Beranda / Romansa / CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR / BAB 49 : Konflik (Part 9)

Share

BAB 49 : Konflik (Part 9)

Penulis: Hamfa Merman
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-24 18:55:11

“Ehem! Saya hanya menduga tempat ini membayar karyawannya mahal. Belum tentu kebenarannya seperti itu, kan? Lagi pula, kamu juga baru satu hari kerja dan pastinya belum mendapatkan gaji di akhir bulan. Bagaimana bisa langsung dibandingkan?”

“Oh…. Benar juga, sih! Hanya saja, saya mencoba untuk mempertimbangkan segala tempat yang dapat membuat saya nyaman bekerja.”

“Ehem! Saya jamin kalau kerja dengan saya sebagai atasan kamu, maka sudah pasti gaji aman dan ada kemungkinan peningkatan tinggi. Jenjang karirnya sangat menjanjikan dan tidak perlu diragukan lagi. Namun, pasti ada batasannya.”

“Batasan? Maksud Bapak apa?”

“Tentu saja batasan seorang pegawai pada umumnya. Namun, semua itu bisa diselesaikan asalkan kamu ada kemampuan dan kemauan.”

“Kemampuan dan kemauan apa yang Anda maksud, Tuan?”

“Kemampuan dan kemauan menjadi kekasih saya yang senantiasa menemani di sisi saya!”

“....”

“A–ada apa? Mengapa bengong?”

“Tidak ada, Pak. Saya semakin yakin bahwa saya harus segera mempertimbangkan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 149 : Pergulatan (Part 9)

    “Oh iya! Ada dua kemungkinan terkait hal itu. Bisa saja, Tuan Muda Rensakar sudah berbaikan sehingga perusahaan Zombiek Group tersebut berhasil menyatu ke dalam bagian daripada Keluarga Bins Haekal. Namun, kemungkinan lainnya berkaitan dengan paksaan yang tidak bisa ditolak oleh Rensakar sama sekali!”“Hush! Jangan mengada-ada kalau ngomong! Kita tidak boleh terlalu jauh berspekulasi masalah utama berkaitan dengan perusahaan apa pun itu!”“Hmm, benar!”Beberapa orang saling berdiskusi dengan suara lirih seolah tidak ingin orang lain mendengarnya. Terlepas dari dugaan spekulatif tersebut, Rensakar dan Alisa tetap santai di dalam mobil sebelum akhirnya sampai akhirnya tiba di dalam di tempat parkiran mobil.“Sudah sampai! Waktunya keluar! Alisa, ingat betul perkataanku sebelumnya! Jangan gegabah dan jaga ucapan tidak peduli seberapa besar dampaknya nanti!” tegas Rensakar tidak bosan untuk kembali mengingatkan Alisa atas perihal yang sebenarnya cukup sederhana.Alisa terdiam lagi sebelum

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 148 : Pergulatan (Part 8)

    “Alisa, tetap tenang dan ikuti saja diriku! Jangan bertindak ceroboh di tempat ini karena pada akhirnya, kamu dan aku hanyalah tamu undangan saja!” ucap Rensakar kembali mengingatkan.Alisa terdiam dengan heran sebelum akhirnya bertanya, “Maksud kamu apa? Bukankah kamu sendiri juga bagian daripada Keluarga Bins Haekal? Apakah kedatanganmu ini bukan karena kamu bagian daripada Keluarga Bins Haekal melainkan menjadi tamu undangan?” Alisa tidak salah sama sekali ketika bertanya-tanya seperti itu. Orang luar lainnya pasti juga bertanya dengan heran apalagi mengingat status sosial Rensakar di dalam Keluarga Bins Haekal jelas jauh dari kata rendah bahkan bisa dikatakan terlalu tinggi posisinya.Bagaimana mungkin orang dengan status semacam itu datang ke perayaan hari ulang tahun ayahnya sendiri sebagai seorang tamu undangan alih-alih bagian daripada keluarga dekat itu sendiri? Jelas terdengar aneh sekali, tapi memang begitulah kenyataannya.Rensakar terdiam sejenak sebelum memutuskan balas

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 147 : Pergulatan (Part 7)

