Share

Dia harus Sanggup

Author: Senja Berpena
last update Last Updated: 2025-09-01 02:15:11

Langkah berat terdengar menghantam lantai marmer koridor panjang.

Aura dingin yang selalu menyertai Xavier Anderson kini semakin pekat, nyaris membuat udara di sekitarnya ikut menegang.

Dua bodyguard yang berjaga di depan ruangan hanya sempat menunduk sebelum pintu didorong terbuka dengan kasar.

Ben, yang sejak tadi duduk di sofa dengan lengan diperban, sontak berdiri tegak.

Tubuhnya masih terasa nyeri, namun rasa hormat bercampur gugup membuatnya memaksa diri untuk berdiri sempurna.

Xavier menatapnya lurus—mata hitamnya menusuk, penuh wibawa dan dingin sekaligus. Tidak ada senyum, tidak ada basa-basi. Hanya tatapan tajam yang membuat Ben nyaris kehilangan kata.

“Ben.” ucap Xavier dengan nada dalam dan berat, seperti guruh yang tertahan.

“Ya, Tuan.” Ben menunduk cepat.

Xavier maju mendekat dan berdiri tepat di depannya.

Sesaat dia hanya menatap, seakan menilai seluruh jiwa lelaki muda itu.

Kemudian dia berkata, “Aku datang untuk mengucapkan terima kasih padamu.”

Ben mengangkat wajahny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Kayla harus mau di kejang xavier demi keamanan dia sendiri. Udah bahaya kayla klo keluar rumah meski ada xavier sekalipun
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bukan Wanita Pilihanmu (Hanya Istri Pengganti)   Mulai Membasmi

    "Aku tidak peduli!" suaranya menggelegar hingga memantul ke seluruh sudut ruangan.Richard tersentak mendengar teriakan sepupunya itu. "Xavier, kau harus tenang dulu. Kita tidak bisa gegabah. Geng itu terkenal berbahaya, dan—""Diam, Richard!" Xavier memotong kasar dan menatap Richard dengan tatapan membunuh."Aku tidak akan duduk diam ketika seseorang mencoba mencelakai Kayla. Aku bisa menyewa geng yang lebih ganas dan bringas dari mereka, dan aku akan melakukannya malam ini juga!"Semua orang sontak terdiam. Tidak ada satu pun yang berani bersuara. Mereka tahu, ketika Xavier sudah bersuara seperti itu, keputusannya tidak bisa diganggu gugat.Itu artinya, dia benar-benar sudah berada di titik puncak amarah. Dan jika Xavier Anderson sudah memutuskan untuk melawan, maka tidak akan ada belas kasihan.Xavier menoleh tajam ke arah tim IT yang masih berdiri dengan tubuh kaku. "Di mana markas mereka?"Salah satu anggota tim IT, seorang pria muda dengan wajah pucat karena ketakutan, segera m

  • Bukan Wanita Pilihanmu (Hanya Istri Pengganti)   Menemukan Jejak si Peneror

    Hening yang menegangkan memenuhi ruang kerja Xavier malam itu. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, bercampur dengan napas berat Xavier yang duduk di kursi kerjanya dengan wajah kelam.Pintu terbuka tiba-tiba. John masuk dengan tergesa, keringat membasahi pelipisnya meski AC ruangan cukup dingin. Di tangannya, sebuah flashdisk kecil tergenggam erat.“Tuan,” ucap John dengan napas tersengal. “Saya sudah mendapatkannya.”Xavier mendongak dengan sorot mata tajam, penuh amarah yang ditahan. “Tunjukkan,” titahnya dengan nada dingin dan tegas.John melangkah maju dan meletakkan flashdisk itu di atas meja.“Ini rekaman CCTV dari kenalan yang bertugas di pos jalan raya. Motor itu jelas terlihat. Kejadiannya persis seperti yang Nyonya Kayla ceritakan … pria itu benar-benar dengan sengaja mengarahkan motornya ke arah istri Anda.“Rekaman ini diambil setelah dia gagal menabrak Nyonya Kayla. Dia pergi ke jalan yang terhindar dari pantauan CCTV di jalan.”Sorot mata Xavier menggelap dan k

