Share

BAB 5

Author: Kuldesak
last update Last Updated: 2023-06-22 09:36:58

Raziel segera melepaskan cengkram pada leher Cucu Kepala Desa tersebut. Raziel menatap ke arah ke arah Ibunya tanpa ada rasa takut saat Evelyn melangkah ke arah Raziel dengan mendengus kesal melihat sikap Anaknya.

"Apa yang kau lakukan, Nak? Kau menyakiti temanmu sendiri!" tegur Evelyn.

Dengan tatapan polos namun tajam. Raziel menatap tanpa dosa ke arah Evelyn. "Mama, Govan yang bersalah. Dia menginjak-nginjak hasil pancingan aku, Mah," ucap Raziel.

Govan, Cucu Kepala Desa itu beranjak dari tanah dimana tempat dirinya dan Raziel bergelinding.

"Bohong, dia yang mencari masalah kepadaku!" sergah Govan.

Raziel mengalihkan pandangannya ke arah Govan dengan tatapan menusuk. "Kamu yang nakal, dan kamu juga yang berbohong—"

"Sudah, jangan berdebat! Sekarang, ikut Mama pulang, segera!" Evelyn memotong ucapan Raziel dengan cepat.

Evelyn, dengan geram menjewer telinga Raziel lalu menarik telinga itu untuk ikut pulang bersamanya. Padahal, Evelyn tidak tega jika melakukan hal itu kepada Raziel. Namun karena Raziel berkelahi membuat Evelyn harus tegas kepada Raziel.

"Mama, ampun, Ma. Rai minta maaf, Rai janji tidak akan nakal lagi, Ma," Raziel meringis saat Evelyn terus menarik telingannya.

Govan menatap Raziel dengan senyum penuh kemenangan saat Evelyn memarahi Raziel.

"Mama sudah katakan, jika ada yang mencari masalah, Rai tidak perlu menanggapi. Jika Rai menanggapi, Rai sama saja seperti Anak-anak nakal itu," omel Evelyn.

"Tapi Mama, ikan itu, Rai mau berikan untuk Mama. Semalam Rai mendengar jika Mama ingin makan ikan."

Mendengar ucapan Raizel, Evelyn melepaskan tangannya pada telinga Raizel. Evelyn memutar tubuhnya kemudian berjongkok mencoba menyesuaikan tinggi badan Raizel.

Evelyn menatap sendu ke wajah Anaknya. "Sayang, Mama minta maaf, jika Mama sudah menyakitimu. Mama bukan bermaksud demikian. Karena Rai sudah janji sama Mama kalau Rai tidak akan nakal lagi, 'kan? Karena Rai sudah berkelahi, Rai harus menerima hukuman," ucap Evelyn lembut sambil mengusap pipi Chubby milik Raizel.

Raizel berhambur ke dalam pelukan Evelyn. "Maafin Rai, Ma. Kalau Rai sudah menjadi Anak yang Nakal," sesal Raizel dibalik tubuh Evelyn.

Evelyn mengusap sayang kepala Raizel. "Iya, Sayang. Lain kali jangan begitu, ya. Sekarang, ayo Mama mandikan. Habis itu, kita jalan-jalan ke kota," ucap Evelyn.

Raizel melepaskan pelukannya. "Benar, Ma. Kita akan ke Kota?" tanya Raizel bersemangat.

Evelyn mengangguk. "Ayo!" Ajak Evelyn sambil berdiri.

Raizel menggenggam tangan Evelyn lalu melangkah beriringan menuju ke arah rumah sambil bersenda-gurau.

"Mama, Papa Rai sekarang ada di mana?" tanya Raizel saat kaki mungilnya mengimbangi kaki Evelyn saat melangkah.

"Hmmm... Papa, ya. Saat itu sudah malam, langit begitu gelap dan berangin. Papa berubah menjadi kembang api dan terbang ke awan," Evelyn mencoba memberikan penjelasan konyol mengenai sosok seorang Ayah. Karena Raziel belum saatnya tahu mengenai Ethan.

Raizel tampak berpikir saat Evelyn menjelaskan sosok Ayah yang begitu Absurd itu. "Jadi, Mama, Papa meladak ya, saat Papa terbang ke awan?" tanya Raziel.

"Iya, meledak! Duar! Hingga hancur berkeping-keping," sahut Evelyn.

"Terus, Papa itu seperti apa?" Tanya Raizel lagi.

