Beranda / Romansa / CEO ITU AYAH ANAKKU / Bab : 3 Pertemuan Yang Tidak Terduga

Share

Bab : 3 Pertemuan Yang Tidak Terduga

Penulis: Nunik Sobari
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 10:25:38

Mendengar perkataan suaminya. Fanny berbangga diri dalam diam. Dia tau, hal ini akan terjadi.

Oleh karenanya, sebelum Rey pulang, Fanny sudah memecat satpam tersebut dengan memberikan pesangon yang banyak. Sehingga tidak ada bukti kebohongannya.

Sementara itu, Lina yang masih berada di luar mulai meneteskan air matanya.

"Ya Allah aku harus kemana, tega kamu, Mas!” lirih Lina terdengar pilu.

Hujan semakin deras, membasahi tubuh Lina yang terduduk di teras rumah mewah yang bukan lagi tempat tinggalnya.

Air mata bercampur air hujan terus mengalir di pipinya.

Dia tidak percaya hidupnya cepat sekali berubah. Pria yang menjadi suaminya, yang harusnya dia hormati meskipun tanpa cinta, tega mengusirnya tanpa memberi memberinya kesempatan untuk menjelaskan.

Tak ada tempat yang bisa Lina tuju, Rumah orang tuanya? Tidak mungkin. Mereka sudah menyerahkan dirinya sepenuhnya pada Reynaldi.

Dengan langkah lemas, Lina berjalan tanpa tujuan. Perutnya mulai terasa mual, kepalanya pusing dan badannya menggigil tidak karuan.

Sampai akhirnya dia sampai di terminal bus.

Dengan uang yang tersisa di saku, Lina membeli tiket bus, untuk pergi ke Kota lain.

Dia harus pergi sejauh mungkin dari orang-orang yang sudah menghancurkannya.

Sampai di kota yang baru kehidupan yang Lina jalani tidaklah mudah. Semuanya seperti neraka.

Saat itu tidak ada sedikitpun uang di tangannya. Dengan susah payah lina terpaksa tidur di masjid yang ia singgahi.

Suatu malam saat dia hampir pingsan, pemilik warung di samping masjid memberinya sepiring nasi.

“ Nak! Apa kamu lapar? Saya bawa nasi untuk kamu, makanlah!” ujar seorang Ibu dengan lembut.

Dengan tatapan haru, Lina menerima nasi dalam piring itu, lalu memakannya.

“Bu maaf apa ada lowongan kerja disini?” tanya Lina saat Lina berhasil menghabiskan makanannya.

“ Kamu sendirian?“ tanya wanita itu dengan lembut

Lina mengangguk sambil mengusap air matanya.

“Kalau kamu butuh pekerjaan, saya butuh seseorang untuk membantu di warung saya, apa kamu mau? Bayarannya kecil, tapi setidaknya kamu tidak akan kelaparan,“ ujar wanita itu.

"Alhamdulillah, terima kasih, Bu," lirih Lina mengucap syukur juga pada Tuhan.

Hari- harinya menjadi lebih baik, meskipun masih sulit. Lina harus menyapu, mengepel, melayani pelanggan, mencuci piring.

Bukan hanya itu, Lina juga harus bekerja menjadi pembantu rumah tangga di siang hari. Dan bekerja di warung pada sore hingga malam hari, bahkan menjual kerupuk di pinggir jalan. Apapun yang membuatnya dapat menyimpan uang.

Kerja keras sepanjang pagi dan sore, hanya cukup untuk makan dan sewa rumah satu petak di pinggir kota.

Dunianya terasa runtuh, saat mengetahui kalau dirinya sedang hamil.

Bayi dalam perutnya adalah anak dari orang yang mengkhianatinya.

Beruntung Lina selalu didampingi oleh ibu pemilik warung. Yang terus memberinya kekuatan.

“Anak ini tidak berdosa. Suatu saat dia yang akan menjagamu, Dia yang akan menyayangimu dengan tulus. Percaya padaku,” nasihat wanita itu.

Beberapa kali Lina ingin menyerah tapi saat merasakan detak jantung bayi dalam perutnya, hatinya berubah.

