Share

BAB 2 Insiden Tak Terduga

Author: NK Ummu Dhila
last update Last Updated: 2025-02-03 13:53:05

“Berhenti di depan, Pak,” ujar Alya.

“Baik.”

Alya sampai di gang rumahnya, ia sengaja turun tak di depannya. Ia rasa tak nyaman saja jika pria itu mengetahui rumahnya, karena aura yang keluar dari pria itu nampak dingin dan entahlah, Alya tak tahu. Sopir taksi pun menghentikan mobilnya, kemudian Alya membayarnya, lalu mengambil koper di bagasi belakang.

"Jadi di daerah ini rumahmu?" tanya pria misterius itu.

Alya tak menghiraukannya, ia pun berjalan menuju gang rumahnya dengan langkah tertatih.

"Gadis yang menarik," ujar Raditya.

Kemudian taksi pun melaju ke tempat tujuan selanjutnya. Sesampainya di sebuah perusahaan besar, Raditya membawa kopernya menuju ke ruangannya paling atas. Ia terburu-buru hendak menemui teman yang mencuranginya dahulu, makanya tadi ditelepon ia begitu marah. Raditya Nathan Wijaya, seorang CEO dari PT. Nathan Wijaya Teknologi, sekaligus memiliki identitas lain yang tak diketahui orang selama ini, ia juga seorang hacker hebat dalam dunia cyber.

Sesampainya di ruangannya, Raditya langsung menemui Alex, temannya yang membawa lari uangnya.

"Alex, kau pikir aku tidak akan tahu permainanmu?" Raditya menatap tajam pria di hadapannya.

"Rad, aku bisa jelaskan..." Alex mencoba bersikap tenang.

"Tidak ada penjelasan. Kau tahu berapa banyak yang kau ambil dariku? Aku bisa buat hidupmu hancur dalam hitungan detik," ancam Raditya.

Alex menelan ludah, tangannya sedikit gemetar. "Aku... aku akan kembalikan semuanya. Beri aku waktu."

Raditya tersenyum sinis. "Kau pikir aku sebodoh itu? Aku akan berikan waktu, tapi dengan caraku." Ia memberi isyarat kepada asistennya, lalu berbalik meninggalkan Alex yang kini tampak pucat pasi.

Setelah konflik dengan Alex, Raditya kembali ke ruangannya. Ia belum sadar bahwa kopernya dan koper Alya tertukar.

***

Sementara itu, di rumah Alya, ia sekarang menempati rumah peninggalan orang tuanya. Usai membersihkan rumahnya, Alya merasa kelelahan. Ia ingin mandi dan mengambil perlengkapan serta baju gantinya yang berada di koper. Saat ia membuka koper, alangkah terkejutnya ia mendapati pakaian pria di sana dan sebuah tas laptop yang tentunya berisi laptop.

"Apa ini? Ini bukan koperku!" seru Alya panik.

Ia segera mengecek isi koper itu dan mendapati laptop yang terlihat mahal.

"Jangan-jangan ini kopernya pria tadi," gumamnya.

Alya pun mulai membuka laptop dan menyalakannya.

"Untungnya laptop ini tidak ada kata sandinya," ujarnya sambil tersenyum.

Tiba-tiba ide muncul di benaknya. "Aku kirim saja email lewat laptop ini menuju alamat emailku. Nanti pasti juga bakal dibaca sama orang itu. Dia cakep sih, tapi auranya ngeri, bikin dag dig dug saja," ujar Alya sambil membayangkan pertemuan mereka di taksi tadi.

Namun, sebelum ia sempat mengirim email, layar laptop tiba-tiba berubah menjadi hitam. Tulisan merah menyala muncul di layar:

"SIAPA KAU DAN MENGAPA MENYENTUH INI?"

Alya tersentak. "Astaga! Apa ini?" Ia mundur beberapa langkah.

Tak butuh waktu lama, layar kembali menyala dan menampilkan deretan kode-kode aneh yang bergerak cepat.

"Apakah ini... semacam sistem keamanan?" gumam Alya.

Tiba-tiba, sebuah pesan muncul:

"AKU AKAN MENCARIMU."

Alya menelan ludah. "Oke, ini mulai menyeramkan. Aku harus segera mengembalikan ini."

Rupanya laptop dan handphone Raditya saling terhubung, jika ada pergerakan apapun yang diketahui bukan dari sang pemilik, maka ada radar yang menginstruksi ke handphone Raditya.

Handphone Alya tiba-tiba bergetar. Sebuah nomor tak dikenal meneleponnya.

"Halo?" Alya menjawab dengan ragu.

"Siapa kau dan kenapa membuka laptopku?" Suara itu terdengar tajam dan dalam.

