Share

Bab 3

Penulis: Nini Manies
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-22 11:06:19

Pak Rafi mengajak Marisa masuk ke ruangan CEO yang megah itu. Di dalam ruangan itu, tampak sedang duduk seorang pria tampan berjas di atas sofa mewah yang ada disana. Ruangan kerja itu terdiri dari dua meja kerja di sudut kiri dan seperangkat sofa di sudut kanan.

Tapi, tunggu dulu! Bukankah itu adalah pria tampan berjas yang tadi Marisa temui bersama Gery di dalam lift?! Sepertinya iya, tapi kenapa seolah ada yang janggal. Apa?

"Selamat pagi, Pak." sapa Pak Rafi penuh rasa hormat.

"Hm!" pria tampan berjas itu hanya berdehem pelan.

Pak Rafi mengajak Marisa duduk di atas sofa dan memperkenalkannya. "Pak Indra, ini adalah Marisa. Mahasiswa yang akan ikut program PKL di perusahaan ini. Dari rekomendasi dan berkas yang diberikan oleh kampus Guna Bakti, sepertinya dia adalah mahasiswa yang ulet dan berprestasi. Untuk lebih jelasnya, silahkan Bapak lihat sendiri berkasnya," tutur Pak Rafi.

"Saya sudah berbicara dengan Bu Retno, dosen pembimbing yang menempatkan dia disini. Silahkan kamu keluar dari ruangan ini!" sahut pria tampan berjas itu.

"Baik Pak! Saya pamit dulu." Pak Rafi segera meninggalkan ruangan CEO tanpa mendapat jawaban dari sang CEO.

Kini hanya tinggal Marisa berdua dengan pria tampan berjas yang adalah CEO itu. Marisa kini seolah tersadar kalau pria tampan yang duduk dihadapannya itu bukanlah pria yang sama saat tadi dia naik lift bersama Gery. Keduanya memang memiliki wajah yang hampir sama tapi ada beberapa perbedaan yang tampak disana.

Dua ketampanan yang sempurna tapi memiliki sisi lain yang berbeda. Yang paling jelas terlihat adanya perbedaan pada raut wajah mereka. Kalau pria yang di lift tadi memiliki raut wajah penuh senyum dan ramah, sementara yang satu ini memiliki raut wajah sombong dan arogan.

"Kamu Marisa?" tanya pria tampan itu seraya menatap Marisa.

"Iya, Pak. Saya Marisa." jawab Marisa.

"Saya Indra Perdana. CEO utama di perusahaan ini."

"Ya Pak."

"Saat ini saya sedang membutuhkan asisten pribadi untuk membantu pekerjaan saya. Kebetulan asisten pribadi saya sudah tidak bekerja lagi bersama saya karena usai melahirkan dan pasti akan sibuk mengurus bayinya. Saya tidak tahu apakah dia akan kembali lagi bekerja di perusahaan ini atau tidak.

"Untuk sementara waktu selama kamu praktek kerja lapangan disini, kamu bisa menggantikan posisinya. Kamu bertugas mengurus semua jadwal metting saya, baik dengan seluruh kepala bagian di perusahaan ini maupun dengan klien bisnis saya.

"Saya tidak mau ada jadwal metting saya yang bentrok satu dengan yang lainnya! Saya juga tidak mau ada jadwal metting yang berbenturan dengan jadwal pribadi saya! Kamu juga berkewajiban menemani seluruh acara metting saya dan mencatat semua yang penting dalam metting tersebut!

"Satu hal lagi, saya juga ingin kamu menyiapkan semua berkas yang harus saya tanda tangani setiap harinya!"

Marisa cukup terkejut. Dia tidak menyangka kalau dia akan langsung dijadikan asisten pribadi seorang CEO! Tapi ini adalah kesempatan baik untuk mengembangkan karier nya kedepan!

"Kamu mengerti?!" tanya sang CEO dingin.

"Baik Pak, saya mengerti!" jawab Marisa antusias.

"Bagus! Untuk tugas kamu hari ini kamu bisa langsung berkomunikasi dengan sekretaris pribadi saya di depan ruangan ini, namanya Bella."

"Baik Pak."

"Kamu bisa mulai bekerja hari ini juga!"

"Ini berkas saya Pak," Marisa meletakkan berkasnya di atas meja.

"Berkas?! Apa kamu pikir saya harus meluangkan waktu untuk melihat berkas kamu yang sama sekali tidak penting itu?!" tanya Indra dengan matanya yang sedikit menyipit dan kening berkerut.

