공유

BAB 64

작가: jasheline
last update 최신 업데이트: 2025-01-18 17:55:48

Esok harinya, Ayah Rangga pulang ke pondok dengan wajah penuh kelelahan dan ekspresi yang menunjukkan rasa sedih yang mendalam. Begitu sampai, ia langsung disambut oleh Rangga yang terlihat bingung dan cemas.

"Ayah kemana aja!? Semua orang nyariin ayah, ibu juga nyariin ayah," tanya Rangga dengan penuh kekhawatiran. Ayah Rangga tertegun mendengarnya, seperti tak percaya dengan apa yang dikatakan anaknya.

"Ibumu? Ibumu sudah sadar?" tanya Ayah Rangga dengan raut wajah penuh kebingungan.

"Ibu sadar dari kemarin, dia nyariin ayah. Ayah jangan pergi lagi, ayah kan mau dibersihin," jawab Rangga, matanya penuh dengan harapan.

Mendengar itu, Ayah Rangga langsung bergegas pergi mencari istrinya. Ia berjalan dengan langkah cepat menuju ruangan tempat ibunya Rangga duduk, termenung sambil menatap keluar jendela. Ketika merasakan kedatangan seseorang, ia menoleh dan melihat suaminya yang berdiri tak jauh darinya.

"Bu.." suara Ayah Rangga bergetar, matanya mulai berkaca-kaca.

"Ayah kemana saja?"
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

관련 챕터

  • CALON TUMBAL   BAB 65

    Dua hari sudah berlalu sejak Selena menghilang, dan pencarian tak henti-hentinya dilakukan oleh semua orang. Mereka menyusuri setiap sudut, bahkan menjelajahi hutan lebat yang seakan tak ada ujungnya. Saat ini, ayah Nicholas, Linggar, Rangga, Ustadz Sholeh, dan beberapa anak pondok lainnya kembali menapaki jalan yang sama, berharap dapat menemukan jejak Selena.Berbekal petunjuk dari Linggar yang melihat sebuah persimpangan jalan, mereka terus mendalam ke dalam hutan, menyusuri wilayah yang kemarin belum sempat dijelajahi.“Semoga hari ini kita bisa menemukannya,” ucap ayah Nicholas dengan nada cemas, wajahnya penuh kekhawatiran. Ia sudah melakukan shalat Istikharah berulang kali, berharap Allah memberikan petunjuk tentang keberadaan putrinya yang hilang.Dalam mimpi yang dialaminya, ayah Nicholas melihat bahwa Selena masih hidup, dan meskipun hatinya sedikit lega, kecemasan itu belum juga hilang. Keberadaan Selena yang masih belum ditemukan membuatnya semakin gelisah.“Selena pasti b

    최신 업데이트 : 2025-01-21
  • CALON TUMBAL   BAB 66

    Di rumah Rangga, suasana terasa mencekam. Ayahnya, yang biasanya sehat dan kuat, kini tampak sangat berbeda. Sejak kemarin, ia mengalami hal-hal aneh yang membuatnya mengurung diri di rumah. Yang lebih mencurigakan lagi, dia tampak terganggu setiap kali mendengar suara adzan, bahkan marah-marah seolah mendengar suara itu sangat menyakitkan bagi telinganya.Semalaman, terdengar teriakan ketakutan dari kamar ayah Rangga. Dia terus berteriak, mengatakan bahwa ia melihat gorila besar bertanduk yang menakutkannya, sambil berteriak meminta ampun dan berkeringat deras. Ibu Rangga, yang melihat suaminya dalam kondisi seperti itu, menjadi sangat khawatir. Sejak kejadian aneh itu, ayah Rangga menolak makan nasi, hanya mau makan pisang dan kacang."Ayah, bangun dulu, yah. Makan dulu," ujar ibu Rangga dengan lembut, berusaha membangunkan suaminya yang terbaring lemah.Wajah ayah Rangga sangat pucat, dan saat dia bangun, matanya terbelalak dan tidak berkedip sama sekali. Ketika ibu Rangga menyentu

