Share

4.Mulut VS Mulut

Gwen Chevalier. Wanita berusia dua puluh lima tahun itu adalah sepupu Quen. Dengan mengenakan gaun berwarna perak, dia berjalan menghampiri Quen yang berdiri di samping Zane. 

Hubungan Quen dan Gwen tidaklah baik. Gwen selalu iri dengan Quen. Apapun yang dimiliki Quen, Gwen tidak mau kalah. Karena itulah Gwen merupakan satu-satunya orang yang ingin merebut kursi Presiden Direktur Chevalier Inc. Langkah Gwen terhenti tepat di hadapan Quen. Dengan ekspresi tenang, Quen menatap Gwen. Dia tidak menyadari jika tangannya masih menggenggam tangan Zane.

“Hallo, Sepupuku.” Gwen menyunggingkan senyuman sembari melambaikan tangannya.

“Aku pikir kamu tidak akan datang, Gwen.” Ucap Quen dengan sinis.

“Mana mungkin aku tidak datang ke pernikahan sepupuku sendiri.” Tatapan Gwen beralih pada Zane. Dia menyunggingkan senyuman lalu mengulurkan tangannya kepada Zane. “Halo, Tampan. Jadi kamu adalah salah satu suami Quen, ya? Aku adalah Gwen, sepupu Quen.”

Zane tidak menunjukkan ekspresi apapun. Dia hanya menatap tangan Gwen dengan tatapan tidak tertarik. Kemudian Zane mengangkat genggaman tangannya dengan Quen.

“Aku hanya bergandengan tangan dengan istriku. Aku tidak tertarik berjabat tangan dengan wanita selain Quen. Termasuk dirimu. Aku tidak tahu apakah tanganmu penuh dengan virus atau tidak.” Mulut pedas Zane mulai bekerja.

Quen berusaha menahan tawanya melihat ekspresi kesal Gwen. Meskipun terkadang kesal dengan mulut pedas Zane, tapi kali ini Quen menyukainya. Terutama mulut pedas pria itu bisa membuat sepupunya tampak kesal.

Gwen langsung menarik tangannya dan mendengus kesal. “Apakah kamu tidak bisa mengajari suamimu dengan baik, Quen? Sepertinya menikah dengan lima pria membuatmu kewalahan. Lain kali kamu harus mengajari suamimu untuk menjaga mulutnya, Quen.”

Quen tersenyum sinis. “Untuk apa aku harus mengajari suamiku menjaga mulutnya. Dia tidak mengatakan hal yang salah. Kamu baru saja datang, Gwen, mungkin saja banyak virus yang menempel di tanganmu. Lagipula yang harus menjaga mulutnya bukankah kamu?”

“Wanita sialan! Kamu pikir tanganku dipenuhi lumpur?” geram Gwen.

“Ckck… Jaga ucapanmu, Nona. Jangan pernah berkata kasar seperti itu kepada istri kami.” Ace memeluk bahu Quen dan melayangkan tatapan tajamnya ke arah Gwen.

“Bagaimana bisa kamu berkata begitu pada istri kami yang menggemaskan?” Kali ini Levin melingkarkan tangannya di leher Quen danmenyandarkan kepalanya di bahu wanita itu.

“Ular!” Vinson yang berdiri di samping Zane menunjuk ke arah Gwen.

Zane menoleh ke arah Vinson. Kemudian dia melihat ke sekeliling untuk melihat apakah ada ular di sekitarnya. Lalu Zane mengikuti arah yang ditunjuk oleh Vinson.

“Maksudmu wanita ini adalah ular?” tanya Zane.

Vinson menganggukkan kepalanya. “Benar. Wanita ini seperti ular yang punya mulut berbisa.”

Quen, Ace,Levin dan Zane tak mampu menahan tawanya. Penyatuan yang berbahaya. Si dingin dan si mulut pedas. Bahkan saking kesalnya wajah Gwen pun memerah. Lalu sebuah suara membuat tawa mereka terhenti. Mereka bisa melihat Owen berjalan menghampiri Quen dan keempat suaminya. Satu tangan Owen dikepalkan kemudian dipukul-pukulkan ke telapak tangan seakan menunjukkan betapa kuat pukulannya.

