Share

Bab 09

Lia terus memasang wajah kesal di dalam mobil. Setelah kedatangan Joong Won, Lia langsung pergi ke asal masalah kemarin. Dia mendatangi rumah ibunya yang kini menikah dengan lelaki selingkuhanya.

Ayah Lia sangat ketat dengan agama. Dulu ibu Lia, sering di tampar oleh almarhum ayahnya. Lia yang dulu tidak memahami situasi, akhirnya sangat benci dengan ayahnya yang hanya memikirkan masjid dan yayasan Madrasah yang ayahnya kelola.

Tapi setelah ibu Lia tiba-tiba kabur dari rumah, dan menikah dengan selingkuhanya. Lia akhirnya sadar jika yang selama ini ayahnya lakukan itu ternyata benar.

Almarhum ayah Lia, sudah mengetahui istrinya yang sudah berbuat serong dengan laki-laki lain. Dia memarahi ibunya karena kasian dengan Lia yang masih kecil, sudah beberapa kali ayahnya, meminta ibu Lia untuk tidak melanjutkan hubungan terlarang itu dengan bahasa yang cukup baik.

Bahkan almarhum ayahnya berjanji akan menceraikanya, dan membiarkan dia berbuat sesuka hati setelahnya. Tapi, dengan sebuah syarat sampai Lia masuk SMA. Namun ibunya berkali-kali, di dapati selingkuh dengan lelaki yang sampai saat ini Lia benci.

Lia menendang-nendang pintu rumah ibunya.

'Kau mau apalagi dariku! Aku tiap bulan sudah memberimu uang yang cukup. Sudah ku bilang jangan mengganggu kehidupanku.'

Setelah menendang-nendang dengan kakinya cukup lama, akhirnya pintu rumah itu di buka. Lia semakin mengerutkan keningnya dan menatap angkuh wanita yang dulu pernah ia panggil ibu.

"Dasar jalang! Sudah ku katakan jangan mencampuri urusanku. Kalaupun ada yang mencariku anggap saja aku sudah mati." Lia mencengkram pundak wanita paruh baya itu, dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya.

"Aku sudah menghidupimu selama ini, dengan lelaki tidak bergunamu itu. Tapi, mana balasanmu?"

Ibu Lia menatap nanar putrinya, dengan wajah ketakutan. "Cukup!?" teriak seorang pria dengan kursi roda, dengan merayap ke arah dua wanita yang tengah berdebat di ambang pintu rumahnya.

"Cukup! Kau bisa bicarakan dengan pelan dan baik-baik Lia."

"Apa?! Seorang pria cacat, berusaha menasehatiku. Aku beri tahu, kau itu enggak bisa hidup kalo aku tidak memberi istrimu uang."

Mendengar itu, Alfred segera menundukan pandangannya. Dia mencengkram kuat kursi rodanya menahan kesal. Sadar dengan kesalahanya, ibu Lia yang tidak tega suaminya di caci maki putrinya, dia segera berlutut dan bersimpuh sambil memeluk lulut Lia.

"Ibu mohon maaf!"

"Sudah berapa kali aku bilang!? Jangan menyebut dirimu sebagai seorang ibu. Jalang! Ibuku sudah mati sejak dulu."

Tubuh Dini bergetar hebat mendengarkan penuturan putrinya. Wajahnya memucat, seakan dia tengah melihat hantu saat ini. Meski dia sadar, sifat Lia seperti ini karena ke egoisanya di masa lalu.

Tapi, dia tidak menyangka Lia akan mengatakan hal sekejam itu. Rasanya, perasaan sakit ketika melahirkan putrinya dulu. Tidak sesakit mendengar ucapan tajam Lia sekarang.

Rahimnya terasa tercabik-cabik, tubuhnya seakan tengah di kuliti. "Lia!? Jangan berkata kejam kepada ibumu seperti itu. Meski dulu ia salah. Tapi, dia yang telah melahirkanmu." Alfred berteriak dengan keras karena di rasanya, sudah kelewat batas apa yang di katakan putri tirinya saat ini.

"Hah!? Terus lima tahun yang lalu, kenapa kalian datang mencariku, dan mengemis hidup dari ku? Hahahah.. Ku ingatkan lagi, jangan suka menyebut namaku dengan mulut kotor kalian. Apalagi memberikan informasi ku kepada orang lain." Lia kemudian merogoh tas kecilnya, Dia mengambil segenggam uang, dan berusaha melemparkanya ke wajah Alfred.

Sayang, karena uangnya tidak terikat. Uang-uang itu berhamburan jatuh satu persatu. Lia menarik kaki, yang di peluk erat oleh ibunya. Tanpa menengok ke belakang, dia segera memerintahkan supirnya untuk segera pergi dari tempat ini.

