Share

Bab 2

Setelah Nia memberikan nomor W******p nya, tak lama kemudian Ridwan mengirim pesan ke W******p Nia, "Hi Nia, ini aku Ridwan. Save ya nomor W******p ku."

Dan Nia pun dengan cepat membalasnya, "oh iya Wan, aku save ya nomor mu?"

Lalu Ridwan pun membalasnya kembali "iya save aja Nia kan aku yang minta,hehe." 

Setelah Nia menyimpan nomor W******p Ridwan di HPnya mereka pun kembali saling membalas pesan dan saling mengenal lebih jauh lagi.Hingga bertanya tentang masalah pribadi dan keluarga.

Lalu Ridwan pun bertanya pada Nia "Nia kamu lagi sibuk gak?"

"Enggak,emang kenapa Wan?" Balas Nia.

"aku boleh nelpon kamu gak?" Tanya Ridwan. 

"Boleh wan, aku lagi gak sibuk ko. Lagi nyantai" Jawab Nia

Tak lama kemudian HP Nia berdering, dan ternyata Ridwan yang nelpon. Dan Nia pun langsung menjawab telpon Ridwan. 

"Hallo Ni? Apa kabar?" Kata Ridwan di telpon. 

"Hallo wan, kabar ku baik ko." Jawab Nia. Lalu dia bertanya kembali "kamu apa kabar wan?"

"Kabar ku juga baik Ni. Aku ganggu kamu gak?" Tanya Ridwan

"Enggak ko wan nyantai aja" Jawab Nia. 

Setelah lama bicara membicarakan hal-hal yang gak terlalu penting tiba-tiba Ridwan kembali bertanya.

"Nia aku boleh nanya gak?" Kata Ridwan.

Lalu Nia pun menjawab kembali pertanyaan Ridwan sambil bercanda "boleh wan, emangnya kamu mau nanya apa wan? Kayanya serius banget. Hehe" 

"Aku emang lagi serius tau." Jawab Ridwan "Kamu udah punya pacar belum?" Tanya Ridwan.

Lalu Nia segera menjawab pertanyaan Ridwan, "belum, emang kenapa wan?"

Ridwan pun menjawab lagi "enggak kenapa-kenapa, nanya aja. Takutnya aku chat kamu nanti ada yang marah. Kan kalau ada yang marah bisa berabe nanti, hehe."

Niapun kembali membalasnya "enggak ko wan, nyantai aja. Ngomong-ngomong kamu udah punya pacar belum wan? Takut nanti malah aku yang di marahin sama pacar mu."

Dan Ridwan pun menjawab pertanyaan Nia, "sama aku juga belum punya pacar ko, karena menurut ku punya pacar itu gak harus-harus banget."

Dengan pernyataan Ridwan yang sedikit aneh di telinga Nia, dia pun penasaran ingin tau apa maksud dari perkataan Ridwan itu. Lalu Nia pun menanyakannya, "gak harus gimana?maksudnya kamu gak suka pacaran atau gimana?"

Dan Ridwan Pun menjelaskannya "ya menurut ku pacar itu gak penting, karena yang pacaran saja belum tentu berjodoh. Jadi aku hanya cukup fokus memperbaiki diri saja dan berteman dengan siapa saja. Baik itu cewek ataupun cowok. aku juga punya banyak teman cewek, tapi bukan pacar."

Dan Nia pun kembali menjawab pembicaraan Ridwan, "oh gitu ya."

"Iya Nia, menurut ku sih kaya gitu." Kata Ridwan. "Kalau menurut kamu gimana ni?" Tanya Ridwan. 

Lalu Nia pun menjawab pertanyaan Ridwan, "menurut ku juga sama sih, pacaran itu gak ada gunanya juga." "Udah lama-lama pacaran eh akhirnya tetap saja di tinggalin." Sambung Nia.

"Ciiee curhat" Kata Ridwan sambil bercanda. 

Dan Nia pun tertawa yang secara tidak langsung  membenarkan perkataan Ridwan. 

Lalu Nia kembali bertanya, "ngomong- ngomong kmu kenapa bisa punya pikiran seperti itu wan?"

"Yah menurut mu aku punya pikiran seperti itu tanpa ada alasan?" Jawab Ridwan. "Aku punya pemikiran seperti itu tuh karena aku pernah di kecewakan di masa lalu." Sambung Ridwan. 

"Serius?" Tanya Nia. "Kalau boleh tau pernah di kecewakan seperti apa?" Tanya Nia. 

"Serius Nia, aku pernah pacaran lama sampai bertahun-tahun tapi pada akhirnya kita putus begitu saja, dan tak lama kemudian perempuan itu punya pacar lagi pengganti aku. Itu menyakitkan Ni, padahal aku sudah dekat banget sama orang tua cewek itu bahkan sama keluarganya pun aku sudah dekat. Aku bisa move on dari dia itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar Ni. Makanya sekarang aku gak mau pacaran. Cukup berteman saja. Nanti kalau ada yang cocok dan aku sudah siap langsung aja aku seriusin gak perlu pacaran. Karena menurut ku,pacaran itu hanya buang-buang waktu saja." Jawab Ridwan. 

