Setelah Nia memberikan nomor W******p nya, tak lama kemudian Ridwan mengirim pesan ke W******p Nia, "Hi Nia, ini aku Ridwan. Save ya nomor W******p ku."
Dan Nia pun dengan cepat membalasnya, "oh iya Wan, aku save ya nomor mu?"
Lalu Ridwan pun membalasnya kembali "iya save aja Nia kan aku yang minta,hehe."
Setelah Nia menyimpan nomor W******p Ridwan di HPnya mereka pun kembali saling membalas pesan dan saling mengenal lebih jauh lagi.Hingga bertanya tentang masalah pribadi dan keluarga.
Lalu Ridwan pun bertanya pada Nia "Nia kamu lagi sibuk gak?"
"Enggak,emang kenapa Wan?" Balas Nia.
"aku boleh nelpon kamu gak?" Tanya Ridwan.
"Boleh wan, aku lagi gak sibuk ko. Lagi nyantai" Jawab Nia
Tak lama kemudian HP Nia berdering, dan ternyata Ridwan yang nelpon. Dan Nia pun langsung menjawab telpon Ridwan.
"Hallo Ni? Apa kabar?" Kata Ridwan di telpon.
"Hallo wan, kabar ku baik ko." Jawab Nia. Lalu dia bertanya kembali "kamu apa kabar wan?"
"Kabar ku juga baik Ni. Aku ganggu kamu gak?" Tanya Ridwan
"Enggak ko wan nyantai aja" Jawab Nia.
Setelah lama bicara membicarakan hal-hal yang gak terlalu penting tiba-tiba Ridwan kembali bertanya.
"Nia aku boleh nanya gak?" Kata Ridwan.
Lalu Nia pun menjawab kembali pertanyaan Ridwan sambil bercanda "boleh wan, emangnya kamu mau nanya apa wan? Kayanya serius banget. Hehe"
"Aku emang lagi serius tau." Jawab Ridwan "Kamu udah punya pacar belum?" Tanya Ridwan.
Lalu Nia segera menjawab pertanyaan Ridwan, "belum, emang kenapa wan?"
Ridwan pun menjawab lagi "enggak kenapa-kenapa, nanya aja. Takutnya aku chat kamu nanti ada yang marah. Kan kalau ada yang marah bisa berabe nanti, hehe."
Niapun kembali membalasnya "enggak ko wan, nyantai aja. Ngomong-ngomong kamu udah punya pacar belum wan? Takut nanti malah aku yang di marahin sama pacar mu."
Dan Ridwan pun menjawab pertanyaan Nia, "sama aku juga belum punya pacar ko, karena menurut ku punya pacar itu gak harus-harus banget."
Dengan pernyataan Ridwan yang sedikit aneh di telinga Nia, dia pun penasaran ingin tau apa maksud dari perkataan Ridwan itu. Lalu Nia pun menanyakannya, "gak harus gimana?maksudnya kamu gak suka pacaran atau gimana?"
Dan Ridwan Pun menjelaskannya "ya menurut ku pacar itu gak penting, karena yang pacaran saja belum tentu berjodoh. Jadi aku hanya cukup fokus memperbaiki diri saja dan berteman dengan siapa saja. Baik itu cewek ataupun cowok. aku juga punya banyak teman cewek, tapi bukan pacar."
Dan Nia pun kembali menjawab pembicaraan Ridwan, "oh gitu ya."
"Iya Nia, menurut ku sih kaya gitu." Kata Ridwan. "Kalau menurut kamu gimana ni?" Tanya Ridwan.
Lalu Nia pun menjawab pertanyaan Ridwan, "menurut ku juga sama sih, pacaran itu gak ada gunanya juga." "Udah lama-lama pacaran eh akhirnya tetap saja di tinggalin." Sambung Nia.
"Ciiee curhat" Kata Ridwan sambil bercanda.
Dan Nia pun tertawa yang secara tidak langsung membenarkan perkataan Ridwan.
Lalu Nia kembali bertanya, "ngomong- ngomong kmu kenapa bisa punya pikiran seperti itu wan?"
