut Hazel riang. Gadis itu sudah memakai piyamanya, lengkap dengan boneka teddy bear kesayangannya, hadiah ulang tahun ke sepuluh dari Olive."Sini, Bi, Valdo yang bawa ke dalam. Bibi udah selesai?" Tangan Valdo beralih meletakkan nampan di meja yang ada di kamar ini."Sudah, Den. Tinggal kunci-kunci aja," jawab wanita tersebut."Kalau udah selesai langsung istirahat ya, Bi," sahut Joshua setelah menyendok es krimnya. Terlihat, bi Onik mengangguk setuju.Satee satee! Te satee!"Ya udah, Bibi kunci-kunci dulu, Den. Non, jangan begadang lagi, ya." Hazel tak menyahut, cewek itu masih sibuk me

  • (Bukan) Sepupu Idaman   She's Not Here Today

    Suara perempuan dari dalam laptopnya menyapa telinga perempuan yang dipanggil Oline, amat mengganggunya terlebih dengan nada melirih seakan sarat penyesalan juga menahan kesakitan. Dia, Oliveira Sykes Almondef."Oline, i'm sorry.""Eh? Hi, Olive, my best friend! I miss you so bad!" balasnya riang.Oline atau yang kita kenal sebagai Hazel, sebenarnya menangkap suara sahabatnya yang melirih tapi demi apapun ia tak ingin bersedih di saat mereka melepas rindu."Oline," rengek gadis bersyal tersebut. Sedangkan, yang dipanggil hanya terkekeh kecil."Sorry, sorry, I was just kidding with you. Don't be serious, okey?""Yes, I know it. Oline, I miss your voice-""Zel, katanya lo mau nyanyi? Jadi, gak? Sini, gue gitarin!" Sebuah seruan memotong perkataan Olive. Sontak saja membuat Olive senang mendengarnya. Walaupun perempuan itu

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Pesta Bakar dan Konser

    "Bilas dulu, geh, Non, Den," tegur bi Onik. Ketiga remaja yang baru saja menyelesaikan kegiatan berenangnya itu masih saja bersantai di atas kursi pantai lipat lengkap dengan bathrobe yang menutupi tubuh masing-masing."Iya, Bi. Betewe, makasih, ya, Bi. Cake buatan Bibi emang paling juara! Hazel sukaa pakai begete," puji gadis itu setelah menelan potongan brownies kesekian."Makasih, Non. Sekarang pada bilas, gih. Nanti masuk angin, loh." Netra wanita paruh baya itu beralih pada dua laki-laki yang sibuk dengan kegiatan mabarnya di handphone masing-masing. "Den, main gimnya nanti lagi, sekarang bilas dulu.""Iya, sebentar lagi, ya, Bi. Masih seru."Tangan Hazel terangkat memukul keduanya saat bi Onik meninggalkan mereka setelah geleng-geleng kepala sejenak. "Heh! Kampret! Gue mau ngomong," katanya."Wait, Zel. Sebentar lagi gue menang," jawab Valdo, tak mengalihkan pandangannya sa

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Swim Together

    Ketiga remaja tersebut baru saja turun dari kamar masing-masing. Satu-satunya perempuan di situ kini loncat-loncat kegirangan. Seperti halnya anak kecil, ia memiliki sisi manja yang akan ia tunjukkan pada beberapa orang saja.Senyum yang sedari membuka mata mengawali hari tak luntur terpancar. Aura kecantikannya pun tak mau kalah dari matahari yang kian menyinari bumi.Dua diantaranya berdiri merenggangkan otot agar tidak cedera nantinya. Saking terlalu fokus, bahkan mereka sama sekali tidak melirik gadis yang hampir saja menenggelamkan wajahnya di kolam sedalam dua meter itu."Hazel!" seru Valdo panik. Dirinya tadi bersama Joshua sedang fokus pemanasan tetapi suara gadis itu tiba-tiba hilang membuatnya mau tak mau menoleh."Gue mau berenang di sini, Val." Dijamin, mendengar suara rengekannya yang memenuhi indra pendengaran membuat kedua cowok itu menghela nafas berat dan mengangguk pasra

  • (Bukan) Sepupu Idaman   Perkara Gorden

    Tidur cantik ala Hazelna akhirnya terusik kala pipinya ditepuk pelan dengan telapak tangan besar diiringi suara berat milik Joshua. Jarang-jarang cowok blasteran London-Korea itu membangunkan gadis manja tersebut. Biasanya yang seringkali membuat Hazel kembali dari dunia mimpi hanyalah Valdo dan bi Onik."Hazel." Lenguhan panjang dikeluarkan Hazel untuk jawaban dari panggilannya."Bangun, yuk!" Bukannya membuka mata, gadis yang terbalut piyama bercorak Hello Kitty itu memilih membalikkan badannya menjadi memunggungi sang sepupu."Hey, Cantik! Luna sama Luki masuk kolam." Ajaib. Mendengar dua nama kucingnya disebut, Hazel langsung membuka mata lebar-lebar. "Mana?! Ayo, kita susul!"Cepat-cepat keduanya menyusuri anak tangga dengan tergesa-gesa, sebenarnya langkah Joshua santai tetapi karena tangannya ditarik jadilah ia seperti orang sedang sprint."Bibi, Luna sama Luki mana? Merek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status