Share

Wewangian Memabukkan 2

“Dulu, waktu mendiang Nora Syafitri masih hidup, dia punya cita-cita ingin punya rumah tingkat dua dengan kayu paling mahal. Di tingkat dua nanti ada empat kamar. Supaya anak-anak kami kalau pulang kampung membawa istri dan anak-anaknya tidak bingung lagi tidur di mana.” Again dia bercerita tanpa aku minta.

“Om, Indah nggak nanya loh?”

“Kalau tidak bertanya, terus kenapa ada di lantai dua kemarin malam?”

“Kepo aja, emang nggak boleh?”

“Om nggak tahu ada semua bahasa anak muda, Nora. Jadi pakai istilah biasa-biasa saja.”

“Cuma ingin tahu, Om.” Aku ingin membuka satu pintu kamar yang tertutup. Lekas Om Andi memegang telapak tanganku.

“Tidak semua yang kamu ingin tahu, harus dicari tahu. Ingat kamu tamu di sini.”

“Iya, tahu, Om, besok juga Indah bakalan pulang.”

“Sudah pesan tiket speed boat?” tanyanya lagi.

“Belum. Nggak tahu mau pesan sama siapa.”

“Ya sudah, biar Om yang urus semua. Kamu sedang tidak ada kerjaan, bukan? Tolong masak di dapur, sudah Om belikan bahan. Jangan bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status