"Yah menurut mu aku punya pikiran seperti itu tanpa ada alasan?" Jawab Ridwan. "Aku punya pemikiran seperti itu tuh karena aku pernah di kecewakan di masa lalu." Sambung Ridwan.
"Serius?" Tanya Nia. "Kalau boleh tau pernah di kecewakan seperti apa?" Tanya Nia.
"Serius Nia, aku pernah pacaran lama sampai bertahun-tahun tapi pada akhirnya kita putus begitu saja, dan tak lama kemudian perempuan itu punya pacar lagi pengganti aku. Itu menyakitkan Ni, padahal aku sudah dekat banget sama orang tua cewek itu bahkan sama keluarganya pun aku sudah dekat. Aku bisa move on dari dia itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar Ni. Makanya sekarang aku gak mau pacaran. Cukup berteman saja. Nanti kalau ada yang cocok dan aku sudah siap langsung aja aku seriusin gak perlu pacaran. Karena menurut ku,pacaran itu hanya buang-buang waktu saja." Jawab Ridwan.
"Oh gitu ya." Jawab Nia "ko kita bisa sama ya. Aku juga lagi gak mau pacaran karena aku sudah terlalu sering di kecewakan. Dan aku masih butuh waktu untuk menyembuhkan luka di hati ku saat ini karena cinta yang sebelumnya cukup menyakitkan" Nia tidak sadar kalau dia malah balik curhat.
"Kalau boleh tau kamu pernah di kecewakan gimana?" Tanya Ridwan
"Aku di putusin pacar ku dengan alasan yang menurut aku tidak masuk akal. Padahal Aku sudah kenal dekat dengan keluarga dia, begitupun sebaliknya." Jawab Nia
Lalu Ridwan kembali bertanya "Alasan yang menurut mu gak masuk akal itu seperti apa Ni?"
"Dia memutuskan ku dengan alasan dia masih mempunyai banyak adik yang masih sekolah, sedangkan ayahnya sudah meninggal. Dan otomatis dia sekarang harus menjadi tulang punggung untuk keluarga. Kemungkinan dia akan menikah lima tahun lagi, sedangkan aku ingin secepatnya menikah. Padahal menurut ku dia tidak sendirian karena kaka-kakaknya yang lain pun masih ada dan dia juga bertanggung jawab terhadap adik-adiknya. Dan aku juga siap untuk membantu adik-adiknya nanti kalau aku sama Dia sudah menikah bahkan kalaupun aku harus bekerja kembali. Namun Dia tetap menolak dan dia memilih untuk mundur." Jawab Nia
"Padahal orang tua ku sudah menyayangi dia seperti anaknya sendiri." Nia melanjutkan ceritanya.
"Dan banyak lagi perbedaan pendapat di antara aku dan Dia. Padahal kalau di pikir-pikir itu adalah masalah yang sepele. Dan masih bisa di ambil jalan tengahnya saja." Kata Nia.
"Kalau boleh tau, perbedaan pendapat seperti apa Ni?" Kata Ridwan
"Ya hanya perbedaan pendapat, seperti aku yang ingin menikah dengan mengadakan pesta dan dia ingin menikah dengan yang sangat sederhana tanpa adanya pesta pernikahan" Jawab Nia.
Mungkin bagi sebagian kecil orang menikah tanpa pesta pernikahan itu adalah hal yang wajar, Tapi bagi Nia yang hidup di lingkungan yang sudah terbiasa dengan adanya pesta pernikahan itu menjadi hal yang sedikit aneh. Karena di lingkungan Nia yang menikah tanpa adanya pesta pernikahan itu hanya di lakukan oleh duda yang menikahi janda saja.
Lalu Ridwan kembali bertanya, "kalau boleh tau apa alasan lelaki itu tidak mau membuat pesta pernikahan?"
"Entahlah wan, aku juga tidak tau apa alasannya tidak mau mengadakan pesta pernikahan." Kata Nia
"Apa mungkin karena dia. . ." Ridwan pun berhenti sebentar karena takut ucapannya menyinggung perasaan Nia. Lalu dia melanjutkan perkataannya, "maaf ya Ni sebelumnya kalo salah, apa karena dia tidak mampu mengadakan pesta pernikahan?"