"Barangkali Pak..." jawab Marisa takut. Nada suara Indra tadi sangat tidak bersahabat.

"Heh! Yang utama di perusahaan ini adalah tugas kamu dan kepentingan saya! Mengenai berkas kamu, saya tidak tertarik sama sekali! Bu Retno adalah istri dari rekan kerja saya. Jadi saya percaya beliau tidak akan merekomendasikan orang yang tidak ada gunanya di perusahaan ini!

"Sekarang kerjakan saja apa yang menjadi tugas kamu! Biar kinerja kamu yang membuktikan kalau kamu ini bisa bertahan di perusahaan ini atau tidak!

"Kamu butuh rekomendasi baik dari saya, bukan?! Kalau begitu lakukan saja apa yang menjadi kewajiban kamu dan tidak usah cari muka di hadapan saya! Saya tidak suka seorang penjilat!" Indra malah mengucapkan kata-kata keras yang sama sekali tidak disangka-sangka oleh Marisa.

Marisa sampai berkali-kali menelan ludah sendiri karena mendapat kata-kata keras seperti itu dari mulut atasan barunya! Marisa sampai tidak tahu apa yang harus dia katakan untuk menjawabnya.

"Yang penting bagi saya kamu cukup berpenampilan cantik dan menarik untuk menjadi partner saya disetiap metiing yang akan saya datangi!" ujar Indra lagi.

Wajah Marisa memerah mendengar kata-kata Indra yang seolah tidak menghargainya sama sekali.

"Sekarang kamu temui Bella disebelah ruangan saya! Kamu tanyakan apa saja schedule saya untuk Minggu ini dan kamu manage sebaik mungkin!"

"B-baik, Pak..." jawab Marisa takut dan segera pamit keluar dari ruangan itu. "Saya pamit ke ruangan sebelah dulu, Pak."

Indra sama sekali tidak menjawab.

Marisa berdiri di depan ruangan sekretaris Indra yang berada di sebelah ruangan CEO. Sambil mengelus dadanya Marisa membatin, "Ya Allah... Apa salahku tiba-tiba Pak Indra marah-marah seperti itu? Aku kan hanya menawarkan berkas yang aku bawa agar dia memeriksanya... Heran! Ganteng-ganteng kok kayak singa!"

Tiba-tiba Marisa teringat laki-laki yang ia temui tadi di lift. Yang mempunyai wajah bagai pinang dibelah dua dengan Indra Perdana.

"Kemana ya, cowok ganteng yang tadi aku temui di lift? Wajahnya mirip banget sama Pak Indra! Apa itu Pak Indra? Ah! Mana mungkin! Bukan! Dia bukan Pak Indra! Cowok yang tadi di lift kelihatan ramah banget, sementara Pak Indra..."

Marisa pun segera memasuki ruangan sekretaris Indra dan bertemu dengan seorang wanita dewasa yang anggun disana. "Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya ramah.

"Mbak Bella, perkenalkan saya Marisa. Mulai hari ini saya yang akan menjadi asisten Pak Indra selama tiga bulan kedepan. Saya mohon kerja samanya." kata Marisa seraya menyodorkan tangannya.

Bella pun menjabat tangan Marisa. "Ya, saya Bella, sekretaris Pak Indra Perdana. Oh, kamu mahasiswa PKL itu ya?"

"Iya, Mbak sudah tahu?"

"Tadi Pak Indra sudah kirim WA pada saya,"

"Oh ya, Mbak."

Selanjutnya Bella menjelaskan apa-apa saja yang menjadi tugas Marisa selama PKL di perusahaan Perdana Enterprise. Gaya bicara Bella sangat lugas dan mudah dipahami.

Marisa mengangguk-angguk dan mencoba memahami setiap perkataan Bella. Intinya Marisa bertugas mengurus seluruh jadwal metting Indra dan menemaninya selama metting juga menyiapkan semua berkas yang harus di tanda tangani oleh Indra.

"Kamu mengerti, Marisa?" tanya Bella.

"Saya mengerti, Mbak." jawab Marisa.

"Oh ya, ada beberapa hal yang harus kamu ketahui tentang Pak Indra. Kamu tidak boleh membuat jadwal metting di hari-hari dimana Pak Indra ada jadwal pribadi! Yang pertama hari Selasa sore, beliau ada jadwal main Band bersama teman-teman masa kuliahnya. Rabu dan Kamis pagi juga beliau ada jadwal fitnes, dan terakhir tidak ada acara apapun pada hari Sabtu karena itu adalah waktu dimana beliau pasti menghabiskan waktu bersama tunangannya!"