Evelyn hanya mendengus setiap kali Raizel bertanya. Karena jika Raizel sudah melontarkan pertanyaan, hal yang akan dipertanyakan tidak akan ada habisnya.

"Papa itu seperti kotak kardus. Datar, tanpa Ekspresi dan kaku seperti ranting pohon." lagi-lagi Evelyn menjelaskan bentuk mantan Suaminya itu seperti sesuatu yang Absurd kepada sang Anak.

"Astaga, berarti Papa adalah batu kali!" Sahut Raizel sambil membayangkan bentuk wajah Ayahnya.

"Nah, mungkin seperti itu," ucap Evelyn.

Hingga Anak—Ibu itu pun tiba di rumah. Sesampainya Raizel di rumah, Raizel segera berlari ke halaman belakang dengan semangat.

"Mama, Rai mau mandi di dalam baskom!" Serunya.

*

*

Di Perusahaan Zoldick, Ethan yang sedang memeriksa beberapa berkas pun harus terhenti karena saat ia tiba di dalam perusahaan, Ethan selalu mengosok-gosok hidungnya yang gatal.

"Huaacim!"

Untuk kesekian kalinya Ethan harus bersin. "Aduh, siapa yang terus menerus menyebut namaku, hah!" kesal Ethan sambil menggosok hidungnya.

Tok! Tok! Tok!

Mendengar bunyi ketukan pintu membuat fokusnya hilang dan mengalihkan pandangannya ke arah pintu. "Masuk!" titah Ethan.

Seorang pria berparas Western membuka pintu lalu berjalan masuk ke arah Ethan. "Tuan, Nyonya Alice ingin bertemu denganmu. Katanya, ia ingin mengajak anda untuk makan siang. Nyonya sedang menunggu anda di bawah," lapor David.

"Katakan padanya aku sibuk," Sahut Ethan yang sudah mengalihkan pandangannya ke arah layar monitor.

Sejak Ethan mengetahui Evelyn diusir saat hamil, Ethan terus mencari keberadaan Evelyn. Sejak 6 Tahun terakhir, Ethan selalu kepikiran dengan mantan Istrinya itu.

Sikap Ethan yang berubah, membuat Alice selalu cemburu dan berlaku posesif selama 6 Tahun ini. Hal tersebutlah yang membuat Ethan merasa jenggah.

"Tapi, Tuan, Nyonya Alice mengatakan, jika anda tidak turun menemuinya, Nyonya akan membuat masalah," Ucap David.

Ethan mendengus dengan kesal. Ethan kemudian beranjak duduk dari kursi kerjanya lalu melangkah ke arah pintu.

"Ish, lepasin! Aku mau bertemu dengan Suamiku. Tolong, jangan sentuh aku dengan tangan kotor kalian," Pekik Alice saat beberapa petugas keamanan mencoba menahan pergelangan tangan Alice.

Lagi-lagi Ethan harus berhadapan dengan situasi menjengkelkan seperti ini saat melihat Alice yang membuat masalah di perusahaannya.

Alice berhambur dalam pelukan Ethan saat Ethan sudah berdiri di ambang pintu. "Bunny, tolong ajarkan bawahanmu yang tidak tahu aturan ini. Aku ini Istrimu. Kenapa mereka tidak mengijinkan aku masuk?" kesal Alice mengadu.

"Apa yang kau lakukan di sini? Sudah ku katakan berapa kali, jika kau tidak perlu datang mengunjungiku," ucap Ethan datar tanpa membalas pelukan Alice.

"Tapi aku datang karena ingin mengajakmu makan—"

Kalimat Alice terpotong saat Ethan berlalu begitu saja. Sikap, Ethan membuat Alice menggerutu kesal saat Ethan selalu bersikap acuh tak acuh saat menikah dengan Alice. Jika memaksa, pertengkaran yang akan terjadi.

"Bunny, tunggu!" Alice berteriak menyusul Ethan yang sudah berada di dalam lift.

"Bunny, kita makan siangnya dimana?" tanya Alice saat ia dan Ethan sudah berada di dalam lift.

Dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana, Ethan pun menjawab. "Bisakah kau tidak membuat otakku sakit dengan suara dan pertanyaan konyol mu, huh?" Desis Ethan tanpa mengalihkan pandangannya yang tetap lurus ke depan.