"Mungkin, bisa jadi seperti itu atau hanya sekedar alasan saja biar aku mundur." Jawab Nia. "Bisanya Kan lelaki memang seperti itu. Suka cari-cari masalah dan selalu bertingkah aneh agar pasangannya ilfil lalu memutuskan dia." Lanjut Nia.
"Oh gitu ya. Yah udah sekarang mah mending seperti aku aja Ni. Gak usah pacaran dulu, bebasin aja berteman dengan semua lelaki. Kalau ada lelaki yang ngechat kamu yah udah layani aja semua. Jangan hanya fokus pada satu lelaki saja Ni. Yang penting bisa jaga diri dan tau batasannya." Jawab Ridwan.
"Ya kamu enak cowok bisa melayani semua perempuan. Kalau aku ya gak bisa seperti itu dong wan, aku kan cewe." Kata Nia.
Ridwan Pun kembali bertanya, "kenapa gak bisa Ni? "
Lalu Nia pun menjawab "iya kan aku cewe wan. Cewe itu gak bisa kaya gitu. Kalau aku kaya gitu apa kata orang lain? Mungkin nantinya perilaku ku akan di pandang jelek di mata lelaki. Kalau cowok ya sah-sah saja wan, kan cowok itu memilih bukan di pilih. Jadi ya gak salah kalau cowok seperti itu sebelum mereka memilih dan memutuskan untuk berkomitmen hanya sama satu perempuan untuk mencari yang terbaik untuk dirinya."
Setelah lama bicara di telepon bahkan sampai saling curhat, Nia pun pamit untuk tidur duluan karena hari sudah larut malam, dan besok Dia harus bangun lebih pagi karena harus bekerja. Dan Ridwan pun sama besok dia juga harus bekerja. Hanya bedanya dia mulai bekerja lebih siang daripada Nia.
Hidup ini bukan hanya sekedar tentang aku dan kamu, juga bukan hanya srkedar tentang kau dan dia. Hidup ini juga bukan sekedar tentang cinta dan perasaan.Tapi, hidup ini tentang siapa yang benar- benar ingin memperjuangkan. Tentang siapa yang rela berkorban dan tentang siapa yang benar- benar ingin memiliki.Karena pada akhirnya, lelaki yang kita cintai dan yang hanya mencintai kita, akan terkalahkan dengan lelaki yang benar- benar mau memperjuangkan kita.* * *Terkadang tidak semua orang dapat mengerti tentang luka yang kita rasakan. Terkadang tidak semua orang paham atas sakit yang kita terima.Mungkin sebagian orang akan terus menyalahkan ku. Dan sebagian lainnya akan terus menyalahkan dia. Tapi mungkin pada kenyataannya tidak ada yang harus di salahkan, karena ini masalah hati. Jadi, hanya aku, dia, dan tuhan yang tau dan mengerti.Mungkin ini yang dinamakan takdir. Sebagus apapun dan sesempurna apapun rencana kita, tidak akan pernah menjadi nyata jika tuhan tidak mengizinkan.