Dan terkadang setiap malam dia menangis, kelelahan, kesepian. Tapi bila mengingat bayinya, dia bangkit kembali.

“Aku akan bertahan. Aku akan menjagamu. Aku akan membesarkan mu dengan baik,” ucapnya sambil mengelus perutnya.

Lina merasa mempunyai semangat baru. Dia berusaha bangkit demi anak dalam kandungannya. Lina mulai mengambil kuliah di universitas terbuka, dia juga mengambil beberapa kursus online. Mempelajari berbagai hal di antara waktu kerjanya. Dia tidak ingin hidup dalam keterpurukan.

Saat usia kandungannya berusia delapan bulan, dia mulai merasa lemah. Lina sering merasa pusing, tapi dia tetap memaksakan diri untuk bekerja.

Suatu malam saat dia sedang bekerja di warung, perutnya terasa mulas. Sakitnya sangat luar bisa. Dan ternyata air ketubannya pecah.

“Aduh!” Lina memegangi perutnya, seluruh badannya bergetar karena sakit yang luar biasa.

Pemilik warung panik dan bingung.

“Lina! Kamu harus ke rumah sakit sekarang!”

Beruntung saat itu ada mobil pick up milik wanita tersebut. Mereka membawa Lina ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan ke rumah sakit air mata Lina tidak berhenti mengalir, antara menahan sakit juga menahan sedih. Tidak ada suami di sisinya, Tidak ada keluarga yang mendampinginya.

Lina benar-benar sendirian.

Beberapa jam kemudian setelah bertarung nyawa, antara hidup dan mati, seorang bayi laki-laki pun lahir.

“Owe …Owe!” tangisan bayi memenuhi seluruh ruangan

Sementara Lina terbaring lemah tak berdaya.

Tidak lama kemudian suster menyerahkan bayi kepada ibunya. Lina menatap wajah kecil itu. Air matanya kembali mengalir deras. Kulit yang masih merah, tangannya mungil, matanya masih terpejam, badannya bergerak- gerak mencari kehangatan tubuh ibunya.

Lina mengecup kening bayinya. “ Bima. Namamu, Bima,“ bisik Lina.

Mengurus Bima seorang diri bukanlah hal yang mudah buat Lina. Dia harus terbangun ditengah malam. Walau dia harus bekerja di siang dan malam hari.

Beruntung ada ibu pemilik warung dan beberapa tetangga yang baik padanya.

Tapi terkadang Lina juga ingin menyerah, saat Bima sakit.

Lina berusaha kuat, Dia tidak menyerah.

Lina juga harus membawa Bima kemanapun dia pergi. Beruntung dia kuliah dan kursus online saat itu. Semua bisa dilakukan saat Bima tidur.

Tahun demi tahun berlalu, Lina berhasil menyelesaikan kuliahnya, meskipun terseret-seret oleh keadaan.

Dengan kerja kerasnya Lina berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai staf administrasi di sebuah perusahaan kecil. Gajinya cukup untuk

menyewa sebuah rumah sederhana dan pengasuh untuk Bima.

“Sayang lihat, Ibu dapat pekerjaan baru!” ucaonya dengan bahagia kepada Bima kecil.

Saat itu Lina mendapat tawaran baru di sebuah perusahaan besar di kota. Kesempatan yang akan mengubah kehidupan mereka.

Hari ini Lina datang, setelah mendapat surat diterimanya dia untuk bekerja di perusahaan besar itu.

Di Sebuah gedung besar pencakar langit di pusat kota. Lina berdiri di depan lift dengan perasaan gugup. Karena hari ini hari pertamanya bekerja di perusahaan ini. Salah satu perusahaan besar di bidang keuangan.

Pintu lift terbuka,

Lina segera masuk, tampak beberapa orang sudah berada di dalam, ia pun memilih berdiri di sudut ruangan lift itu sambil menatap lantai.

Tapi kemudian, suara berat yang sangat dia kenal, terdengar jelas di belakangnya.

“Reynaldi, kita harus membahas proyek ini dengan staf sebelum kita meeting dengan dewan direksi.”

“Iya, coba kamu atur waktunya, nanti kita bicarakan lagi!”