    최신 업데이트 : 2025-01-21
  • CALON TUMBAL   BAB 67

    Selena akhirnya kembali ke rumah. Tanpa menunggu lama, ia segera masuk ke kamar mandi, membasuh tubuhnya sebersih mungkin. Bau anyir darah yang menempel di kulitnya membuatnya mual. Ia menuangkan sampo dan sabun berkali-kali ke tubuhnya, seakan ingin menghapus jejak mimpi buruk yang baru saja dialaminya. Namun, bau itu tetap terasa, samar tapi nyata, menghantui pikirannya.Usai membersihkan diri, Selena duduk di ruang tamu bersama ayahnya dan Ustadz Sholeh. Di hadapannya, sepiring makanan tersaji. Perutnya yang kosong selama dua hari terakhir akhirnya mendapat asupan selain air sungai. Dengan lahap, ia menyantap setiap suapan, sementara ayah Nicholas dan Ustadz Sholeh hanya bisa menatapnya dengan perasaan campur aduk, antara lega dan prihatin."Alhamdulillah..." Selena menghela nafas lega setelah meneguk air."Nak, kamu pasti kelaparan... Kasihan sekali kamu." Suara bibi yang sedari tadi memperhatikan nya terdengar lirih.Selena tersenyum, menatap bibinya yang tampak berkaca-kaca. "Ma

    최신 업데이트 : 2025-01-23
  • CALON TUMBAL   BAB 68

    Malam semakin larut. Di ruang tamu rumah Rangga, suasana begitu sunyi, hanya suara detak jam yang terdengar samar. Selena, Rangga, Linggar, Ustadz Sholeh, dan Ayah Nicholas duduk melingkar, masih diselimuti ketegangan.Di sofa, Ayah Rangga terbaring tak sadarkan diri. Bukan sekadar pingsan, tapi tubuhnya kaku seperti orang yang terkena stroke. Raja monyet itu memang telah terusir, namun jiwa Ayah Rangga seolah ikut terbawa. Napasnya tersengal-sengal, wajahnya pucat, seperti bayangan hidup tanpa jiwa. Harapan untuknya kembali sadar terasa semakin tipis.Selena menghela nafas panjang. "Rangga, kami pulang dulu. Udah malam banget, besok kita coba lagi. Siapa tahu ada keajaiban, ayahmu bisa sadar," ujarnya lembut.Rangga mengangguk pelan, tapi matanya masih dipenuhi kebingungan. "Sel, makasih… Aku seneng banget kamu selamat. Tapi siapa yang nyulik kamu? Kamu tau orangnya?" tanyanya hati-hati.Sebelum Selena sempat menjawab, Linggar sudah lebih dulu menyahut dengan nada penuh amarah. "Boka

    최신 업데이트 : 2025-01-24
  • CALON TUMBAL   BAB 69

    Setelah kembali dari makam, Selena terkejut melihat keramaian yang terjadi di depan rumah Rangga. Warga setempat tampak berkerumun dengan keluhan gatal-gatal yang merata. Mereka berasumsi bahwa leluhur mereka marah akibat perbuatan ayah Rangga yang melakukan pesugihan monyet dan melanggar aturan yang ada di kampung mereka.Tak hanya itu, anak didik Ustadz Sholeh dari pondok juga datang menyusul. Mereka bercerita bahwa di pondok terjadi kerasukan, dan seluruh penghuninya mengalami gatal-gatal yang sama. Ustadz Sholeh pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke pondok."Ini pasti gara-gara Warsono nyugih! Bawa sial bener orang ini!" teriak salah seorang warga, marah-marah."Heh! Heh! Heh! Yang benar kalian ngomong! Abangku udah meninggal, kalian baru sekarang ngeluh dan protes begini!" balas adiknya Ayah Nicholas dengan suara keras, tampak sangat kesal. Emosinya memang mudah tersulut, dan kali ini ia tampak benar-benar terbakar."Ya karena sebelumnya kita nggak tahu! Ini pasti leluhur kita

