Happy reading
Gara ambruk di meja bartender setelah menghabiskan lima botol bir sekaligus, Edo dan juga beberapa bodyguard-nya dengan cepat membawa Gara.
Laki-laki itu tidak habis pikir dengan bosnya yang sering sekali meminum alkohol tersebut. Arah mobil yang Edo bawak sekarang tidak mengarah ke jalan rumah Gara melainkan menuju sebuah hotel.
Kalau dalam kondisi seperti ini cowok itu membawa bosnya bisa dipastikan jika Gara keesokan harinya akan diamarahi oleh kedua orangtuanya.
"Edo dapatkan Saya mengenai informasi Delia secepat mungkin," racau CEO Walton itu dalam kondisi setengah sadar.
"Baik Tuan," jawabnya singkat mempercepat lagi laju mobilnya.
Setelah sampai di hotel itu Edo langsung memboking sebuah kamar sedangkan yang lain membawa Gara menuju ruangannya.
"Awasi dengan ketat, jangan sampai paparazzi mengetahuinya," perintah Edo pada dua orang bawahannya.
Setelah itu Dia bergegas pergi dan langsung
Happy readingGara terkejut saat melihat siapa cowok yang sedang berdiri di ambang pintu itu, Diapun lantas menjauhkan tubuhnya dari Delia."Lo?" tanya Gara menaikkan sebelah alisnya."Lo kenapa bisa mabuk kayak gini?" tanya Dion melangkah menghampiri Gara sementara Delia sudah kembali berdiri."Nggak usah banyak tanya, Gue tambah pusing dengar Lo ngomong," ketus Gara dengan mulut kejamnya itu.Dion melangkahkan kaki kembali duduk di samping Gara baru ingin Delia kembali ke dapur, suara Gara sudah menginterupsinya kembali."Delia ... bisa pinjamkan Saya kamar mandi sebentar?" tanya Gara menunggu jawaban dari gadis itu.Mengabaikan wajah cowok yang disampingnya itu sudah merengut, Delia yang masih menimang-nimang jawabannya itu antara membiarkan Gara masuk ke kamarnya atau menyuruh laki-laki itu ke kamar mandi yang ada di dapur mengganggu aktivitas mereka."Emm pakai aja yang di kamar ya," ucap Delia ragu-ragu namun, langs
Happy readingLalu bibir Gara jatuh di tengkuk Delia, menghisap tengkuk gadis itu dan meninggalkan bekasnya.Delia tidak bisa lagi menahan desahannya agar tidak keluar, gadis itu juga mengalungkan tangannya pada leher Gara. Mata mereka bertemu dan memancarkan gairah yang tertahan.Gara pun lantas mendekatkan bibirnya merapatkan kaki gadis itu dipinggangnya lalu memegang tengkuk Delia, memperdalam ciuman mereka.Rasa manis di bibir Delia membuat Gara tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menjelajahi mulut gadis itu membelitkan lidah mereka dan hingga suara napas memburu keduanya keluar.Delia mendorong pelan tubuh Gara agar melepaskan bibirnya sebentar, gadis itu menarik napas dalam-dalam mengisi kembali oksigen di paru-parunya yang hampir terkuras habis.Lalu setelah dirasa Delia sudah mengisi kembali oksigen Gara meluncurkan kembali aktivitasnya tak hanya bibir saja pria itu mengelus punggung Delia menyebabkan gadis itu mendesah pela
Happy readingGara sudah meninggalkan apartemenDelia sekitar tiga puluh menit yang lalu kini gadis itu kembali dengan aktivitasnya, seraya menyeruput capuccino yang setengah panas itu Delia kembali mengetik tugas akhirnya.Menjadi mahasiswa semester akhir membuatnya merasakan rasa lelah yang sebenar-benarnya letih, jika Tania bisa dengan santai mengerjakan tugasnya lain hal dengan Delia gadis itu tidak suka menunda-nunda.Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore gadis itu harus segera bergegas ke minimarket, belanja bulanan untuk mengisi keperluan dapurnya. Tinggal sendiri membuat Delia terbiasa melakukan hal-hal dengan sendirian dan tak bergantung oleh siapapun.Delia keluar dari apartemennya tak lupa menggunakan payung, sore ini cuaca sedikit gerimis. Lalu lalang mobil terus saja bergantian melewati jalanan depan apartemennya membuat Delia menahan langkah kaki agar dapat menunggu keadaan sedikit lengang.Tanpa Dia sadari sebuah mob