Lina diam, badannya terasa bergetar, perutnya mendadak menjadi mulas. Perlahan dia melihat ke arah samping.

Jantungnya benar-benar mau copot.

Disitulah mata mereka bertemu. Waktu seakan berhenti.

Reynaldi terkejut dengan kedua mata terbelalak, seakan melihat hantu dari masa lalunya.

Lina, yang dianggapnya sudah menghilang, kini berdiri di hadapannya.

Dengan penampilan yang berbeda, ia tampak elegan, berbalut setelan blazer kerja..

Wajahnya cantik, lebih matang dan terlihat penuh percaya diri.

“Ka-kamu, Lina?!” ucapnya terbata.

“Anda baik-baik saja, Pak Reynaldi?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab : 95 Kembali Ke Indonesia

    Setelah berperang dengan pikiran dan perasaan nya, akhirnya Nayara memutuskan untuk kembali ke Jakarta, meskipun waktu untuk magangnya di Paris belum selesai. “Aku akan kembali ke Jakarta, aku.juga akan kembali pada Mama dan Papa. Akan aku hadapi semuanya. Aku tahu sekarang, aku harus apa.” gumam nya malam itu setelah melukis dan menulis surat buat Emely ibu kandungnya.***Sore menjelang gelap, Nayara menunggu, Emily Nayara di sebuah cafe kecil, Tidak terlalu lama Nayara menunggu, akhirnya wanita paruh baya itu pun datang, dari kejauhan Nayara melihat senyum itu. Wanita dengan kulit seputih susu, rambut ikal berwarna terang, digelung asal. Penampilan nya yang sangat sederhana tapi tetap cantik dan berkelas. Sesaat Nayara berpikir dan bicara dalam hatinya,” Kulitnya sama persis seperti ku, bola matanya itu milikku, tapi senyum nya tidak seperti ku. Apa senyumku mirip dengan suaminya. Papa kandung ku.” “Sudah lama kamu menunggu, sayang?”sapanya dengan hangat.Nayara bangun dari du

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab :94 Ikatan Darah Menemukan Jejaknya

    Sore itu, Langit Paris diselimuti warna orange tembaga.Galeri tempat Nayara magang dan mencari ilmu mengadakan pameran kecil.Karya-karya lama, dari seniman yang menghilang, di pameran kan lagi disini. Salah satunya lukisan dengan nama pelukis yang sama di bawahnya. Emily Nayara. Seorang pelukis yang sama yang Nayara temukan waktu itu di galeri Tuan Zack di Yogyakarta.Dan sore itu saat pengunjung mulai berdatangan. Nayara Melihat seorang wanita mematung di depan lukisan itu.Wanita itu mengenakan baju mantel berwarna coklat , dengan syal tebal melilit di lehernya. Rambut coklatnya di kuncir satu sederhana tapi terlihat sangat cantik.Tapi ekspresinya seperti melihat hantu, Air matanya mengalir diam-diam. Sesekali dia mengusapnya dengan tissue.Nayara mendekat dan berkata dengan lembut….“Apakah madam mengenal pelukis nya.”Wanita itu menoleh, mata mereka bertemu, Mereka diam, ada keheningan yang aneh. Hingga akhirnya tatapan wanita itu lembut, tapi juga tajam, seolah ingin mencari

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab : lanjutan

    Sebulan sebelum berangkat ke ParisYogyakarta,musim hujan. Hujan mengguyur kaca galeri dengan suara halus, tapi terus menerus. Sampai seluruh debu di kaca galeri luruh dan hilang.Nayara tengah membersihkan ruang arsip, tepatnya di lantai dua galeri Tuan Zack.Membantu Faint menyortir lukisan lama yang belum sempat dipamerkan.Diantara lukisan tua yang sudah terlihat usang dan berdebu, ada satu lukisan yang menarik perhatian nya. Lukisan seorang wanita muda dengan.gaun berwarna biru langit. Tengah duduk di samping bunga mawar merah yang lebat dan berduri.Wajahnya sendu, sorot matanya seperti menyimpan luka yang dalam.Tertulis di bawah lukisan..“Emily Nayara 2007” “Emily?” jantungnya berdegup dengan kencang. Dia bingung kenapa nama itu persis dengan nama ibu kandungnya. Yang tidak sengaja dia dengar saat kedua orang tuanya sedang berbicara di ruang kerja ayahnya.Faint yang berdiri tak jauh dari sana menjelaskan dengan rinci pada Nayara.“Itu salah satu lukisan lama dari salah sa