“Hati-hati dengan mulut berbisamu, Nona. Karena jika kamu menyakiti istri kami, maka aku tidak segan-segan memberikan hantaman yang keras dan menyakitkan.” Ancam Owen berdiri di samping Ace.

Awalnya Gwen datang untuk mengolok-olok Quen. Tapi sekarang justru dirinya yang menjadi bahan olok-olok Quen dan kelima suaminya. Kedua tangannya terkepal erat di samping tubuhnya. Tatapan kebencian Gwen dilayangkan ke arah Quen sebelum akhirnya wanita itu berbalik pergi meninggalkan mereka.

“Dia kelihatan jelas membenci Quen,” ucap Levin.

“Dari mana kamu tahu?” tanya Ace.

“Tatapannya sudah kelihatan. Dan cara dia berbicara tampak kesal sekali pada istri kita yang menggemaskan ini.” Levin mendusel di leher istrinya.

“Aku senang kalian mau membantuku melawan Gwen. Tapi jika tidak melepaskan tangan kalian dari tubuhku, aku pasti akan menendang kalian.” Ancam Quen.

Segera Ace dan Levin melepaskan pelukan mereka dari tubuh Quen sebelum istri mereka yang galak melayangkan tendangan mautnya. Lalu tatapan Quen berada di tangan kirinya yang digenggam oleh Zane.

“Apa kamu juga tidak mau melepaskannya, Zane? Sepertinya kamu sangat menginginkan tendanganku.” Quen melayangkan tatapan tajamnya ke arah Zane.

“Bukan salahku menggenggamnya, Quen. Tadi aku memang menggenggamnya. Lalu kamu sendiri yang menggenggam tanganku. Jadi aku tidak bisa melepaskannya.” Ucap Zane.

Quen mendengus kesal lalu melepaskan genggaman. “Kamu memang pintar beralasan ya.”

“Jadi siapa wanita berbisa tadi?” tanya Owen penasaran.

“Dia adalah sepupuku. Namanya Gwen. Sejak dulu dia selalu iri denganku. Jadi setiap bertemu, pasti mulut berbisanya berulah. Tapi kenapa kalian membantuku? Aku pikir hubungan kita tidak dalam sampai kalian mau membantuku.” Quen menatap kelima suaminya satu persatu.

“Karena kamu istriku.” Jawaban singkat, padat dan jelas khas Vinson.

“Hanya karena itu?” tanya Quen tidak percaya.

Ace menganggukkan kepalanya. “Tentu saja. Sekarang kamu adalah istri kami. Karena itu kami pasti akan melindungimu dari orang-orang yang berusaha merendahkanmu.”

Levin ikut menganggukkan kepalanya. “Benar sekali. Seperti yang kamu katakan padaku tadi. Kamu tidak akan membiarkan aku diinjak-injak orang lain. Begitu juga kami tidak ingin kamu diinjak-injak.”

Vinson menganggukkan kepalanya. “Setuju.”

“Jangan khawatir, Istriku. Seperti yang aku katakan, aku pasti akan melindungimu.”

Quen merasa sedikit tersentuh dengan ucapan mereka. Tapi dia tidak mau membiarkan perasaan itu merasuki hatinya. Menaruh kepercayaan pada orang lain tidak mudah bagi Quen. Ada masa lalu kelam yang membuat wanita itu menutup hatinya dan tidak membiarkan siapapun masuk.

“Aku juga setuju dengan ucapan mereka. Tapi alasan utamaku adalah aku tidak ingin istriku malu-maluin. Jadi sebaiknya aku melindunginya.” Ucap Zane begitu pedas.

“Malu-maluin ya. Yang ada kalian yang malu-maluin aku.” Quen menginjak kaki Zane membuat pria itu merintih kesakitan. Sedangkan Ace, Levin, dan Owen hanya tertawa melihatnya. Sedangkan Vinson menatap Zane dengan tatapan kasihan.

* * * * *

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status