"Tunangan?" Hati Marisa serasa mencelos.

"Ya, Pak Indra sudah bertunangan!"

Marisa sempat terdiam lalu menjawab, "Ya Mbak, saya akan mengingatnya..."

"Semoga sukses, Marisa. Perlu kamu ketahui juga kalau Pak Indra adalah seorang yang ferfeksionis. Beliau tidak mengenal kata lumayan atau sekedar. Baginya semua yang dikerjakan untuknya adalah SEMPURNA! Kerja yang tekun dan bersungguh-sungguh.

"Bekerja sebagai asisten pribadi Pak Indra adalah hal yang tidak mudah. Tidak ada satupun orang yang cocok memegang pekerjaan itu selama beberapa tahun perusahaan ini dipimpin Pak Indra. Asisten pribadi yang terakhir adalah yang terlama bisa bertahan bekerja disini. Itupun karena dia adalah sepupunya Pak Indra."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • CEO Buaya Darat    Bab 82

    Indra membisu sepanjang perjalanan pulang dari tempat fitnes, sementara Kayla semakin merasa tidak enak karena merasa Indra tidak puas dengan pelayanannya.Kayla memegang paha Indra yang saat itu sedang sibuk mengemudikan mobilnya. "Pak Indra, Bapak kecewa, ya? Saya minta maaf... Anda masih mau kan dekat dengan saya?"katanya."Sudahlah, Kayla! Saya tidak ingin membahas kejadian tadi di fitnes center! Saya khilaf dan saya tidak akan pernah mengulanginya lagi! Kamu mau apa sebagai balasan atas apa yang telah kamu lakukan tadi untuk saya?" kata Indra.Kayla malah mengelus-elus paha Indra sampai ke pangkalnya dan menyandarkan kepalanya di bahu Indra. "Saya tidak minta apa-apa, Pak Indra. Saya hanya ingin Bapak jangan pernah meninggalkan saya. Saya sudah jatuh cinta pada Bapak. Saya tidak akan menolak jika Anda ingin mengulanginya lagi. Kapanpun Anda mau""Saya tidak akan melakukannya lagi! Dan saya juga tidak bisa menjanjikan apa-apa pada kamu! Saya bebas meninggalkan kamu kapanpun saya

  • CEO Buaya Darat    Bab 81

    Indra membawa Kayla ke fitnes center pribadinya. Dimana Indra bisa nge-gym sepuasnya tanpa harus berbaur bersama dengan orang lain.Baru saja memasuki ruangan fitnes, Kayla sudah merangkulkan kedua tangan di leher Indra dan mencium bibir Indra. Indra membalas ciuman Kayla dengan penuh nafsu. Keduanya berciuman lama dan ketat.Yang ada di benak Kayla saat ini adalah menyerahkan dirinya kedalam pelukan Indra dan melayani Indra sebaik mungkin. Agar Indra terkesan dengan pelayanan Kayla dan tidak akan meninggalkan wanita itu."Pokoknya saat ini Pak Indra harus bisa aku dapatkan dan aku buat ketagihan dengan permainan cintaku! Kalau dia sudah tahu rasanya bercinta denganku, dia pasti akan menjadikan aku simpanan pribadinya! Aku bisa dapat uang banyak dan apartemen pribadi! Pak Indra kan memiliki banyak apartemen mewah!" batin Kayla.Kayla mulai merapatkan tubuhnya ke tubuh Indra dan menggesek-gesekan bagian-bagian tubuhnya yang sensitif ke tubuh Indra. Ciuman Indra pun terasa semakin liar

  • CEO Buaya Darat    Bab 80

    Pada keesokan harinya Kayla menghampiri Marisa yang masih berada di ruang metting. Ruang metting saat itu sudah sepi setelah Indra mengadakan metting dengan para kepala bagian pada pukul satu siang dan baru saja usai tiga puluh menit yang lalu.Marisa memang masih berada disana karena masih harus membereskan berkas-berkas yang tadi di gunakan saat metting. Saat Kayla memasuki ruangan itu, Marisa tidak begitu memperhatikan."Selamat siang menjelang sore, Marisa" sapa Kayla."Sore, Kayla" balas Marisa dengan mata tidak beralih dari berkas-berkas yang berserakan di atas meja."Pak Indra Perdana ada dimana?" tanya Kayla."Pak Indra ada jadwal main Band bersama teman-teman masa kuliahnya. Kamu tidak tahu? Itukan sudah menjadi rutinitas Pak Indra" jawab Marisa agak menohok."Oh iya! Ya ampun aku lupa! Sebentar! Sepertinya Pak Indra sudah ngabarin aku. Tapi aku lupa cek HP aku!" Kayla memeriksa HP nya dan memekik. "Ya ampun! Pak Indra sudah kirim pesan WA! Dia minta izin untuk main Band sama