    최신 업데이트 : 2025-01-25
  • CALON TUMBAL   BAB 70

    Malam itu, Selena benar-benar meminta izin pada ayah Nicholas untuk menginap di rumah Rangga. Rumahnya masih ramai, banyak orang yang sedang melekan dan melanjutkan tahlilan. Selena, Linggar, dan Rangga duduk bersama di ruang tamu, sementara orang-orang lain masih melanjutkan doa-doa mereka. Namun, satu hal yang tidak bisa Selena temukan: ibunya Rangga.Tiba-tiba, terdengar suara aneh yang mencuri perhatian Selena. "Srek! Srek! Srek!" Suara itu seperti orang yang sedang mengasah pisau dengan batu asahan.Hanya Selena yang mendengar suara itu, sementara yang lain tampak tidak merespons. Perasaan cemas mulai tumbuh dalam dirinya. ‘Ada apa ini?’ batin Selena, semakin yakin ada sesuatu yang tidak beres. Dia berdiri, dengan hati-hati mengikuti arah suara itu. Dari pintu belakang dekat dapur, Selena melihat ibunya Rangga yang sedang mengasah pisau dengan wajah kosong dan tanpa ekspresi.Malam yang sunyi dan sepi, ditambah dengan ibunya Rangga yang tampak begitu aneh, membuat siapapun pasti

    최신 업데이트 : 2025-01-26
  • CALON TUMBAL   BAB 71

    Selena dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh ayahnya. Nafasnya tersengal, tubuhnya dingin, dan darah terus mengalir dari lukanya. Waktu terasa berjalan lebih lambat bagi mereka yang menyaksikannya. Beruntung, ayah Nicholas adalah seorang dokter, dia tahu harus berbuat apa dalam situasi genting seperti ini.Di ruang tunggu, Linggar duduk gelisah di samping ayah Nicholas. Tangannya gemetar, bajunya ternoda darah Selena.“Selena bakal baik-baik saja, kan, Om?” tanyanya lirih, suaranya nyaris bergetar.Ayah Nicholas menatap kosong ke depan, seakan meyakinkan diri sendiri sebelum menjawab. “Dia harus baik-baik saja. Dia pasti baik-baik saja.”Hening sejenak. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar.“Selena selalu terlalu baik,” gumam ayah Nicholas. “Bahkan dengan mereka yang sudah tidak hidup sekalipun, dia masih merasa kasihan. Dan inilah yang paling aku takutkan… Dukun itu bisa melakukan apa saja.”Linggar menoleh cepat. “Dukun?”Tatapan ayah Nicholas berubah tajam. Ia bangkit dari

    최신 업데이트 : 2025-01-27
  • CALON TUMBAL   BAB 72

    "BRAK!!!"Pintu gubuk reyot itu terhempas dengan keras. Serpihan kayu beterbangan, menggema di tengah keheningan hutan. Para warga menyerbu masuk, beberapa dari pintu depan, yang lain dari pintu belakang, sementara beberapa orang berjaga di jendela, siap menangkap dukun santet itu jika ia mencoba melarikan diri.Namun, begitu pintu terbuka… Bau busuk langsung menyergap hidung mereka.Bukan sekadar bau darah ini lebih mengerikan. Campuran anyir, bangkai, dan sesuatu yang tak bisa mereka jelaskan memenuhi udara dengan begitu pekat, menusuk hingga ke tenggorokan."Hrrgh...! Bau apa ini!?" salah seorang warga langsung menutup hidung, wajahnya berubah pucat.Yang lain ikut tersedak. Beberapa refleks menutup mulut dan hidung mereka dengan tangan atau kain, tapi bau itu seakan menempel di kulit mereka, merasuk ke dalam paru-paru."HOEEK!!"Seorang pria tak mampu menahan diri. Ia membungkuk, muntah seketika. Yang lain menyusul, wajah mereka semakin pucat saat kaki mereka melangkah lebih jauh