"Oh gitu ya." Jawab Nia "ko kita bisa sama ya. Aku juga lagi gak mau pacaran karena aku sudah terlalu sering di kecewakan. Dan aku masih butuh waktu untuk menyembuhkan luka di hati ku saat ini karena cinta yang sebelumnya cukup menyakitkan" Nia tidak sadar kalau dia malah balik curhat.

"Kalau boleh tau kamu pernah di kecewakan gimana?" Tanya Ridwan

"Aku di putusin pacar ku dengan alasan yang menurut aku tidak masuk akal. Padahal Aku sudah kenal dekat dengan keluarga dia, begitupun sebaliknya." Jawab Nia

Lalu Ridwan kembali bertanya "Alasan yang menurut mu gak masuk akal itu seperti apa Ni?"

"Dia memutuskan ku dengan alasan dia masih mempunyai banyak adik yang masih sekolah, sedangkan ayahnya sudah meninggal. Dan otomatis dia sekarang harus menjadi tulang punggung untuk keluarga. Kemungkinan dia akan menikah lima tahun lagi, sedangkan aku ingin secepatnya menikah. Padahal menurut ku dia tidak sendirian karena kaka-kakaknya yang lain pun masih ada dan dia juga bertanggung jawab terhadap adik-adiknya. Dan aku juga siap untuk membantu adik-adiknya nanti kalau aku sama Dia sudah menikah bahkan kalaupun aku harus bekerja kembali. Namun Dia tetap menolak dan dia memilih untuk mundur." Jawab Nia

"Padahal orang tua ku sudah menyayangi dia seperti anaknya sendiri." Nia melanjutkan ceritanya. 

"Dan banyak lagi perbedaan pendapat di antara aku dan Dia. Padahal kalau di pikir-pikir itu adalah masalah yang sepele. Dan masih bisa di ambil jalan tengahnya saja." Kata Nia. 

"Kalau boleh tau, perbedaan pendapat seperti apa Ni?" Kata Ridwan

"Ya hanya perbedaan pendapat, seperti aku yang ingin menikah dengan mengadakan pesta dan dia ingin menikah dengan yang sangat sederhana tanpa adanya pesta pernikahan" Jawab Nia. 

Mungkin bagi sebagian kecil orang menikah tanpa pesta pernikahan itu adalah hal yang wajar, Tapi bagi Nia yang hidup di lingkungan yang sudah terbiasa dengan adanya pesta pernikahan itu menjadi hal yang sedikit aneh. Karena di lingkungan Nia yang menikah tanpa adanya pesta pernikahan itu hanya di lakukan oleh duda yang menikahi janda saja. 

Lalu Ridwan kembali bertanya, "kalau boleh tau apa alasan lelaki itu tidak mau membuat pesta pernikahan?"

"Entahlah wan, aku juga tidak tau apa alasannya tidak mau mengadakan pesta pernikahan." Kata Nia

"Apa mungkin karena dia. . ." Ridwan pun berhenti sebentar karena takut ucapannya menyinggung perasaan Nia. Lalu dia melanjutkan perkataannya, "maaf ya Ni sebelumnya kalo salah, apa karena dia tidak mampu mengadakan pesta pernikahan?"

"Mungkin, bisa jadi seperti itu atau hanya sekedar alasan saja biar aku mundur." Jawab Nia. "Bisanya Kan lelaki memang seperti itu. Suka cari-cari masalah dan selalu bertingkah aneh agar pasangannya ilfil lalu memutuskan dia." Lanjut Nia. 

"Oh gitu ya. Yah udah sekarang mah mending seperti aku aja Ni. Gak usah pacaran dulu, bebasin aja berteman dengan semua lelaki. Kalau ada lelaki yang ngechat kamu yah udah layani aja semua. Jangan hanya fokus pada satu lelaki saja Ni. Yang penting bisa jaga diri dan tau batasannya." Jawab Ridwan. 

"Ya kamu enak cowok bisa melayani semua perempuan. Kalau aku ya gak bisa seperti itu dong wan, aku kan cewe." Kata Nia. 

Ridwan Pun kembali bertanya, "kenapa gak bisa Ni? "

Lalu Nia pun menjawab "iya kan aku cewe wan. Cewe itu gak bisa kaya gitu. Kalau aku kaya gitu apa kata orang lain? Mungkin nantinya perilaku ku akan di pandang jelek di mata lelaki. Kalau cowok ya sah-sah saja wan, kan cowok itu memilih bukan di pilih. Jadi ya gak salah kalau cowok seperti itu sebelum mereka memilih dan memutuskan untuk berkomitmen hanya sama satu perempuan untuk mencari yang terbaik untuk dirinya." 

Setelah lama bicara di telepon bahkan sampai saling curhat, Nia pun pamit untuk tidur duluan karena hari sudah larut malam, dan besok Dia harus bangun lebih pagi karena harus bekerja. Dan Ridwan pun sama besok dia juga harus bekerja. Hanya bedanya dia mulai bekerja lebih siang daripada Nia. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status