Setelah sekia lama, Bobi terus srperti itu dan terus menghubungi Nia. Lama kelamaan Nia mulai merasa risih dengan sikap bobi yang seperti itu. Akhirnya Nia memutuskan untuk bersikap tegas pada Bobi.Tak lama kemudian Hp Nia berdering, dan ternyata benar dugaan Nia pasti Bobi yang menelpon Nia. Bobi menghubungi Nia dengan video call. Lalu Nia pun menjawab video call dari Bobi." Hallo Ni." Kata Bobi"Iya Hallo Bob. Ada apa ya?" Jawab Nia"Gak ada apa-apa Ni. Emang kenapa? Aku gak boleh hubungin kamu lagi ya?" Tanya Bobi dengan polosnya"Bukan gitu Bob. Emang pacar kamu gak marah apa kamu hubungi aku terus?" Tanya Nia"Enggaklah, Kan dia gak tau kalau aku masih suka hubungin kamu." Jawab Bobi dengan wajah dan muka datarnya seolah- olah dia gak merasa bersalah sama sekali. Seakan akan prilakunya itu benar."Astagfirlloh Bob." Kata Nia sambil menepuk jidatnya sendiri.Entahlah, Nia gak ngerti dengan cara berpikirnya Bobi.Apa dia tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan pasangannya jika
Waktu terus berjalan dan Nia melanjutkan hidupnya dengan membiasakan diri tanpa kekasih.Banyak lelaki yang mulai mndekati Nia dengan mengajak berkenalan, berteman, dan bahkan ada yang sampai mengajak Nia menikah. Kedengaran nya sih itu aneh bagi Nia, ketika ada lelaki yang tiba-tiba langsung ngajak Nikah tanpa proses perkenalan dulu. Makanya Nia langsung menolaknya. Lagian lelaki itu bukan tipe laki-laki yang di idamkan oleh Nia.Semakin banyak lelaki yang mencoba masuk dalam kehidupan Nia dan mengejar hati Nia, semakin Nia merasa risih. Dan akhirnya Nia tidak lagi merespon laki-laki mana pun.Dari semua laki-laki itu bahkan ada yang mencaci maki Nia lewat inbox facebook dengan sumpah serapahnya."Heh Nia, lu itu jadi cewe sombong banget sih. Kenapa lu cuekin gue? Emang lelaki yang lu cari itu seperti apa sih? Lu punya apa sih sombong banget gak mau ngerespon gue? Aku sumpahin ya lu gak akan nikah-nikah kalau gak bales pesan gue. Lu berani ya sama gue hah?" Kata lelaki itu di facebo
Bab 51Setelah beberapa hari Nia merantau d Sukabumi, Bobi masih saja terus - terusan menghubungi Nia.Nia heran sama sikap Bobi yang terus - terusan seperti itu. Tapi Nia tetap sabar menghadapinya, Nia tidak mau Bobi malah jadi sakit hati kalau seandainya Nia nasehatin dia.Padahal Bobi sendiri sudah punya gebetan baru, tapi kenapa dia masih terus- terusan menghubungi Nia?Apa gebetan barunya terlalu sibuk? Sehingga Bobi mempunyai banyak waktu luang untuk menghubungi Nia.* * *Malam ini seperti biasa Bobi menghubungi Nia lewat video call. Rasanya gak enak kalau Nia tidak menerima panggilannya. Maka dari itu Nia menerima panggilan video call dari Bobi."Hallo" kata Nia"Hallo Nia, apa kabar?" Tanya Bobi"Baik. Kamu sendiri gimana kabarnya?" Tanya Nia"Baik" kata Bobi"Syukurlah kalau baik." Kata NiaNia bingung harus ngomong apa lagi sama Bobi, karena pada kenyataannya su
Nia kira setelah dia pergi jauh meninggalkan kampung halamannya, Bobi tidak akan menghubunginya lagi. Tapi ternyata dugaan Nia salah. Bobi masih tetap terus menghubungi Nia. Meskipun hanya basa basi untuk mencari tau kabar Nia. Bobi juga sering curhat atau bahkan dia meminta pendapat Nia tentang apa yang akan dia lakukan. Hari ini Bobi menghubungi Nia lewat video call. "Hai Nia. Apa kabar." Tanya Bobi. "Hai. Kabar ku baik. Kamu apa kabar?" Tanya Nia "Baik,, baik,, " Kata Bobi "Ya syukurlah." Kata Nia Sebenarnya Nia merasa kesal karena Bobi masih terus menghubungi nya. Bukannya dulu dia yang ini Nia menjauh dari hidupnya? Bukannya dulu dia yang menyuruh Nia pergi jauh meninggalkan kampung halaman agar kita tak saling mengingat lagi. Lalu kenapa sekarang dia terus-terusan menghubungi Nia lagi? Aneh memang. Tapi Nia berusaha untuk tetap
