Share

32. Perpisahan di stasiun (2)

"Nggak tau, Dit. Orang kampung sini sampai sekarang juga nggak tahu siapa suami Syahdu. Dikiranya kamu malah suami yang membawa Syahdu pergi dulu."

"Sudah, biarin, Ma, orang berpikir begitu. Nanti lama-lama kebenaran juga akan nampak sendiri," ujar Mas Adit.

***

Besoknya, pagi-pagi aku mengajak Dinda main. Pengin pamitan sama temen-temen karena nanti siang aku mau pulang. Mas Adit masih tidur jadi aku pamit Mama saja.

"Mo kemana kamu pagi-pagi gini?" tanya Mama yang lagi masak di dapur.

"Syahdu mau main dulu ya, Mak. Mau pamitan sama temen-temen."

"Jangan ikut-ikutan Adit manggil Mak. Panggil Ma! Perempuan pagi-pagi sudah main! sini bantuin Mama masak sekalian Mama ajarin kamu masak biar makin disayang suamimu!"

"Di kost Mas Adit nggak ada kompor, nggak ada beras, nggak ada panci, nggak ada wajan."

"Alesan kamu! Bilang saja males!"

"Nanti ya, Ma, bantuin masaknya. Syahdu mo main dulu." sambil menggendong Dinda aku berlari kecil meninggalkan Mama.

"Syahduuu!" tak kupedulikan teriakan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rifdah Tifa Kusuma
jangab bilang si banyu red flag, pindah kapal aja kalau gitu
goodnovel comment avatar
Al Az
kayanya s Adit disandera si banyu deh ih jahat banget ya s banyu udh pnya bini juga mana brengsek nya kebangetan lgi
goodnovel comment avatar
Yanyan
apa mungkin ulahnya banyu.. adit hilang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status