Alice pun terdiam tidak ingin menjawab. Hingga pintu lift itu pun terbuka di bagian lantai Basement. Ethan dan Alice segera menuju ke arah mobil.

"Ke Restoran xxx," Titah Ethan saat dirinya dan Alice sudah berada di dalam mobil.

Mobil pun melaju menuju Restoran. Selama perjalanan, Alice dan Ethan hanya saling berdiam diri. Tidak ada dari mereka yang membuka pembicaraan. Hingga mobil yang ditumpangi oleh Ethan pun menepi di sebuah Restoran mewah.

Ethan pun turun dari mobil. Saat melangkah menuju ke arah Restoran, sorot mata Ethan menangkap sosok yang sangat Ethan kenal, sedang menggandeng tangan Anak kecil.

"Evelyn?" Gumam Ethan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CEO Arogan Itu Ayah Anakku   Kelahiran Bayi perempuan (Tamat)

    Beberapa minggu kemudian, keluarga ini mulai mempersiapkan perayaan ulang tahun Raizel yang ke-7 di panti asuhan yang sebelumnya dijanjikan oleh Evelyn. Tak ingin mengecewakan Raizel, Evelyn dan Ethan, Rosalie, Diana serta Kakek James saling bahu-membahu menyiapkan berbagai perlengkapan dan makanan untuk pesta tersebut."Sayang, apa kamu yakin makanan ini cukup untuk semua anak-anak di panti asuhan?" tanya Evelyn khawatir pada suaminya.Ethan tersenyum, meyakinkan istrinya. "Tenang saja, sayang. Aku sudah berbicara dengan pengelola panti asuhan, mereka menyediakan makanan tambahan jika dibutuhkan. Jadi, semua anak pasti akan kenyang."Di hari H, keluarga ini tiba di panti asuhan dengan membawa berbagai perlengkapan pesta dan makanan. Mereka disambut hangat oleh pengelola panti asuhan dan anak-anak yang tinggal di sana."Selamat datang, Tuan Ethan, Nyonya Evelyn, dan keluarga!" sambut salah satu pengelola. "Terima kasih banyak atas kebaikan hati kalian merayakan ulang tahun Raizel bers

  • CEO Arogan Itu Ayah Anakku   Dekapan hangat

    Kehamilan Evelyn menjadi berita yang membawa berkah bagi keluarga ini. Raizel begitu bahagia ketika mengetahui akan memiliki adik. Diana dan Rosalie pun tak dapat menyembunyikan kebahagiaan mereka dengan hadirnya calon anggota keluarga baru."Seharusnya kita merayakannya!" seru Rosalie ketika semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu."Aku setuju!" sahut Diana, "Terlalu lama kita tidak merayakan sesuatu yang istimewa. Mari kita mengadakan pesta kecil untuk merayakan kebahagiaan ini."Semua anggota keluarga pun bersemangat untuk mempersiapkan pesta tersebut. Mereka semua bekerja sama, menghias rumah dengan balon berwarna-warni dan bunga-bunga indah. Diana dan Rosalie mengatur menu makanan untuk pesta tersebut, sementara Evelyn dan Ethan mengundang beberapa sahabat dekat mereka untuk merayakan momen bahagia ini bersama-sama."Huek!" disaat pesta sedang berlangsung, Ethan mengalami mual yang hebat. Evelyn yang melihat hal itu pun segera meletakkan makanannya dan mengusap punggung s

  • CEO Arogan Itu Ayah Anakku   Hamil?

    "Bulannya, indah, ya," ucap Evelyn saat dia dan Ethan kini duduk di atas balkon sambil menatap langit malam. "Iya, seperti kamu. Yang selalu bersinar dalam kegelapan hidup seseorang," sahut Ethan yang saat ini dirinya sedang memeluk tubuh Evelyn dengan erat dari belakang sambil memandang langit yang sama. Sudah satu bulan berlalu saat mereka melakukan perjalanan bulan madu. Dan saat ini, kebahagiaan yang mereka rasakan semakin tajam. Mereka saling melengkapi, bagaikan potongan-potongan puzzle yang sempurna."Evelyn, masih ingat masa-masa sulit yang kau hadapi?" tanya Ethan sambil tersenyum."Tentu saja, aku masih ingat bagaimana kamu menceraikanku. Aku menangis di tengah jalan saat hujan lebat. Dan, kau tidak tahu betapa sulitnya saat aku mengetahui jika aku hamil. Merangkak dan tertatih," jawab Evelyn dengan nada yang sedih. Ethan kemudian melepaskan pelukannya, berdiri tepat di depan Evelyn. "Maaf karena sikapku dulu pada separah itu. Tapi, ada sesuatu yang ingin kutanyakan," uca