Happy reading"Aku berjanji, percayalah Aku hanya mencintainu Tania," ujar Dion memegang tangan Tania yang ada di wajahnya itu."Ahh ... Bang Dion ...," desah Tania pelan saat Dion menggesekkan penisnya itu."Kau yang menggodaku tadi," kekeh Dion yang suka melihat wajah Tania yang tersiksa itu.Gadis itupun mengerucutkan bibirnya jengkel, Dia sangat tidak suka pada Dion yang mempermainkan adik kecilnya pada bagian bawahnya. Laki-laki itu sudah lihai sekali mengatur hormonnya agar Tania lebih dulu yang meminta dimasuki.Dion lalu kembali mendekatkan wajahnya pada Tania, menyatukan hidung mereka berdua seraya bertatapan dalam.Dion heran sendiri mengapa dirinya sangat candu pada gadis itu, seminggu tidak melakukan hal ini pada Tania Dia merasa tubuhnya lemah kekurangan nutrisi begitu pula dengan Tania."I Love you baby," ucap Dion tepat di wajah Tania membuat gadis itu tersenyum dan bersemu.Lalu dengan pelan Dion men
Happy readingDelia melempar barang belanjaannya itu dengan asal pada meja dapur setelah itu Ia lalu beranjak pergi ke dalam kamar. Hari ini dia tidak akan ke kampus ataupun ke perusahaan Walton corp tapi, bukan berarti hari ini dia mengosong justru ini akan menjadi hari yang cukup melelahkan untuk mahasiswa tingkat akhir."Ponselku di mana?" tanya Delia pada dirinya sendiri mencari ponsel yang tidak ada di atas kasur ataupun meja belajarnya.Hanya ada sebuah laptop biasa di atas mejanya tidak ada benda pipih yang sedang Ia cari.Delia kemudian kembali beranjak keluar kamar untuk mencari ponselnya mungkin saja tertinggal di dapur."Untung saja," keluhnya setelah mendapatkan benda yang dicarinya itu lalu kembali lagi ke kamar.Belum juga diceknya hingga Ia sampai di meja belajarnya untuk membuka aplikasi line."Hah ...." Delia menganga melihat banyak sekal
Happy reading"Lo yakin ingin keluar?" tanya seorang gadis bersandar pada dinding di dekat dapur."Yah ... Gue lelah di sana Nya, Lo tau 'kan pria dewasa nggak mudah diatasi," balas gadis satunya lagi dengan gelas berisi air putih."Come on Delia ... nggak ada waktu untuk baperan. Kita udah mahasiswa akhir dan di sinilah Kita lebih mudah menyelesaikan skripsi," ceramah temannya yang tidak tau diri itu mengambil minum dari sahabatnya yang hendak melangkah menuju ruang tamu.Dengan wajah masam Delia melihat ke arah Tania sebelum melangkahkan kaki kembali dan mengubah ekspresi mengeluh"Gue lelah Tania, Gara itu jauh di atas Kita Gue nggak mau berhubungan dengan Dia huhf." dengan menghelakan napas Delia menyandarkan tubuhnya pada sofa."Setidaknya hidup Lo akan lebih mudah," ujar Tania mengeluarkan senyumnya yang manis tak lupa tangannya yang memega
Happy reading"Dion please ....""Come on baby.""I'm pms." lagi-lagi Tania menggerutu pada Dion yang terus saja memaksanya untuk bercinta.Ntahlah mengapa hubungan mereka berputar pada intim, Tania juga harus merevisi tugas akhirnya yang hampir terbengkalai itu. Menjadi mahasiswa sekaligus calon penerus perusahaan membuatnya linglung sebelum dinobatkan sebagai sarjana.Juga apalagi harus meladeni birahi Dion yang tidak kunjung selesai, Tania juga tidak ingin Dion bermain di luar sana dengan gadis lain. Ingat Tania paling tidak suka mendapatkan hal-hal bekas apalagi sebuah hubungan percintaan."Aku main di luar aja ya baby," keluh Dion yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Tania.Terpaut usia yang terbilang jauh tidak membuat Tania segan dengan Dion atau sebaliknya Dion yang dewasa, hanya otak tentang hubungan saja yang 21++ tapi sikapnya tetap saja seperti bocah jika dihadapan Tania."Mau Aku bunuh?" ujar Tania melepaskan tangan Dion dari pinggangnya.Mereka memang sedang bera
Happy readingMengingat kata mahasiswa akhir tentunya akan dirasakan semua mahasiswa baik dari jenjang diploma maupun strata yang menginjak semester mendekati penulisan tugas akhir, terselesaikannya semua komponen mata kuliah ataupun semua yang berkaitan dengan perkuliahan.Semua mahasiswa akhir akan sibuk tidak ada yang membedakannya dengan mahasiswa lain, pembicaraan orang-orang mulai membandingkan mahasiswa dari jurusan ini dengan mahasiswa kedokteran "kalian tidak akan sesibuk anak koas" berbagai spekulasi mengatakan demikian. Padahal baik mahasiswa biasa ataupun anak koas jam kesibukan mereka sebelas dua belas.Itulah mengapa sangat tidak disarankan berhubungan pada mahasiswa akhir, bukannya kalian akan mendapatkan nama pada penulisan kata pengantar justru kalian akan merasa tersiksa, terabaikan bahkan overthinking. Mereka memang akan online terus menerus namun, hanya untuk menunggu pesan dari dosen pembimbing. Pesan kalian akan terabaikan dan mereka tidak memerlukan kata semanga