Share

11. Kejutan buat ibu

"Jangan sekarang ya, Rum. Kita masih dalam suasana berduka. Tapi aku janji nanti akan aku ceritakan semua padamu dan Ibu."

"Kami ingin penjelasan sekarang juga, Mas Banyu! Iya kan, Bu?"

"Iya, Banyu, jelaskan sekarang! Siapa dia?"

"Dia ... Dia istri Ayah," jawabku yang membuat Arumi dan Ibu tersentak kaget.

"Apa maksudmu, Banyu? Kamu bercanda, kan?"

"Tidak, Bu. Dia memang istri simpanan Ayah." Ibu menangis dan berteriak histeris.

"Tega kamu, Yah. Biadab! Suami tak tahu di untung! Pengkhianat!"

"Sudah, Bu. Maafkan Ayah. Ayah sudah tidak bersama kita lagi. Setiap manusia pernah melakukan khilaf. Kita maafkan Ayah ya, Bu, supaya Ayah tenang di sana." Kubiarkan Ibu menangis sepuasnya di pelukanku.

"Kenapa Ayahmu tega membohongi Ibu, mengkhianati Ibu, Banyu? Ibu pikir Ayah suami baik-baik. Tapi ternyata ... Jadi ini alasan Ayah jarang di rumah. Kenapa Ibu tidak menyadarinya sama sekali. Ibu kembali menangis sambil memukul-mukul dadaku meluapkan kemarahannya pada orang yang sudah tidak ada.

Kemudian tiba-tiba Ibu melepaskan diri dari pelukanku lalu menghampiri Syahdu dengan sorot mata kebencian.

"Ibu, sudah, Bu ... Syahdu tidak bersalah," kucoba hentikan langkah Ibu tapi Ibu malah mendorong tubuhku dengan sangat kencangnya lalu menampar pipi Syahdu dan menjambak rambutnya yang membuat Syahdu menangis histeris.

"Jahat kamu! Kamu pikir aku takut sama kamu. Rasakan ini!" Syahdu membalas menampar dan menjambak rambut Ibu. dan balik menampar dan menjambak rambut Ibu.

"Dasar, perempuan liar! Pelakor murahan, penggoda suami orang! Tidak mungkin suamiku jatuh ke pelukanmu kalau kamu tidak menggodanya!"

"Ibu! Hentikan, Bu! Dia tidak bersalah." Ku coba memisahkan mereka, meraih Syahdu dan mrnjauhkan dari amukan Ibu.

"Syahdu tidak bersalah, Bu. Justru Syahdu adalah korban Ayah! Ayah menikahi Syahdu karena hanya ingin merampas harta Syahdu. Harta melimpah yang kita nikmati selama ini ternyata adalah harta hasil rampasan Ayah dari bapaknya Syahdu, Bu. Syahdu tidak tahu apa-apa. Dia perempuan tidak normal. Dia punya kelainan, Bu!"

Sekali lagi, Ibu dan Arumi tersentak kaget, ternganga menatap Syahdu yang rambutnya berantakan.

"Ayah ... kenapa Ibu sama sekali tak punya firasat dan kecurigaan apapun. Ibu sama sekali tidak menyadari kejahatan Ayah." Ibu kembali menangis.

"Dengan apa yang sudah dilakukan Ayah pada Syahdu, maka sekarang Syahdu menjadi tanggung jawab kita. Dia sebatang kara. Dia telah kehilangan semuanya termasuk orangtua. Biarkan Syahdu tinggal di sini bersama kita ya, Bu."

"Tidak! Ibu tidak akan ijinkan pelakor itu tinggal di sini. Bagi Ibu dia tetaplah perebut Ayahmu. Keluarkan dia dari rumah ini, Banyu!"

"Iya, aku juga tidak setuju, Mas. Dia ada bibit pelakor! Bisa jadi gantian dia akan merebutmu dariku, Mas. Sekarang saja sudah kelihatan ganjen dan kurang ajar begitu. Suruh dia pergi dari rumah ini, Mas!"

"Kemana dia akan pergi, Bu, Rum? Dia tidak punya siapa-siapa. Apa yang bisa dilakukan perempuan tidak normal seperti dia dengan anak 1 yang masih balita."

"Anak? Dia dan Ayahmu juga punya anak?" tanya Ibu tersentak.

"Iya, Bu." Jawabku membohongi diri sendiri yang membuat Ibu menangis histeris lagi.

"Aku benci kamu, Yah! Aku benci Ayah!"

"Sudah, Bu, sudah."

"Usir perempuan itu dan anaknya dari rumah ini, Banyu! Ibu tidak mau melihat mukanya lagi. Buang ke jalanan! Dia bisa jadi pelacur untuk bertahan hidup! Itu kan keahliannya!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
icechoco
lah si ibu sehat itu harta punya syahdu. ibu SM keluarga ibu yg minggat dari rumah itu.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status