CELASEMARA (Haruskah aku melepaskanmu?)

CELASEMARA (Haruskah aku melepaskanmu?)

last updateLast Updated : 2022-08-30
By:  RianievyCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
10 ratings. 10 reviews
100Chapters
77.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Imelda menemukan bukti pembayaran dokter kandungan dari rumah sakit. Tangannya gemetar. Tak berselang lama, ia pun bertanya kepada Rizal - suaminya, yang akhirnya membeberkan rahasia setelah beberapa bulan di pendam. Mimpinya hancur dalam sekejap, tangisnya ia rasakan sendiri. Secepat kilat ia bangkit, bukan untuk Rizal, tapi untuk kedua anak lelakinya. Imelda akan bertahan dengan pernikahan itu demi anak-anaknya, hingga, suatu hari ia menyerah, Imel ingin berpisah tapi Rizal berjuang mati-matian menahan kepergian Sang Istri yang ia cinta. Pertanyaannya, bisakah Imelda bertahan lagi, saat kedua putranya tau jika Rizal menikah lagi? "Ibu, ceraikan Ayah. Ibu berhak bahagia. Kami sudah besar, jangan berkorban lagi demi kami. Ayo Ibu, ceraikan Ayah." ucap si sulung yang di ikuti anggukan kepala putra bungsunya.

View More

Chapter 1

Bukti pembayaran

"Luar kota? Berapa lama?" tanya Imelda saat melihat suaminya merapikan beberapa pakaian ke dalam tas koper berukuran kecil yang biasa dipakai Rizal jika dinas selama tiga hari.

"Kali ini seminggu, Mel, nanti aku tinggalin uang tambahan untuk belanja sama jajan anak-anak, ya." Ia mengusap kepala Imelda lalu mengecupnya. Imelda tak tahan. Ia meraih jemari tangan Rizal, digenggam erat. Rizal menatap heran, hingga Imelda mendadak tersenyum.

"Kamu habis dari dokter kandungan? Antar perempuan yang namanya Wanda? Siapa dia, Mas?" Imelda tersenyum, terus seperti itu. Rizal diam. Air wajahnya mendadak berubah pucat, tangannya bergetar pelan di dalam genggaman Imelda, bahkan terasa berkeringat.

"Siapa dia? Kamu punya perempuan lain selain aku?" tatap Imel masih terus tersenyum. Rizal diam, kedua matanya mendadak mengembun, hingga ia menjatuhkan pakaian yang sedang dipegang dengan tangan kiri lalu berlutut di depan istrinya, memeluk pinggang Imelda erat, menumpahkan tangis. Imelda diam, membeku di tempat, tak bisa berkata apa-apa, hanya bisa membiarkan suaminya meluapkan semuanya dalam tangisan.

Setengah jam berlalu, Imelda dan Rizal duduk di atas ranjang, tak henti Rizal mengecupi jemari tangan wanita yang hampir sebelas tahun menemani hari-harinya menjalani biduk rumah tangga. "Dia siapa?" tanya Imelda begitu lembut. Rizal menunduk, meletakkan jemari Imelda di keningnya, kedua mata Rizal terpejam erat.

"Aku harap kamu ngerti, Mel, posisiku sulit," ucapnya.

"Sesulit apa? Apa kamu, juga merasa sulit untuk bilang ke aku kalau kamu mau nikah lagi? Apa kamu..."

Rizal menggeleng. "Aku nggak selingkuh sama dia, aku nggak selingkuh dari kamu, ak—"

"Tapi kamu nikah sama dia, Mas?" ucap Imelda penuh penekanan. Rizal mendongak, menatap lekat Imelda dengan kedua mata yang terasa sembab.

"Dia, Winola," jawab Rizal.

"Win... Winola, sahabat kamu dari SMP?!" kedua mata Imelda terbelalak. Rizal mengangguk. Kali ini Imelda melepaskan genggaman tangan Rizal pada jemarinya.

"Mel, aku terpaksa..." ucapnya lirih. Imelda menggeleng pelan.

"Terpaksa apa, Mas? Sampai kamu nikahi dia, dan dia ha-mil?" kedua alis mata Imelda berkerut, ia juga bertanya dengan nada penuh penekanan.

"Itu bukan anakku." Rizal berucap tegas.

"Terus?" Imelda masih mencecar.

"Maafin aku, aku nggak bisa cerita sekarang, Mel, maaf..." desah Rizal. Imelda menatap suaminya dengan air mata yang perlahan turun.

"Keluargamu tau?" tanyanya. Rizal menggelengkan kepala.

"Cuma aku, Winola, orang tua dan adiknya," jawab pria itu.

"Hah? Mas... maksudnya apa, sih? Tolong cerita ke aku, aku butuh penjelasan ini Mas Rizal. Dan aku bingung. Kamu sama Winola bukannya udah lama nggak komunikasi, dia di luar negeri, 'kan, Mas?" raut wajah Imelda sudah tak seramah, tersenyum, dan sesabar sebelumnya.

Rizal diam, ia hanya bisa menatap mata istrinya, yang pupil matanya bergerak cepat menatap suaminya untuk segera berkata jujur. Namun, Rizal terus diam, seolah sedang menyusun jawaban yang entah itu benar atau bohong. Imelda diam, menghela napas perlahan, mencoba menenangkan diri.

"Oke, kamu nggak mau jujur hal ini, nggak apa-apa, Mas. Sekarang, kamu, jujur. Mau ke luar kota, atau dia butuh kamu di sana. Entah kamu taruh di mana dia sekarang. Apa kamu beliin dia rumah, apartemen atau apa pun itu?" geram Imelda.