    최신 업데이트 : 2025-01-28

최신 챕터

  • CALON TUMBAL   BAB 129

    Esok harinya..Selena tiba di kampusnya bersama Nicholas, Nicholas menyetir sendiri mobil miliknya untuk mengantar Selena, Nicholas juga merindukan kampus itu karena dulu dia menghabiskan tahun-tahunnya di sana."Aku turun ya bang.." Ujar Selena dan Nicholas mengangguk."Semangat ya kuliahnya, ntar abang jemput kamu lagi kalo udah kelar kelas." Ujar Nicholas sambil mengusap kepala Selena dan Selena mengangguk dengan senyum manisnya."Assalamu'alaikum." Ujar Selena, dan Nicholas menyahuti salamnya."Wa'alaikumussalam."Selena turun dari mobil dan berjalan masuk, Nicholas masih memperhatikan Selena sampai pandangannya teralihkan pada dua orang mahasiswa yang salah satunya menatap Selena dengan tatapan lain.Lain dalam artian seperti memiliki perasaan pada Selena, dan yang Nicholas lihat itu adalah Faaz yang sedang berdiri di sebelah Doni."Kenapa dia ngeliatin Selena kayak gitu? Jangan bilang udah banyak yang suka sama Selena-ku." Gumam Nicholas.Selena sudah hilang masuk kedalam dan Ni

  • CALON TUMBAL   BAB 128

    Besoknya.. akhirnya ayah Nicholas berangkat ke Singapore dengan Dokter Jaya setelah Selena selesai kuliah. Selena mengantar ayahnya itu dengan senyuman, seperti yang dikatakan Nicholas bahwa dia harus terus tersenyum agar ayahnya tidak sedih juga."Jaga diri di rumah ya, nak." Ujar ayah Nicholas dan Selena mengangguk."Papa ati-ati, ntar kalo udah sampe disana papa kabarin Selena." Ujar Selena ayahnya mengangguk."Pasti dong.. ya udah, kamu pulang gih, papa mau masuk ke dalem." Ujar ayah Nicholas dan Selena mengangguk.Selena salim tangan lalu ayah Nicholas pun pergi dengan Dokter Jaya masuk ke dalam. Setelah ayah Nicholas masuk, barulah Selena meneteskan air matanya.'Ya Allah, dalam seumur hidupku, aku sangat beruntung karena bertemu dengan orang-orang yang baik. Dan aku sangat beruntung karena menjadi anak angkat dari papa yang sangat baik, aku mohon ya Allah.. semoga operasi papa berjalan lancar.' Batin Selena.'Semoga papa bisa cepat sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasan

  • CALON TUMBAL   BAB 127

    Selena sedang berada di dalam kamarnya dan dia sedang menangis sesenggukan sekarang setelah sholat Isya, dia masih terpikirkan dengan apa yang ayah Nicholas katakan tentang kondisinya."Hiks! Hiks! Ya Allah, gimana caranya ngomong sama abang." Gumam Selena.Ponselnya berdering dan itu panggilan video dari Nicholas. Tapi Selena bingung bagaimana dia harus menghadapi Nicholas, wajah sembab dan suaranya yang bindeng tentu akan mengundang pertanyaan dan kekhawatiran Nicholas.(Kilas Balik Selena Bermula)Sebelumnya Selena masih mematok di depan kaki ayah Nicholas, ia masih menunggu ayahnya itu jujur dan berterus terang padanya. Ayah Nicholas seolah terpojok, bahkan dia tidak tega melihat Selena yang terus duduk di bawah kakinya sambil sesekali menghapus air matanya.Akhirnya ayah Nicholas menghembuskan nafasnya dan tersenyum, lalu mencoba membangunkan Selena dari duduknya, tapi Selena tidak mau."Haihh.. memang susah menyembunyikan sesuatu dari kamu, hehehe.." Kekeh ayah Nicholas."Bangun