Dini, masih di posisinya yang bersimpuh di ambang pintu. Tubuhnya terus bergetar hebat, karena dadanya saat ini terasa di tusuk sebuah pedang besar yang membuatnya terasa sakit.

"Bu! Udah bu." Alfred mencoba menenangkan Istrinya, yang tengah syok dan ketakutan.

"Aku serasa mau mau mati saja mas." Dini bergumam pelan, namun terdengar jelas di telinga Alfred.

"Semua.. a... Ini salah.. Ku.. " kata-kata Alfred tersendat-sendat karena dia berkata sambil menahan tangisnya. Jika saja, dia mampu mengulang masa lalu. Rasanya, dia tidak mau berakhir menjadi orang ke empat, di keluarga yang dulunya penuh kebahagiaan ini.

Karena nafsunya, dia merayu Dini yang statusnya sudah menjadi milik orang lain. Dini segera bangkit, dan memeluk suaminya dari belakang.

"Ini dosa kita berdua mas?" lirih Dini.

KEMBALI KE MASA, LIMA TAHUN LALU.

Bisnis Alfred tiba-tiba hancur setelah mengalami sebuah kecelakaan. Naasnya setelah kecelakaan, dia di agnosa cacat seumur hodup. Parahnya, para bawahan kepercayaanya Korup, dan malah berlomba saling meraup harta dari Alfred.

Sampai akhirnya, dia beserta istri barunya menjadi seorang glandangan miskin. Awalnya Alfred memiliki dua orang istri. Namun setelah bangkrut, istri pertamanya kabur dan tersisa istri keduanya.

Dengan sisa tabungan yang di miliki Alfred. Dini mengatur semua kehidupan mereka berdua dengan baik. Sudah beberapa kali, mereka mencoba berjualan. Namun, karena tidak adanya bakat, keduanya selalu gagal dan rugi.

Sampai sebuah nama tiba-tiba mengejutkan mereka. Saat Lia tiba-tiba muncul di majalah, Televisi dan pemberitaan media lainya. Dini dengan bangga, segera mencarinya.

Setelah berhasil menemukanya. Dini yang sejak awal memimpikan pertemuan antara ibu dan anak yang mengharukan. Di pertemuan pertamannya, dia malah di acuhkan dan tidak di anggap oleh Lia.

Dengan membuang harga dirinya. Dini yang tanpa menyerah, mengemis dan meminta pertolongan kepada Lia. Lia yang bosan dengan apa yang ibunya lakukan, dia memilih menyerah dan memberikan apa yang di inginkan ibunya.

Saat berpacaraan dengan Joong Won, Joong won meminta kepada Lia untuk mengenalkanya kepada orang tuanya. Lia yang awalnya tidak setuju, akhirnya mau setelah Joong Won beberapa kali merayunya.

Dari situ, Dini menjadi sangat suka kepada Joong Won. Dia akhirnya bisa sedikit demi sedikit akrab dengan putrinya, Dini sangat setuju jika Lia bersama dengan laki-laki yang saat itu menjadi kekasih putrinya.

Dengan sikapnya yang selalu peduli dan lembut. Membuat Dini maupun Lia, menjadi hanyut dan menaruh harapan besar dari Joong Won.

Namun, setelah Lia pulang dari bisnis besarnya di korea. Lia malah berubah kembali menjadi sangat kasar kepadanya lagi. Setelah beberapa tahun tidak mendengar kabar Joong Won, tiba-tiba lelaki yang di harpkanya datang ke rumahnya dan menanyakan tentang putrinya.

Dini yang berharap besar dari Joong Won, agar mendekatka keduanya lagi dengan putrinya. Tanpa meminta tanggapan dari Lia, Dini memberitahukan semua informasi yang di tanyakanya tentang Lia.

................

Di dalam mobil, air matanya terus merembes deras dari sela-sela matanya. Berulang kali, dia memaki dirinya sendiri.

'Kenapa aku bisa sekejam ini! Aku mencaci dan memaki ibuku sendiri. Meskipun ibu salah, tapi tidak seharusnya aku seperti ini.' di dalam hatinya dia terus meraung dan merintih-rintih menyesali perbuatanya sendiri.

'Apa karena semua harta ini aku berubah menjadi angkuh?! Ya Tuhan.. Maafkanlah hambamu ini.'

Di perusahaan Ardi selesai membersihkan semua ruangan. Dia sedikit penasaran kemana perginya atasan yang setiap hari selalu memakinya. Saat dia hendak pulang dengan putranya, Lia malah tiba di perusahaan dengan di antarkan oleh supir pripadinya.

"Ibu! Baru datang dari mana bu?" sadar ada orang yang masih berada di kantor, Lia segera menengok ke arah sumber suara. Mendapati Ardi dan Rehan belum pulang. Dia tersenyum sebentar, lalu pandanganya tiba-tiba berubah gelap dan bumi seakan langsung roboh.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status