  • CEO Arogan Itu Ayah Anakku   Rai maunya Adik perempuan

    "Yey! Mama sama Papa pulang, pasti Rai dibawakan oleh-oleh Adik!" seru Rai sore ini, dia tampak bersemangat. Diana datang membawakan segelas coklat panas dan beberapa cemilan ke arah gazebo di taman depan. Sambil memperhatikan Raizel bermain-main ditemani oleh Manda. "Sayang! Ayo, sini, Nenek bawakan coklat panas!" Diana berteriak. Anak itu segera menoleh, dia pun menjawab, "ya ... Nek!" Raizel berlari dengan senyum yang merekah menuju ke arah Diana, di belakangnya disusul oleh Manda. "Nenek, sebentar lagi, Mama sama Papa akan pulang, kan?" tanya bocah itu antusia. Melihat keringat dari dahi cucunya itu menumpuk, Diana segera menggosoknya dengan telapak tamgan sambil menjawab, "iya, memangnya, Rai menunggu apa?" tanya Diana. "Kata Tuan kecil, dia sedang menunggu kedatangan tuan muda dan nyonya muda. Karena akan membawa Adik!" Manda mencoba menimpali. Diana terkekeh. Bisa-bisanya Raizel berpikir kalau buat adik sama seperti kita membuat adonan kue yang langsung jadi. "Rai Sayang

  • CEO Arogan Itu Ayah Anakku   21++ (Pemandian air panas)

    Ethan melepaskan kimononya, dengan tubuh polos itu, dia melangkah ke arah pemandian air panas yang terlihat mengepul, dia segera merendamkan tubuhnya. Dan perasaan nyaman pun mengalir di tubuhnya saat air panas tersebut mengenai permukaan kulitnya. "Oh … nyaman sekali." Ethan bergumam sambil memejamkan matanya, meresapi setiap sentuhan hangat dari air.Evelyn, dengan malu-malu melangkah ke arah pemandian air panas itu dengan kimono yang masih menempel di tubuhnya.Evelyn pun melucuti kimono yang dia. Dan tubuh polos itu pun terlihat bercahaya tertimpa sinar rembulan. Evelyn pun berkata, "Ethan, aku sudah siap." Ethan yang mendengar suara Evelyn pun membuka matanya. dia dapat melihat Istrinya itu berdiri di sisi kolam pemandian Air panas dengan penuh tatap keanggunan.Ethan tersenyum lalu berkata, "Evelyn, jangan sungkan-sungkan. Kolam air panas ini akan merilekskan otot-otot kita yang tegang setelah berkelana seharian, ayo! Kemari." ajak Ethan.Evelyn tersenyum tipis, kemudian melan

  • CEO Arogan Itu Ayah Anakku   Bulan Madu

    Kyoto-Jepang;"Whoa, Sayang, lihat! Ini begitu cantik!" seru Evelyn sambil berlari dengan kimono di bawah pohon sakura yang sedang mekar. Ethan dan Evelyn memilih Jepang untuk bulan madu mereka. Karena Evelyn suka dengan keindahan bunga sakura. Apalagi waktu senja dari klenteng puncak Kyoto menatap ke arah gunung Fuji. Itu sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan. "Hati-hati, nanti kau tersandung, Evelyn!" Seru Ethan. Ethan memperhatikan tingkah Evelyn itu dengan riang. Perasaannya begitu bahagia saat melihat istrinya itu begitu bersemangat. Ethan segera menyusul Evelyn. Saat berjalan beriringan, Ethan menggenggam tangan Evelyn dan berjalan di bawah pohon-pohon sakura. "Setelah ini, kita mau kemana?' tanya Ethan sambil melangkah. Evelyn merenung beberapa detik. Dia memikirkan sesuatu. "Aku ingin pergi ke kuil, Kinkaku-ji, Kiyomizu-dera, dan Fushimi Inari-taisha!" seru Evelyn dengan semangat. Ethan mengusap kepala Evelyn. "Kamu maruk sekali, ya, Sayang! Masa mau dikunjungi semu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status