  • CALON TUMBAL   BAB 126

    Selena sedang membakar bungkusan yang diberikan oleh supirnya yang dikira itu diberikan oleh Rangga, Selena tidak membukanya sama sekali dia langsung membakarnya sambil membaca doa.Dan benda itu menghilang secara misterius setelah di bakar, yang diyakini itu adalah bungkusan benda berisi kiriman santet. Selena sekarang mencoba menghubungi Rangga.."Halo, Assalamu'alaikum, Ra." Ucap Selena ketika panggilan teleponnya terhubung dan dia sengaja meletakan dalam speaker handphonenya agar supirnya juga ikut mendengar suara Rangga."Wa'alaikumussalam, kenapa Sel?" Tanya Rangga, supir Selena terlihat mengerutkan keningnya mendengar jawaban Rangga."Ra, tadi lu ke kampus gue?" Tanya Selena."Enggak, gue jenguk om Basuki abis gue kelar di bengkel, Sel. Lo udah sama om Basuki?" Sahut Rangga, supirnya terlihat menutup mulutnya."Gue mau ke rumah sakit jemput papa, tapi tadi katanya lo dateng kesini nganter kiriman." Ujar Selena, Rangga dalam panggilan itu terdengar kebingungan."Gue ngga kemana-

  • CALON TUMBAL   BAB 125

    Selena mengantar Linggar lebih dulu, dan sebelum Linggar masuk Selena memastikan lebih dulu agar tidak ada yang ikut dengan Linggar."Sel, lu nggak apa apa?" Tanya Linggar."Nggak apa-apa, udah biasa. Kalo mereka nyerang gue nggak apa apa, karena gue bisa tau, tapi kalo mereka nyerang lu dan orang-orang yang deket sama gue, gue baru khawatir." Ujar Selena sambil fokus menetralisirkan tubuh Linggar.Linggar yang mendengar itu merasa menjadi orang yang spesial karena Selena peduli padanya. Padahal Selena mengatakan itu bukan dengan maksud apapun, dia murni berkata demikian karena tidak mau orang lain yang dekat dengannya jadi terkena imbasnya."Udah, aman." Ujar Selena."Makasih, Sel." Ujar Linggar dan Selena tersenyum."Gue pulang, ya." Ujar Selena dan Linggar mengangguk."Ati-ati." Ujar Linggar."Siap." Sahut Selena, lalu masuk kembali kedalam mobil. Selena masih merasakan energi yang mengikutinya itu berada di mobil, yang berarti sejak tadi kiriman itu memang berada di mobil dan ikut

  • CALON TUMBAL   BAB 124

    Lalu akhirnya setelah pulang kuliah, Selena menepati janjinya pada ibunya Intan untuk menyampaikan maaf Intan pada kedua orang tuanya Roy. Sekaligus juga Roy ikut dan kini mereka sedang berada di rumah Roy, bersama Faaz, Doni dan Linggar.Kedua orang tua Roy saat ini sedang menangis, terutama ibunya yang menangis sampai terisak-isak setelah mengetahui kebenaran tentang kematian Roy. Ibunya Intan sampai bersimpuh di depan ibunya Roy dan meminta maaf atas nama Intan, Selena, Linggar, Faaz, Doni dan hantu Roy yang melihat itu juga ikut sedih."Roy.." Gumam ibunya Roy sambil terisak."Tante, aku mau ngasih tau kalo Roy masih penasaran di dunia. Dia masih berada di dunia dan sekarang dia ada didekat tante, di sebelah kanan tante." Ujar Selena, ibunya Roy menoleh ke kanan tapi tentu saja tidak ada siapapun."Roy mau pamit sama tante dan om, karena dia sudah tidak penasaran lagi. Alasan kematiannya bukan bunuh diri tapi karena diganggu yang ghaib." Ujar Selena lagi."Roy! Roy! Kamu dimana na

