Share

Terkapar

Sahila merapikan tempat tidur yang baru dibeli. Ia bisa tersenyum karena ranjang ini singgasana bersama Ardan.

"Mau sampai kapan kamu senyum-senyum begini, La?" suara itu terdengar menggoda, ditambah pelukan dari belakang yang dilakukan Ardan. Telapak tangan besar suaminya mengusap perut buncit yang bergerak pelan dari dalam.

"Happy," jawab Sahila. Ardan mengeratkan pelukan. Mencium aroma vanila dari tubuh wanita yang dulu ia anggap adik, kini menjadi istrinya.

"Mama sakit, Mas, apa aku boleh ke sana?"

"Yakin? Masih ingat bahasa Thailand?" godanya. Tak lupa jemari tangan Ardan lainnya menyatukan rambut panjang Sahila lalu memindahkan ke sisi kiri bahu. Bibir Ardan bergerak dari pipi kanan menuju ke leher.

Kecupan basah ia berikan, Sahila memejamkan mata. "Masih ingat. Aku orang yang susah melupakan apa yang sudah mendarah daging."

"Termasuk ... perasaan cinta kamu ke aku?" bisiknya lalu mengecup bahu mulus Sahila.

"Ya. Itu salah satunya." Sahila tak ragu lagi. Untuk apa, disaat Ardan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
anne annisa
aduh... semoga sahila dan bayinya selamat
goodnovel comment avatar
Tarie Qurie
Gibran megelne......
goodnovel comment avatar
siswaniabas
OMG... Ila ...... Selamat apa gak ya Ila dan baby nya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status