Share

Kekasihmu?

Penulis: Thaza
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-28 03:10:03

"Jangan bercanda deh." Seru Raya sambil menepuk lengannya sedikit bertenaga. Membuat si empu nya tertegun merasakan pukulan gadis mungil dihadapannya ini. Entah apa yang dipikirkannya. Namun sedetik kemudian dia menertawakan kekonyolannya sendiri.

"Aku dari departemen Keuangan." Jawabnya asal sambil tertawa singkat. Raya pun menganggukkan kepalanya.

Sebenarnya dia tidak berbohong. Dia adalah CEO disini, maka dari itu departemen apapun yang disebutkan sebenarnya ya dia tidak berbohong. Karena memang semua departemen disini berada dibawah pengawasannya.

Kemudian Raya kembali mengangkat kepalanya dan menatap lekat kepada manik mata lelaki yang mengaku bernama Herlambang itu. Untuk kedua kali nya dalam satu hari ini. Lelaki yang dijuluki CEO Galak itu benar-benar gugup dibuatnya.

"Kau mengingatkanku dengan seseorang."

Degg!!

Jika di perhatikan dengan seksama akan terlihat perubahan ekspresi pada wajah Kurniawan saat itu. Gurat wajahnya seakan menegang. Telapak tangannya tampak berkeringat namun terasa dingin. Dan jantung lelaki itu serasa mau lepas mendengar ucapan Raya.

"O... oh... ya?" Jawabnya terbata sambil berusaha mengalihkan pandangannya agar tak bertemu pandang dengan Raya.

"Hmm... Ah... Ntah lah. Mungkin aku hanya terlalu merindukannya." Jawab Raya sendu.

"Siapa? Kekasihmu?" Tanyanya berusaha untuk mengubah postur tubuhnya agar lebih rileks.

"Bagiku, iya." Seketika itu juga lelaki itu langsung menoleh kearah Raya. Tampak dia menurunkan tangan kanannya dan meletakkannya di bawah meja. Dia mengepalkan tangannya sekuat mungkin berusaha untuk meredam amarahnya disana. Hingga akhirnya kata-kata Raya selanjutnya berhasil membuatku tertegun dan meneteskan air mata.

"Semua salahku. Aku meninggalkannya tanpa memberikan dia kesempatan untuk menjelaskan apapun. Seluruh keluargaku sudah memperingatkan, tapi aku tetap memilih egoku dan meninggalkannya. Tujuh tahun berpisah, tidak ada seharipun aku lalui tanpa mengingatnya. Handphone ini, aku gk pernah berniat untuk menggantinya. Semua kenangan tentangnya ada disini. Tapi hari ini rusak, aku kehilangan dia untuk kedua kalinya." Ucapnya lirih, cairan bening bagaikan permata jatuh di kedua sisi mata indahnya. Raya kemudian menarik napasnya dalam.

"Kok kamu ikutan nangis?" Gerakan refleks membuat dia mengangkat tangannya memeriksa kewajahnya, dan benar dia mendapati ada butiran bening disana.

"Hehh... Maaf aku malah jadi curhat gini." Ucap Raya menertawakan dirinya sendiri. Lelaki itupun ikut menertawakan dirinya sendiri.

"Gak papa, aku seneng. Itu artinya kamu menerima ku sebagai temanmu." Jawab lelaki itu santai.

"Tentu saja. Aku suka banyak teman. Hampir seluruh gedung ini ada temanku. Tapi aku tidak pernah melihatmu. Apa kau baru bekerja disini?" Tanya Raya kembali.

"Kamu ini jadi orang terlalu banyak tanya." Jawabnya sambil menyentil kening Raya kemudian berdiri dari duduknya.

"Aku pamit dulu, mau lanjut kerja." Lain waktu kita ketemu lagi ya." Ucap lelaki itu sambil mengedipkan sebelah mata ke arah Raya sebelum akhirnya berbalik badan. Yang di goda masih sibuk termenung dengan pikirannya sendiri.

"Awan!" Lirih Raya yang masih bisa didengar jelas oleh lelaki itu. Seketika langkah kaki nya berhenti terpaku, namun dia pun tak berani berbalik arah untuk menatap gadis itu.

"Aku sudah siap makan, aku juga harus segera kembali ke departemen ku. Ok, lain waktu kita bertemu lagi." Ucapnya sambil berlalu dihadapan Kurniawan yang masih mematung.

"Tunggu!"

"Ya?"

"Boleh aku minta nomor teleponmu?" Tanya laki-laki itu ragu.

"Kamu cari saja di grup WA kantor." Jawab Raya sambil mengedipkan sebelah mata nya.