  • CALON TUMBAL   BAB 123

    Meski Selena sudah bilang bahwa jangan keluar rumah, tapi ayah Nicholas tetap saja pergi. Ayah Nicholas bilang pada bibi dia pergi bukan mau bekerja tapi menemui temannya, bibi pun mengangguk karena memang ayah Nicholas tidak membawa jubah dokternya.Ayah Nicholas pergi ke rumah sakit, tapi bukan untuk bekerja melainkan dia menemui teman dokternya yang kemarin memapahnya, seorang dokter ahli neurologi. Temannya itu tersenyum melihat kedatangan ayah Nicholas."Nah.. Akhirnya mau juga datang kemari, dok." Ujar teman ayah Nicholas, namanya dokter Jaya."Haha, iya. Dimarahin sama anak, nggak boleh kerja jadi saya nggak kerja hari ini. Karena nggak ada kegiatan jadi saya kesini untuk memeriksakan diri." Ujar ayah Nicholas."Emang mantranya anak perempuan tuh ampuh pokoknya, kalo nggak boleh ya nggak beneran, hahaha.." Dokter Jaya terkekeh."Jadi, tolong periksa saya dok." Ujar ayah Nicholas."Tentu dok, mari." Ujar dokter Jaya.Mereka sama-sama dokter profesional, dan mereka juga sama-sama

  • CALON TUMBAL   BAB 122

    Setelah Selena memastikan ayahnya sudah masuk kedalam kamarnya untuk istirahat, Selena pun kini kembali ke kamarnya sendiri dengan rasa bersalahnya. Selena tau rumah itu dipagari dan pagarnya juga sangat kuat, tapi Selena tidak terpikirkan bahwa semakin kuat pagar gaibnya maka semakin besar juga usaha yang dikerahkan ayah Nicholas.'Jangan khawatir Selena, aki bisa menjaga kamu dan rumah ini.’ Tiba-tiba suara aki muncul."Makasih aki, tapi aku tetep merasa bersalah sama papa." Ujar Selena."Aku akan belajar untuk memagari rumah ini sendirian, supaya nggak bikin papa capek." Ujar Selena.Selena akhirnya masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dan ketika dia sedang mandi dia kembali teringat dengan sosok-sosok yang berada di rumah Pak Hasan yang menyambutnya dengan ramah.Sosoknya ada yang berupa binatang macan putih yang sangat besar bahkan lebih besar dari gajah, lalu ada yang seperti aki namun dalam versi lebih pendek sedikit, dan juga ada yang seperti manusia biasa na

  • CALON TUMBAL   BAB 121

    Selena berdiri di luar ruangan Intan setelah berhasil melepaskan susuk terakhir dari Intan, dan Intan akhirnya sudah berpulang.."Pada akhirnya, dia meninggal dengan menderita." Gumam Selena."Kita sampein maafnya ke keluarganya Roy besok, Roy juga masih belum bisa pergi kan?" Tanya Linggar, dan Selena mengangguk."Siapa tau setelah ini dia bisa pergi dengan damai." Ujar Linggar."Iya.." Ujar Selena.Ya, Roy.. Sebelum Intan meninggal, dia menyebut nama Roy. Dia mengakui dirinya juga membuat Roy kehilangan akal. Ibunya tidak tahu siapa Roy, tapi Selena memberi tahu bahwa Roy adalah kakak seniornya di kampus."Yuk, makan dulu. Kita ampe lupa makan dari siang." Ujar elang dan Selena kembali mengangguk.Pak Hasan sudah lebih dulu pergi untuk melebur semua susuk yang keluar dari tubuh Intan, ada sekitar 17 susuk yang ditempatkan di setiap titik mata memandang sehingga banyak pria yang tertarik melihat Intan karena banyaknya susuk yang terpasang.Intan dan Linggar kini sedang berada di rest

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status