Akan tetapi, Rensakar tidak melakukan apa-apa selain menatap ke arah sorot mata cantiknya Alisa.Keduanya saling menatap penuh makna. Tentu saja, makna yang terkandung dalam tatapan masing-masing berbeda satu sama lain. Meski demikian, tatapan keduanya seolah tidak berhenti cukup sampai di sana saja. Rensakar mulai kembali meradang penuh gejolak emosi kehidupan melihat paras cantik Alisa.Alisa merasa sudah cukup sampai sejauh ini saja sehingga dia berkata, “Saya sudah cukup menjelaskan isi hati saya, Pak. Tolong dengarkan perkataan saya untuk tidak pernah hidup dalam bayang-bayang penyesalan terus menerus! Waktunya untuk bangkit kembali sesegera mungkin!”Alisa kembali mengingatkan dengan serius sebelum lanjut berkata, “Cukup sampai di sini saja perkataan saya ini yang mungkin terdengar klise dan penuh basa-basi! Saya undur diri terlebih dahulu, sampai jumpa esok hari…!”Alisa segera mengakhiri tatapan matanya sebelum berbalik untuk melangkah pergi keluar dari ruangan pribadinya Rens
Alisa bisa melihat dengan jelas kondisi mental dan tubuhnya Rensakar saat ini hanya dengan sekali lirikan saja manakala melihat posisi duduk lemasnya Rensakar saat ini berbeda jauh dari biasanya yang terkesan tenang dan begitu mendominasi.Rensakar tetap terdiam dan hanya melirik sekilas saja sebelum mengalihkan pandangannya ke arah sisi lainnya. Baginya, situasi ini telah ditakdirkan untuknya sehingga apa pun yang ingin dilakukannya untuk merubah keadaan hanya akan berakhir sia-sia.Buktinya saja, Rensakar sudah meniduri Alisa sebanyak dua kali. Namun, bukannya semakin dekat dalam hubungan romantis dan asmara sepasang kekasih yang saling mencintai, Rensakar malah masih tetap diabaikan oleh Alisa selayaknya orang asing yang hanya mengganggu hidupnya.Belum cukup sampai di sana, perusahaan Zombiek Group yang selama ini menjadi impian, harapan, dan lambang perjuangannya harus direlakan begitu saja dari genggaman erat tangannya. Kalau dua hal itu bukan takdirnya Rensakar, lalu apa hal se
“Apa? Cepat jelaskan kepada saya sampai tuntas! Jangan tunda-tunda waktu saya yang berharga terlalu lama lagi!” tegas Burhan meninggikan nada suaranya.Orang yang berkata sebelumnya mulai merinding sendiri. Sambil menggertakkan giginya, dia melanjutkan berkata, “Namun, balasan dari elit jajaran paling atas baik dari Keluarga Kors Ketlout ataupun Keluarga Duas Mall masih belum memberikan jawaban kepada kami yang memuaskan permintaan Tuan Burhan. Selebihnya, kami semua tidak mengetahui alasannya sehingga tidak bisa memastikan kedatangan mereka nanti malam.”Suara itu hampir terdengar seperti sambaran petir bertegangan tinggi yang langsung menghantam jiwanya Burhan. Ekspresi wajahnya yang sebelumnya cukup tenang perlahan-lahan mulai suram sedikit demi sedikit. Masalah ini terlalu berdampak besar baginya.Kalau harus dibandingkan dengan kasus pencaplokan perusahaan Zombiek Group, masalah ini entah mengapa lebih mendesak bagi Burhan. Pikirannya yang liar mulai merenung di mana Burhan memut
Tak–Tak…!Suara langkah terdengar di mana pria tua tengah melangkah masuk ke dalam kediaman yang rupanya seperti istana para raja dan kaisar. Dia adalah Burhan selaku Kepala Keluarga Bins Haekal. Status sosial dan kekeluargaannya melampaui hampir semua orang yang ada di sana.Sangat sedikit yang bisa setara dengannya apalagi setingkat di atasnya. Dengan demikian, semua orang yang memandangnya di dalam kediaman utama Keluarga Bins Haekal hanya bisa takluk, hormat, dan patuh atas segala sesuatu yang berasal atau berkaitan dengan dirinya.Menolak? Jelas tidak mungkin secara terang-terangan. Terlepas status para tetua Keluarga Bins Haekal, mereka juga harus punya alasan logis untuk memberikan penjelasan ketika ada konflik di antara mereka. Kalau tidak, mereka semua hanya bisa diam-diam mengutuk jauh di dalam hati tanpa seorang pun mengetahuinya.Selepas melakukan wawancara terbuka, Burhan tidak berhenti hanya sampai di situ saja. Kali ini, Burhan masih memiliki banyak hal yang harus dibic
“Hmm? Tunggu! Bukankah kalau begitu hal ini semua hanya kesalahpahaman? Beberapa artikel jauh-jauh hari mengatakan kalau perusahaan Zombiek Group besar kemungkinan di bawah kendali Keluarga Bins Haekal sedangkan pada hari ini terkesan tidak demikian. Entahlah, yang penting masih masuk bagian daripada Keluarga Bins Haekal! Yang lainnya, aku tidak terlalu peduli!” pikir Alisa mulai memahami sebelum teringat adegan kasarnya Rensakar sebelumnya sewaktu rapat berakhir benar-benar terasa sangat dingin.Dengan pikiran seperti itu, Alisa juga tidak lagi berusaha bersimpati terlalu berlebihan terhadap atasannya sendiri yang bersikap kasar itu setelah dirinya berusaha untuk membantu. Memang benar kalau dilihat di sisi lain sosok Alisa di dalam rapat sebelumnya hanya beban hingga pemicu penyerahan Rensakar.“Hmm…, aku benar-benar bingung. Haruskah aku marah kepada Rensakar? Atau mungkinkah aku sebaiknya meminta maaf? Lagi pula, tekad pria aneh itu benar-benar kuat bahkan begitu keras kepala untu
“Lebih baik, kita segera keluar terlebih dahulu. Masalah ini mungkin saja masih ada harapan untuk diselesaikan baik-baik. Misalnya saja, kamu bisa segera kembali ke Keluarga Bins Haekal sebelum menggunakan statusmu untuk merebut perusahaan Zombiek Group ini kembali! Bagaimana menurutmu?” ucap Alisa dengan lembut dan tulus mencoba untuk benar-benar meredakan amarahnya Rensakar.Rensakar melirik tajam ke arah Alisa sebelum berkata, “Hmph! Tahu apa kau dengan urusan keluargaku, hah?! Kalau bukan karena dirimu ikut campur tadi, aku sendiri sudah cukup bertahan tanpa perlu berkata-kata sedikit pun untuk menyerah! Hasil akhir ini semua karena ulahmu yang ikut campur terlalu jauh!”Perkataan Rensakar sangat dingin langsung membekukan hatinya Alisa. Wanita cantik tersebut mengerutkan keningnya mendengar perkataan yang begitu kasar dan sangat menyalahkan dirinya tersebut. Semuanya terdengar sangat tidak pantas sama sekali.“Apa maksudmu? Saya hanya berusaha untuk membantu Bapak tadi!” ujar Ali