"Kau menggodaku?" Tanya laki-laki itu dengan senyum seringai padanya. Raya hanya tertawa lebar setelah mendengar pertanyaan itu lalu berlalu pergi menjauh dari kantin.

Kringgg!! Kringg!!

"Ya, halo?"

"Ini mama. Bisa gak yang sopan, jangan samakan mama dengan rekan bisnis atau karyawanmu?" Suara nyaring di seberang sana membuatnya menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Kamu sibuk?"

"Enggak, ma. Kenapa?" Tanyanya kembali sambil melangkahkan kaki keluar dari kantin.

"Malam ini mama sama teman-teman arisan mama mau liburan ke Bali. Kamu luangkan waktu untuk ikut acara mama besok siang." Lelaki itu tampak menarik napas kasar dan membuangnya asal. Sambil memutar bola matanya malas.

"Udah deh ya, Ma. Mama jangan mulai lagi. Aku gak ada waktu untuk ikutin kencan buta mama itu." Jawabnya tegas kepada mama nya.

"Jangan coba-coba kamu matikan teleponnya!" Bentak mama nya dari seberang sana, membuat Awan menghentikan niatnya. Mama nya sudah seperti punya indra keenam saja bisa tau apa yang akan dilakukannya.

"Mau sampai kapan kamu mencari Raya? Ini sudah tujuh tahun. Kalian sudah sama-sama dewasa. Mungkin saja Raya sudah menikah dan punya anak sekarang."

"Tidak, Ma. Aku bersamanya sekarang." Jawab Kurniawan jujur pada akhirnya,, berharap agar mamanya berhenti menjodohkannya dengan putri-putri teman arisannya itu.

"Benarkah? Bagaimana kabarnya? Kalau begitu pertemukan mama dengannya besok. Mama sungguh merindukan dia." Ucap mamanya dengan semangat, dan dia pun bisa merasakan bahwa mama nya sedang tersenyum lebar disana.

"Dia baik, ma. Dia seorang desainer di perusahaan ku. Tapi aku belum berani menemui nya." Jawabku jujur pada Mama.

"Hahahaa... Seorang CEO RK Company takut menemui gadis pujaan hatinya? Ini akan jadi berita besar. Besok mama kesana membawa wartawan. Pastikan kamu melamarnya dihadapan media. Ini akan jadi berita yang menakjubkan. Mama gak sabar mau menemui menantu mama besok." Ucapan mamanya langsung dibantah seketika oleh Kurniawan.

"Tidak, ma!"

"Mama yang menentukan, bukan kamu. Sudah mama mau berkemas dulu. Bye calon pengantin. Mmmuahhhh!! Assalamu'alaikum. " Mama langsung mematikan sambungan telepon tanpa menunggu bantahan dariku.

Berkali-kali aku menghubungi tapi tak diangkat.

"Arghhh!! Sial!!" Umpat nya sambil melonggarkan dasi yang tiba-tiba saja membuat dadanya terasa sesak.

"Mama bisa mengacaukan segalanya."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Awan Kecil

    Rencana mama Awan untuk melihat acara bridal shower calon mantu kesayangannua itu pun gagal. Begitupun rencana Awan yang menemui Raya disana. Sebab mamanya tidak mengizinkan dia untuk keluar dari rumah apapun yanh terjadi. "Ma, plis!" rengek pria itu. "Salah sendiri gangguin mama vc sama Raya." ucap wanita paruh baya yang kini sedang merajuk pada anaknya. Awan akhirnya menyerah dan membaringkan tubuhnya disamping ibunya dengan kepala berbantalkan paha ibunya. "Ma ..." panggil Awan. "Hmm?" sahut ibunya dengan tangan kanan mengutak atik handphone dan tangan kirinya mengelus rambut Awan. Wanita itu mengalihkan pandangannya saat Awan tak kunjung bicara. Dia kemudian tersenyum melihat betapa putra ini sudah tumbuh menjadi kelaki dewasa. Dengan sifat yang hampir keseluruhan adalah warisan dari papanya. Kecuali cuek dan galak dengan bawahan. Karena seringat mamanya, papanya adalah atas yang paling ramah dan loyal dengan bawahan. Kenangan masa lalu ketika Awan berusia 5 tahun sedang be