"Dia di rumahnya sendiri, orang tuanya yang beliin, Mel." Rizal memejamkan kedua matanya sejenak sebelum kembali menjawab. "Aku dinas, tapi hanya satu malam, pulang dinas, aku ke rumah Winola, dia butuh aku karena kehamilannya cukup payah. Dia butuh aku temani, maafin aku, Mel. Aku benar-benar—"

PLAK!

Satu tamparan mendarat di wajah Rizal. Imelda tersenyum kemudian. "Terima kasih, Mas, setidaknya kamu mau jujur untuk jawab pertanyaan aku yang kedua, juga, terima kasih karena kamu minta aku ambil dompet kamu di tas yang justru aku temuin amplop itu. Mas Rizal jangan khawatir, aku nggak akan bersikap beda sama kamu. Tamparan aku tadi, untuk jadi pelajaran kamu, kalau aku juga bisa marah dan kecewa."

Rizal memeluk erat istrinya itu. Imelda diam, hanya air mata yang bisa ia jatuhkan di dalam pelukan suaminya. "Kenapa jadi begini, Mas? Kenapa kamu hancurkan semuanya? Kenapa kamu rahasiakan ini?"

"Maaf Imelda, maaf..., tolong ngertiin posisi aku, tolong... aku akan jelasin semuanya ya, tanpa ada kebohongan lagi dari kamu. Aku cinta kamu, aku cuma nolongin Winola, cuma itu." Rizal menyembunyikan wajahnya di ceruk leher istrinya. Diciumnya lembut, lalu mengusap kepala Imelda begitu lembut.

"Sudah berapa lama kalian menikah diam-diam di belakang aku?" ucap Imelda lagi.

"Lima bulan, Mel," jawab Rizal. Imelda bergeming, ia bingung harus apa lagi. Lima bulan, bukan waktu yang sebentar untuk merahasiakan itu semua. Ada apa sebenarnya? Namun, kehancuran sudah berada di pelupuk mata, membuat Imelda mendadak duduk lemas di ujung ranjang. Tangannya gemetar, mimpi apa ia semalam, seketika, apa yang ia rangkai dalam pernikahannya mendadak hancur lebur, berantakan. Imel menatap suaminya yang masih tampak menangis.

"Anak siapa yang dia kandung? Kenapa kamu yang harus tanggung jawab!" bentak Imelda tak tahan. Rizal menoleh ke arah pintu. Ia beranjak cepat lalu memutar kunci pintu, ia tak ingin, mendadak dua putranya melesak masuk dan bertanya kenapa ibunya berteriak.

"Kenapa?! Kamu takut anak-anak dengar. Kalau Ayahnya diam-diam nikah lagi sama sahabat perempuan, yang hami, tapi bukan anak Ayah mereka! Iya!" Imel masih mengamuk. Wajar, hati istri mana yang siap, apalagi Rizal berbohong. Tak bisa menjawab, Rizak hanya meminta Imel mengerti, ia akan membawa Winola bertemu dengannya, mereka bertiga akan bicara.

Winola sendiri kenal dengan Imelda, walau baru beberapa kali mengenal. Tega. Jahat. Imel beranjak cepat, membuka lemari dan segera mengambil baju ganti. "Aku akan ketemu dia. Sendirian. Di mana rumahnya." Ketus Imel tak akan mundur.

"Mel, jangan gini, kasihan dia lagi hamil, aku juga harus jaga perasaan kedua orang tuanya, juga perasaan kamu. Makanya aku diam dan rahasiakan ini, maaf, Mel. Ini cuma status, supaya keluarga Winola nggak malu karena dia hamil sama laki-laki yang baru dia kenal saat liburan di Thailand. Maaf, sayang, maaf..." Rizal memeluk erat istrinya itu. Imel lemah, ia menangis, bahkan tubuhnya merosot.

"Kamu gila, Mas Rizal, kamu gila, kamu hancurkan semuanya," isak Imel.

"Nggak. Kamu tetap cintaku. Selamanya. Aku di sana juga hanya menemani, tidak tidur dengan dia. Dia sahabatku, Mel, sahabat." Rizal terus memeluk istrinya itu, keduanya menangis bersama, begitu sesak rasanya, apapun alasannya, Imel begitu berat menerima. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Putu Aniati
baper parahhhhh !!!
2023-03-14 21:31:32
2
user avatar
yenyen
suka banget ceritanya. Jadi berpikir dosa yang kita perbuat dampaknya panjang dan lama. Harus punya ketegasan dengan lawan jenis
2023-01-11 16:45:40
1
user avatar
Bawal Fareha
berkali kali nangis baca cerita ini.. Good writing ...
2023-01-09 08:57:16
1
user avatar
anne annisa
bagus ceritanya
2022-08-03 12:15:02
1
user avatar
Azeela Danastri
Keren ceritanya kalian akan dibuat greget sama istri sah.
2022-07-01 20:23:42
1
user avatar
Rizka Amelia
cerita nya bagus banget
2022-06-24 16:32:47
1
user avatar
Rias Ardani
Sakit hatiku, brengsek sekali WINOLA ini...
2022-06-22 12:18:46
2
user avatar
Iwan S
bagus, tp blm selesai baca, nunggu tiap 2 ja...
2022-06-21 21:08:12
0
user avatar
AngelRos
cerita nya bagus...meski laki2 aneh Rizal ini..sayang nasi sdh jadi bubur.. tp karakter Imel kuat & baik.. anak2 kuat...keluarga mertua baik banget...ternyata cobaan dr suami sendiri...bgtlah hidup...trm ksh Thor...cerita nya mengalir apik...
2022-06-14 00:08:13
2
user avatar
Edisonsidabutar
ada udang digorengan ngapain dibuang wouuu enak tenan...
2022-06-11 11:36:27
1
100 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status