  • Bukan Wanita Pilihanmu (Hanya Istri Pengganti)   Wanita Paling Beruntung

    Suara dentingan gelas dan aroma kopi memenuhi udara sore itu.Julia berdiri di balik meja kasir sedang merapikan tumpukan nota, sementara Kayla duduk di kursi dekat jendela dengan senyum yang tidak bisa dia sembunyikan.Ada binar bahagia yang sejak tadi terpancar dari wajahnya dan membuat Julia menghela napasnya.Wanita itu baru saja menceritakan tentang dirinya yang ternyata sudah menjadi cinta pertama Xavier sejak pria itu remaja.Julia akhirnya meletakkan buku catatan di tangannya lalu menghampiri Kayla dengan tatapan penuh rasa penasaran.“Aku masih tidak percaya dengan ceritamu tadi,” gumam Julia sambil memutar bola matanya.“Serius, Kayla … kau bilang suamimu, CEO yang dingin dan mengerikan itu, ternyata sudah mengenalmu sejak kalian kecil? Itu seperti cerita drama di novel, tahu!”Kayla tersenyum kecil dan pipinya memerah saat mengingat obrolan mereka di tepi danau kemarin.“Awalnya aku juga tidak percaya, Julia. Aku pikir Xavier hanya mengada-ada untuk menenangkanku atau entah

  • Bukan Wanita Pilihanmu (Hanya Istri Pengganti)   Kau adalah Cahaya Kecilku

    FlashbackSaat itu tengah sore hari.Di sudut taman itu, duduklah seorang remaja berusia 17 tahun dengan bahu tegak namun wajahnya muram—Xavier Anderson.Tangannya menggenggam sebuah buku catatan lusuh yang sudah penuh coretan nama dan tanda tanya.Bibirnya terkatup rapat, matanya kosong menatap jauh seakan mencari seseorang yang tak pernah datang. Ibunya. Satu-satunya sosok yang dia rindukan, tetapi tak pernah berhasil dia temukan.Hidupnya saat itu bagai ruang kosong. Terlalu banyak beban sebagai pewaris keluarga, terlalu sedikit kasih sayang yang menemaninya.Tiba-tiba, sebuah suara ceria memecah kesunyian di sana.“Kenapa bengong terus, Kak?”Xavier tersentak. Dia kemudian menoleh dan menemukan seorang gadis kecil berambut ikal sebahu sedang berdiri dengan kedua tangan di belakang tubuh mungilnya.Kayla, bocah berusia tujuh tahun menatapnya dengan mata bulat penuh rasa ingin tahu.“Apa urusannya denganmu?” gumam Xavier dingin. Dia menunduk lagi pada catatannya karena tidak tertari

  • Bukan Wanita Pilihanmu (Hanya Istri Pengganti)   Tempat Pertama Kali Bertemu

    “Apa maksudmu bicara begitu, Xavier?” tanyanya dengan kening mengkerut. “Kedua kalinya? Aku rasa … aku tidak pernah meninggalkanmu. Kenapa kau bicara begitu, Xavier?”Xavier terdiam sementara bahunya menegang. Jemarinya mengepal, seolah setiap kata yang berusaha keluar akan melukai dirinya sendiri. Ia kemudian menunduk dan memijat keningnya karena tak berani menatap istrinya.“Xavier?” Kayla melangkah mendekat dan menatap lekat wajah suaminya itu. “Katakan sesuatu. Kenapa kau bicara begitu padaku?”Namun bukannya menjawab, Xavier malah berbalik dan melangkah pergi dengan wajah penuh beban.“Xavier!” Kayla mengejarnya lalu menahan tangan suaminya erat-erat.“Mau sampai kapan kau menyembunyikan sesuatu dariku? Apa kau tidak menganggapku istrimu?” tanyanya dengan suara bergetar.Xavier lantas menghentikan langkahnya. Rahangnya mengeras dan napasnya tampak berat.Ia menoleh perlahan menatap Kayla dengan sorot mata yang begitu dalam. Lalu, tanpa melepaskan genggamannya, dia berkata lirih n

  • Bukan Wanita Pilihanmu (Hanya Istri Pengganti)   Teriakan Xavier yang Menggelegar

    Waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam.Kayla tampak cemas menunggu Xavier yang masih belum tiba di rumah.“Ke mana dia? Kenapa jam segini belum juga tiba?” gumamnya kemudian menggigit bibir bawahnya. “Apa yang dia lakukan di luar sana?”Kayla menghela napas berat sambil mondar-mandir menunggu kepulangan sang suami. Dia khawatir, cemas karena Xavier tidak juga membalas pesan darinya atau menerima panggilannya.Namun, tak lama kemudian, suara deru mesin mobil di halaman rumah megah itu membuat Kayla menghela napas lega.Dia segera bangkit dari duduknya untuk menyambut sang suami yang baru tiba.Langkah tegap dan aura dinginnya terpampang jelas di mata Kayla hingga membuat wanita itu mengerutkan keningnya.“Xavier?” panggilnya dengan pelan. “Ada apa? Kenapa aura wajahmu menyeramkan seperti ini?” tanyanya kemudian.Xavier tidak menjawab. Dia hanya menoleh, tatapannya tajam tapi penuh gejolak.Tanpa berkata apa pun, dia mengambil ponselnya di saku dan menekan tombol play di video CCTV y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status