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Dipingit

    "Sayang, aku kangen." ucap Awan bermonolog sambil memandangi wajah Raya yang tercetak jelas memenuhi layar ponselnya. Sepuluh hari sudah berlalu sejak kepulangan mereka ke Jakarta. Dan selama itu pula. mereka tidak bertemu. Menahan segala kerinduan yang bergejolak didalam dada. Yang membuat pria itu semakin frustasi, sudah 3 hari ini calon istrinya itu bahkan tidak bisa dihubungi. Sungguh keadaan seperti ini tidak pernah dia harapkan. Ingin rasanya dia melihat wajah kekasihnya itu, namun video call nya selalu ditolak oleh gadis itu. Terpaksa dia harus pasrah dengan hanya berkirim pesan. Itupun dia mengirim dipagi hari, tapi dibalas siang hari. Bahkan pernah dibalas malam hari. Ternyata ucapan mamanya tidak main-main, mereka berdua beneran dipingit selama dua minggu. Peraturan yang aneh menurut pemuda itu, apa bagusnya pake acara dipingit-pingit segala. Yang ada malah membuat calon pengantin kehilangan semangat. Fikir pemuda itu sambil terus memandangi foto wajah calon istrinya yang

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Gara-gara Anu

    Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali tampak ramai sore ini. Pengunjung yang baru saja tiba juga yang akan berangkat tampak hilir mudik disekitarnya. Awan, Raya beserta mama Awan kini juga sudah berada disana sejak satu jam yang lalu. Ya, begitu pria itu menyelesaikan segala urusannya dengan RK Company di cabang Bali. Dia dan Raya langsung pergi menjemput mamanya yang menunggu di rumah Awan. Hari sebelumnya Raya dan mama Awan tidur dirumah Awan, sebab masih ada beberapa pakaian mamanya yang harus dikemas dan dibawa kembali ke Jakarta. Tampak ketiga orang itu kini sudah berada diruang tunggu pesawat, dan menantikan panggilan bagi para penumpang untuk memasuki pesawat mereka. "Sayang, fotoin." ucao Raya meminta Awan untuk mengambilkan foto dirinya dan calon mertua kesayangannya itu. "Oke." ucap pria itu santai. Berbagai pose dilakukan oleh kedua wanita tersayangnya, mulai dari pose kalem hingga pose random serta absurd, ahh, entah apalah namanya itu. Raya meminta ponsel A

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Milikmu

    "Kenapa?" tanya Awan heran melihat reaksi Raya. "Aku gak minta kamu buatkan restoran. Aku hanya ingin menikmati sunset di tepi pantai, sayang." ucap Raya. Dia tak habis fikir dengan pria di hadapannya itu. Bisa-bisa nya segala omongan lelucon masa SMA benar-benar dia wujudkan dengan cara yang diluar bayangan Raya. Seperti acara pertunangan mereka. Raya juga tidak menyangka bahwa impian asal yang dia sebutkan di masa lalu benar-benar di rekam oleh Awan dan di realisasikannya saat ini. Awan yang tadinya sangat menggemaskan di mata Raya bagaikan oppa-oppa korea, bahkan lebih tampan. Kini ketampanannya naik beribu-ribu kali lipat. Tampak senyum di bibir Raya semakin melebar tak mampu di tahan, pipinya pun tampak merona. Tiba-tiba saja Raya menjadi salah tingkah dihadapan pria yang saat ini sudah menjadi tunangannya itu. "Aku udah berjanji pada diriku sendiri. Apapun akan lakukan asal kamu bisa kembali denganku. Berjanjah, untuk tidak pernah pergi lagi. Aku tidak yakin akan mampu ber

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   R. House Cafe

    Setelah memastikan bahwa martabak pesanan calon mertuanya sudah tiba dengan selamat, barulah Raya merasa lega. Dia pun meminta izin untuk pulang terlambat, sebab akan mengajaknya untuk dinner diluar. Sesuai dengan rencana sebelumnya, Awan akan mengajak Raya ke cafe kecil miliknya itu malam ini. Awan sudah menghubungi manager cafe bahwa dia akan makan malam disana. Sepuluh menit kemudian mereka pun tiba.Mereka kembali kebuah desa dimana kecelakaan tadi pagi terjadi. Desa kecil dengan tingkat ekonomi rendah, sebab hampir semua penduduk bermata pencarian sebagai nelayan. Awan terkenang akan 3 tahun yang lalu. Hari itu, hujan cukup deras. Awan menemukan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun kedinginan sedang berteduh di halte sendirian saat dia akan kembali kerumah dari arah Denpasar. Dia kemudian berhenti dan berjalan menggunakan payung menghampiri anak laki-laki itu. Setelah berbincang sedikit. Akhirnya dia mau diantarkan pulang oleh Awan. Dan Awan pun sampailah pada desa ini. Te