Beberapa hari setelah Nia dan Bobi memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka, Nia mulai mencari informasi lowongan kerja. Dia menanyakan informasi lowongan kerja sama yang punya kontrakan di dekat perusahaan itu. Untungnya Nia masih menyimpan nomor HP itu. Dan ternyata di perusahaan yang dulu Nia pernah kerja, di sana sedang membuka lowongan kerja. Akhirnya Nia memutuskan untuk merantau lagi ke sukabumi. Nia tidak mau terlalu lama berlarut larut meratapi kesedihan nya. Nia harus bisa move on. Dengan dia bekerja di kota orang, dia akan mempunyai banyak kesibukan. Semoga saja itu dapat mengalihkan pikirannya dan secara perlahan bisa melupakan semua masa lalunya. "Aku harus bangkit." Kata Nia dalam hati ketika dia berada di dalam bus tujuan sukabumi. Air matanya terus mengalir sepanjanng dalam perjalanan itu. Nia sudah berusaha untuk kuat, tapi ia tidak bisa menahan air matanya dan akhirnya dia membiarkan air mata itu jatuh. Mun
Setelah beberapa hari Nia menunggu kepastian dari Bobi, akhirnya hari ini Bobi mengajak Nia bertemu di luar untuk membicarakan kelanjutan dari hubungan mereka.Apakah mereka akan terus-terusan menjalani hubungan tanpa kejelasan?Atau mereka akan nekad memaksa agar orang tua Bobi merestui hubungan mereka?Atau mereka malah akan mengakhiri hubungan mereka?Nia sebenarnya takut untuk mendengar keputusan Bobi dan mendengarkan apa yang telah orang tua Bobi katakan pada Bobi. Yaaa tau sendiri kalau lidah itu tidak bertulang, apa lagi orang tuanya Bobi yang tidak cukup pandai menjaga lisannya. Kata-kata nya cukup tajam untuk melukai hati Nia. Tapi mau tidak mau, Nia harus tetap tegar kuat dan harus bisa menerima apapun yang di katakan Bobi nanti.Kali ini Nia sudah lebih pasrah dan ikhlas dengan semua yang akan terjadi nanti. Nia sudah siap jika pada akhirnya mereka harus berpisah. Nia juga sudah siap jika akhirnya Nia harus
Semakin lama, Nia semakin kesal dengan sikap Bobi yang terus-terusan memaksa Nia untuk selalu ada waktu buat dirinya. Bobi juga terus-terusan ingin selalu bertemu dengan Nia walaupun hanya sekedar menghabiskan senja dengan jalan-jalan mengelilingi kota bersama Nia dengan menggunakan sepedah motornya. Nia capek dengan sikap Bobi. Akhirnya Nia berusaha untuk tegas dengan Bobi. Sore ini Bobi mengajak Nia jalan- jalan sore seperti biasa hanya sekedar mengelilingi kota, menghabiskan senja. "Bob." Kata Nia pada saat mereka sedang asik jalan-jalan mengelilingi kota. "Iya Ni, kenapa?" Jawab Bobi "Aku mau nanya serius. Boleh?" Kata Nia "Boleh, Nanya apa Ni?" Kata Bobi "Sebenarnya mau kamu tuh apa sih Bob?" Kata Nia "Apa sih Ni? Aku gak ngerti." Kata Bobi "Yang mau kita putus itu kamu kan? Tapi kenapa sekarang kamu selalu memaksa aku untuk tidak berubah dan kamu mau aku bersikap seper
Setelah Ridwan tau kalau Nia dan Bobi sudah putus, Ridwan dan Nia semakin dekat. Dan setelah Ridwan tau bagaimana perlakuan Bobi dan orang tua nya terhadap Nia, Ridwan menjadi lebih perhatian dan tak jarang Ridwan juga sering meminta Nia ngasih semangat dan do'a untuk dirinya sebelum dia berangkat kerja. Nia juga selalu memberikan Ridwan semangat dan mendo'akan sebelum dia berangkat kerja. Karena Nia berpikir kalau Ridwan adalah orang baik. Nia memang selalu begitu, dia selalu berpikir bahwa semua orang itu baik. Bahkan sama Bobi dan kedua orang tua nya Bobi saja, Nia selalu berpikir kalau mereka itu orang baik seperti dirinya. Nia selalu berpikir kalau mereka akan memperlakukan Nia dengan baik dan akan selalu menghargai orang lain. Tapi nyatanya, tidak semua orang itu baik seperti dirinya, tidak semua orang itu bisa menghargai orang lain seperti dirinya, dan tidak semua orang yang punya hati itu akan selalu menggunakan hatinya.