  • CEO Buaya Darat    Bab 79

    Marisa hanya bisa menghela nafas panjang sambil mengusap dadanya. Betapa jumawanya seorang Indra Perdana sehingga dia merasa masih butuh selir setelah memiliki ratu secantik Sofie!"Ya, Pak Indra. Terserah Anda mau berbuat apa. Anda memang memiliki segalanya. Tapi kalau boleh saya memberikan sedikit masukan, saya mohon Anda mempertimbangkan perasaan Bu Sofie. Saya sebagai seorang wanita merasa ikut tersakiti. Apa Anda tidak punya sedikit saja rasa bersalah kepada Bu Sofie?" kata Marisa."Kamu pikir kamu ini siapa?! Kamu cuma bawahan saya! Bahkan kamu juga belum tentu berjodoh dengan adik saya! Kamu tidak pantas bicara seperti itu pada saya! Sekarang lebih baik kamu urusi saja urusan kamu sendiri! Jaga Andro baik-baik agar dia jangan sampai selingkuh di Turki sana! Saya sudah merestui hubungan kamu dan Andro! Bukannya berterima kasih kamu malah ikut campur urusan pribadi saya!" Indra berang."Maaf, Pak Indra yang terhormat. Saya hanya memberi sedikit masukan saja. Kalau Anda tidak berk

  • CEO Buaya Darat    Bab 78

    Marisa duduk di kursi kerjanya dan segera menyibukkan dirinya dengan menyusun laporan metting Jumat kemarin yang harus segera di berikan pada Indra untuk di tanda tangani.Marisa mencoba fokus pada pekerjaannya tapi pikirannya tidak bisa di ajak berkonsentrasi. Bagaimana bisa berkonsentrasi jika suara bercandaan Indra dan Kayla sangat jelas terdengar dan memaksa mata Marisa untuk melirik pada keduanya."Sebenarnya apa sih yang ada di pikiran Indra Perdana itu?! Baru saja kemarin memeluk ku, tapi pagi ini dia malah asyik bercanda dengan Kayla! Padahal aku baru saja berpikir kalau mungkin dia mulai ada rasa sayang kepada ku.Padahal dia sama sekali tidak pernah berubah! Dia hanya ingin mempermainkan perasaan ku saja! Tapi kenapa aku malah berpikir yang muluk! Aku bahkan sudah jatuh kedalam pelukannya dan bersandar di bahunya!"Marisa lalu teringat pada Andro yang kini sedang berada di Turki. Yang sedang bekerja keras agar saat nanti pulang bisa meyakinkan Indra untuk melamar Marisa."He

  • CEO Buaya Darat    Bab 77

    Mama menatap Indra dengan pandangan yang seolah tidak percaya. Bagaimana mungkin Indra mencintai Marisa?! Kekasih dari Andro, adiknya sendiri! Bahkan pada awal kedekatan Marisa dan Andro, Indra yang sangat menolak dengan menjelek-jelekkan Marisa."Kamu mencintai Marisa?! Ya Tuhan...! Sejak kapan?!" tanya Mama."Entahlah, Mam. Mungkin jauh sebelum Andro mendekati Marisa dan membawanya kesini! Dan kini yang jelas rasa itu semakin hari semakin kuat! Saya sendiri tidak mengerti kenapa saya bisa memiliki perasaan ini?! Kalau saja bisa, pasti saya sudah menghapusnya! Tapi saya tidak bisa!" tutur Indra mencurahkan isi hatinya."Dra, kamu tidak boleh menginginkan apa yang jadi milik Andro! Selama ini Andro tidak pernah seserius ini pada seorang gadis. Andro sangat mencintai Marisa. Mama mohon, Dra... Jangan kamu rebut Marisa dari Andro" Mama memohon."Saya tahu, Mama tidak usah khawatir. Saya tidak akan mengambil Marisa dari tangan Andro. Tapi saya minta waktu sebentar untuk bisa melupakan Ma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status