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab: 93 Kisah Anak Yang Datang Dari Kesunyian

    Tujuh belas tahun lalu, Malam itu hujan turun sangat deras di jakarta. Didalam ruang bersalin sebuah rumah sakit swasta. Nasha baru saja melahirkan, tapi semuanya sunyi… tak ada tangisan bayi terdengar di sana. “Maafkan kami, Bu.. detak jantung nya berhenti beberapa menit sebelum lahir.”kata Dokter pelan tapi dalam dan tajam seperti pecahan kaca buat Nasha. Dunia Nasha seakan runtuh dalam sekejap. Dia menatap langit-langit putih kamar itu dengan dada sesak dan pikiran hampa. Ia tidak menangis, bahkan dia juga tidak bicara. Di lorong lain, Bima marah tapi tidak bersuara. Pria itu menangis tapi tidak mengeluarkan air mata. Dia menonjok dinding berkali-kali, tidak peduli tangannya berdarah-darah. Dia hanya peduli pada Nasha yang diam seperti mayat hidup. Ini bukan hanya sekedar kehilangan. Tapi rasa kecewa karena merasa tak layak menjadi orang tua. Dan lebih buruk lagi saat itu, keluarga mereka tidak ada yang datang. Karena mereka memang tidak terlalu setuju dengan pernikaha

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab : 92 Jejak Yang Tak Hilang

    Musim gugur pertama Nayara di Paris.Bukan tentang menara eiffel atau tentang cafe klasik seperti yang sering terlihat di film-film.Melainkan tentang studio diatas gedung tua, Yang diterangi lampu kuning, bau terpentin dan cat minyak yang menempel di jari-jarinya setiap malam.Kota yang asing Nayara seperti dilahirkan kembali.Dia bukan hanya belajar tentang lukisan, Dia juga bukan hanya belajar teknik melukis. Tapi dia juga belajar filosofi sejarah seni, filosofi ekspresi, Dan juga cara menyampaikan kisah pribadi secara universal.Para mentor seni menyukai hasil karya yang unik, melalui pendekatan jiwa yang unik, tidak memaksa, tidak dramatis, tapi menggetarkan.Setiap malam Nayara selalu merasakan, ada satu kerinduan yang tumbuh, yang tidak bisa dicegah.Setiap malam juga dia menulis email untuk Faint.Tidak panjang, tapi cukup mewakili hatinya..“Hari ini aku melukis warna senja, yang sangat mirip dengan matamu.”Dan ternyata Faint pun merasakan apa yang Nayara rasakan.Faint juga

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab : 91 Aku lihat Bintang Di Mata Mu

    Beberapa bulan berlalu semenjak penutupan event tahunan.Nama Nayara banyak disebut oleh para seniman muda di kota Yogyakarta.Banyak juga artikel pendek yang sudah menulis tentang diri nya.Mereka juga menjadikan Nayara sebagai icon seniman muda yang bebas tapi pintar.Galeri milik Tuan Zack kini banyak dipenuhi oleh anak-anak magang. Seniman jalanan. Bahkan banyak para kolektor yang datang ke galeri itu untuk melihat langsung karya seni di dalam galeri itu.Nayara tidak pernah berubah,di masih saja sederhana. Dia masih bekerja lebih pagi dari siapapun.Membersihkan bingkai, membuat segelas teh buat dirinya sendiri. Tidak lupa dia juga selalu menyiapkan jadwal workshop mingguan. Tidak terasa Nayara sudah lulus SMA, dia ikut mendaftar di kuliah jarak jauh. Dia mengerjakan berbagai tugas kuliah dengan mata lelah.Walaupun dia tetap bersemangat .Sesekali dia tertidur karena lelah di meja kerjanya. Dan Faint akan datang, lalu menyelimuti Nayara dengan jaketnya.Kalau sudah seperti itu F

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status