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Menemani Bu Eva

    "Kalian dimana?" tanya mama nya di seberang sana. "Lagi dirumah sakit, Ma." jawab Awan sambil menoleh kepada Raya yang sedang nerangkul ibu Eva yang menjadi korban kecelakaan tadi. "Apa Raya baik-baik saja?" tanya mamanya dengan tergesa-gesa. "Mama segera kesana, katakan kalian berada dirumah sakit mana." tanya mama Awan lagi sambil bergegas mengambil tas nya dan berjalan menuju pintu. "Ma! Ma! Sabar! Tarik nafas mama dulu, lalu buang. Lakukan berulang-ulang sampai mama tenang." Awan berusaha menenangkan mama nya yang sudah terlanjur panik. Sebab wanita setengah baya itu mendapat laporan dari orang-orangnya bahwa Awan dan Raya mendapatkan sedikit masalah diperjalanan. Mereka dikerumuni oleh warga desa karena terjadi sebuah kecelakaan kecil yang mana mereka terlibat didalamnya. Dia tau bahwa Raya tidak terluka ketika insiden itu, tapi yang dia khawatirkan adalah Raya akan terluka karena warga desa. Sebab dia sering melihat beberapa video yang sempat berseliweran di beranda sosia

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Insiden

    "Kamu lupa calon suami mu ini siapa?" tanya Awan. "Hmm... yayaya... Seorang CEO muda berbakat yang punya banyak saham dan investasi dimana-mana." jawab Raya sambil memutar bola matanya malas. Awan merasa gemas melihatnya, dan mencoba untuk menarik hidungnya kembali. Namun Raya dengan sigap menutup hidungnya. Awan tersenyum manis dan kembali fokus melajukan mobilnya. Brakkk!! Awan dan Raya terkejut lalu menghentikan laju mobilnya. "Kamu tunggu disini, jangan kemana-kemana. Ok?" ucap Awan. Raya hanya mengangguk pasrah dan menggenggam erat seatbelt nya dengan perasaan cemas. Awan pun turun untuk memeriksa keadaan di belakang. Warga sekitar yang nelihat kejadian juga berjalan mendekati mereka. Ternyata ada seorang pengendara sepeda motor bersama anak dan istrinya menabrak bagian belakang mobil Awan. Awan segera berusaha membantu si bapak untuk bangun, sementara ibu dan anak dibantu oleh warga yang berdatangan. "Maaf ya, pak!" ucap Awan. "Tidak, bli! Saya yang salah. Saya bawa k

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Calon Mertua

    "Ma, pulang yuk!" ajak Awan. "Kamu pulang aja sendiri." Wanita paruh baya itu tak memperdulikan rengekan putranya, dia terus saja sibuk dengan handphone nya. "Udah seminggu, ma, mama disini. Ayo dong kita pulang!" Rengek Awan lagi pada mamanya. Ya, sejak kejadian terakhir di Bandara kemarin mama nya memutuskan untuk tinggal di kostan Raya. Dia tidak mau tinggal bersama dengan Awan. "Mulai sekarang pokoknya anak mama cuma Raya. Udah sana kamu pulang. Mama mau nemani Raya aja disini." usir mamanya. "Nanti malam papa nelpon, aku harus bilang apa. Ayo dong, ma!" ajak Awan sekali lagi. "Udah sih, Wan. Biar aja mama disini. Nanti kami yang hubungi papa." sela Raya untuk mengehentikan perdebatan kedua ibu dan anak itu. "Masih aja pangil, Wan Wan." Awan memutar bola matanya malas. Sekarang gantian dia yang ngambek sama Raya. Sebab dia meminta Raya untuk memanggil nya sayang. Namun gadis itu masih saja menolak. "Ishh, apasih. Udah ah pergi sana. Udah malem, kami mau istirahat." usir Raya

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Aku Merindukanmu

    Matahari sudah hampir mencapai tepat diatas kepala, barulah Raya mengerjapkan matanya. Melihat kesekitar, Bunda sudah tidak ada disampingnya. Dia pun mengarahkan pandangannya kepada jam dinding yang terpasang rapi di dinding kamar. Jarum jam menunjukkan pukul 11.25 WIB. Dia pun tersentak, dan langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. "Bunda, kenapa gak banguni Raya?" keluh Raya setelah turun dari tangga, dan mendapati kedua ibu yang dia sayangi itu sedang becengkrama mesra di ruang keluarga. "Gimana mau dibanguni, kamu aja baru tidur jam lima." lalu Bunda merangkul Raya yang kini sudah duduk disampingnya. Raya jadi teringat perbincangannya dengan sang Bunda tadi malam perkara pertanyaannya yang memancing tawa Bundanya. Hingga muncullah segala nasihat dan petuah dari seorang ibu yang penuh dengan kasih dan sayang itu. "Hahaa..." gelak tawa Mama Awan memancing perhatian kedua ibu dan anak yang sedang saling berpelukan dalam duduknya itu. "Raya, tidak perlu takut

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status