    “Urgh! Wanita ini benar-benar datang atau tidak sih sebenarnya?!” gumam Rensakar mulai sedikit curiga kalau Alisa mungkin saja telah menipunya.Kesabarannya sudah menurun seiring waktu berjalan. Namun, Rensakar tetap bertahan tidak peduli seberapa lama nantinya. Waktu sudah mendekati jadwal perayaan ulang tahunnya Kepala Keluarga Bins Haekal. Meski gelisah, Rensakar masih tetap tenang mengingat tidak ada rasa apa pun terhadap perayaan ulang tahun nanti ini.“Kalau bukan karena Alisa ngotot meminta untuk datang ke perayaan ini, aku tidak akan datang pada hari ini terlepas apa yang akan dipikirkan oleh orang lain!” gumam Rensakar merasa tak nyaman.Tok, Tok…!Tiba-tiba, jendela mobilnya diketuk dari luar. Rensakar segera mengalihkan pandangannya ke arahnya ketika menemukan sosok Alisa ternyata ada di luar sana. Tanpa menunggu lama, pintu mobilnya dibuka oleh Rensakar sehingga memungkinkan Alisa untuk masuk.Melihat Alisa masuk ke dalam mobil mengenakan gaun merahnya, Rensakar jelas mera

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 146 : Pergulatan (Part 6)

    Rensakar segera mengenakan pakaiannya yang rapi dan terlihat mewah. Tak lupa dengan aksesoris wajib seorang pria seperti jam tangan hingga cincin tembaga. Sudah kebiasaan bagi Rensakar mengenakan dua aksesoris tersebut di setiap waktunya.Cincin tembaga yang dimaksud adalah cincin ruang miliknya. Adapun jam tangan yang melilit salah satu pergelangan tangannya juga bukan jam biasa. Ada segudang fungsi seperti komunikasi, pelacakan, bahkan sampai alat pendeteksi hampir segala macam bentuk.Kemewahan dengan fungsi yang nyata tanpa menghiraukan kenyamanan adalah gaya seorang Rensakar. Tanpa butuh waktu lama, Rensakar sudah sangat siap seratus persen sebelum akhirnya memutuskan untuk segera pergi keluar dari apartemen.“Hmm…, wanita di sebelah kamarku ini seharusnya sudah mulai bersiap-siap, kan?” pikir Rensakar dalam keraguan sebelum menepisnya untuk kembali fokus dengan dirinya sendiri.Rensakar akhirnya segera pergi dengan mobil pribadi mewahnya menuju ke arah perusahaan Zombiek Group m

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 145 : Pergulatan (Part 5)

    Ketika Alisa dimabukkan oleh rencananya sendiri, Rensakar juga larut dalam rencananya sendiri sehingga keduanya saling merencanakan untuk melawan satu sama lain.Tidak akan ada yang menyangka kalau dua orang yang sebelumnya larut dalam kenikmatan bersenggama malah mulai merencanakan hal-hal licik satu sama lain tanpa berkedip apalagi ragu-ragu.“Hmph! Kamu pasti takluk ke dalam genggaman tanganku!” pikir Alisa dan juga Rensakar hampir di saat bersamaan.“Ehem! Alisa, aku setuju untuk menikah denganmu. Nanti malam, kita berdua akan berangkat ke kediaman Keluarga Bins Haekal untuk merayakan hari ulang tahun ayahku sekaligus menyatakan niat kita untuk menikah. Kita berangkat sama-sama dari perusahaan Zombiek Group ini. Kalau begitu, aku pulang terlebih dahulu. Sampai bertemu nanti malam di tempat parkiran perusahaan!” ujar Rensakar dengan tegas sebelum terburu-buru mengenakan pakaiannya bahkan tidak sempat membersihkan tubuhnya sendiri.Alisa tertegun sebelum akhirnya tersenyum tipis kar

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 144 : Pergulatan (Part 4)

    Meski demikian, Alisa tetap berharap kalau Rensakar akan memenuhi tanggung jawabnya sekaligus sebagai seorang oria sejati. Sayangnya, Rensakar bukanlah pria sejati seperti yang diharapkan olehnya. Rensakar lebih tepat untuk disebut sebagai pria bejat sejati. Antara kata “pria” dan “sejati” harus diisi dengan kata “bejat” sehingga memastikan kesempurnaannya.“A–apa kamu serius, Alisa? Jangan-jangan, kamu sedang bercanda, kan?!” tanya Rensakar tiba-tiba tersenyum menggoda seolah merasa perkataan Alisa sebelumnya pasti hanya terucapkan akibat daripada gejolak emosi yang tidak stabil muncul sesaat saja.Alisa tertegun sebelum tersenyum tipis dan berkata, “Tuan Rensakar, Alisa tidak bercanda sama sekali. Sejujurnya, Alisa sangat menyesal melakukan tindakan zina penuh dosa yang hina ini. Belum lagi, Alisa sudah membuat janji dengan nenek agar berhubungan intim hanya dengan suami saja. Sayangnya, semuanya hancur karena Tuan Rensakar. Selama Tuan Rensakar bertanggung jawab dan mau menjadi sua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status