Alya terdiam. Itu suara pria di taksi tadi. "Aku... aku nggak sengaja. Kopernya tertukar. Aku hanya ingin menghubungimu untuk menukarnya kembali."

"Dimana kau sekarang?" tanya Raditya dengan nada lebih tegas.

"Itu... bukan urusanmu. Aku hanya ingin memastikan barang-barangku semua kembali, ada laptopku juga disana, kamu kembalikan dulu barangku, akan kukembalikan laptop dan barangmu juga. Bisa kita bertemu di tempat yang aman?" tanya Alya.

Hening. Beberapa detik kemudian, suara Raditya kembali terdengar.

"Baik. Kirim lokasimu dalam waktu lima menit, atau aku yang akan menemukannya lebih dulu," ujar Raditya di telepon, suara tegasnya menggema.

Sambungan terputus.

Alya menatap layar handphonenya dengan bingung. "Siapa dia? Kenapa dia tahu kalau aku mengakses laptopnya?" gumamnya, tangannya gemetar.

Handphone Alya kembali bergetar. Pesan masuk dari Raditya. "Bagus, kalau begitu aku akan menunggumu."

Alya menarik napas dalam-dalam. "Tunggu... Kenapa dia begitu yakin? Apa yang sebenarnya terjadi?" pikirnya.

Tiba-tiba teleponnya berdering. Nomor tak dikenal tadi menghubunginya kembali.

Alya ragu, lalu mengangkatnya. "Ada apa lagi?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar.

"Terlambat," ujar suara di ujung sana dengan dingin. "Aku sudah di dekat rumahmu."

"Apa?!" Alya terperanjat, menoleh ke jendela, matanya cepat mencari tanda-tanda apapun.

"Kau tidak akan bisa lari, Alya. Permainan ini baru saja dimulai." Suara itu terhenti sebentar, lalu terdengar lagi, "Kau akan menemukanku segera."

Sambungan terputus. Alya menggenggam handphonenya erat, gemetar.

Ketukan keras terdengar di pintu depan. "Alya, aku tahu kau di dalam. Buka pintunya."

Dia sudah di luar.

***

~ Bersambung ~

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 139 Rujak Serut dan Obrolan Rahasia

    Pintu penthouse terbuka otomatis begitu wajah-wajah yang dikenal sistem keamanan digital Raditya terdeteksi. Bunda Liliana masuk lebih dulu dengan senyum lebar, membawa dua tas besar berisi makanan. Di belakangnya, Ayah Darian tampak lebih tenang, tapi sorot matanya hangat dan teduh, seperti mata seorang ayah yang lama tak melihat anak-anaknya kembali pulang.“Alya sayang!” seru Bunda Liliana langsung memeluk menantunya yang sedang duduk di sofa. “Astaga, perutnya udah mulai kelihatan ya! Kamu glowing banget!”Alya tersenyum lebar, memeluk balik dengan haru. “Bunda ini selalu suka gitu, suka muji aku, dan... selalu penuh energi.”“Ya iyalah. Ini cucu pertama, kamu pikir aku bisa santai?” sahutnya sambil tertawa. “Aku bawa rujak serut- pakai mangga muda favorit kamu, terus ada pepes tahu, sup ayam kampung, dan sedikit cemilan asin biar nggak enek. Semua masakan Bunda sendiri. Masak dari subuh!”Ra

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 138 Kembali ke Penthouse

    Penthouse itu masih seperti dulu. Hening, modern, dan selalu menyambut siapa pun dengan pemandangan kota yang menenangkan dari balik kaca-kaca besar. Tapi kali ini terasa berbeda. Ada yang tumbuh di antara mereka, bukan hanya kehidupan baru dalam rahim Alya, tapi juga rasa nyaman yang mulai kembali setelah badai panjang bernama Dewi Hapsari.Raditya membuka pintu dan melangkah lebih dulu, menoleh ke belakang, “Pelan-pelan, Love. Langkah kecil aja, aku bawain tasnya.”Alya tersenyum tipis, sebelah tangannya menyentuh perutnya yang mulai terlihat. “Aku hamil, bukan patah tulang,” celetuknya.“Tetap saja, kamu istriku. Hamil atau enggak, kamu tetap prioritas.” Raditya mencium kening Alya singkat sebelum menarik koper mereka ke dalam.Alya menatap sekeliling. Meja makan yang dulu mereka hias bersama, bantal-bantal di sofa yang sempat ia pilih sendiri, dan aroma khas lilin lavender yang masih sama.“Aku kangen tempat ini,” gumam Alya lirih, duduk perlahan di sofa.Raditya duduk di sampingn

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 137 Pertemuan yang Ditunggu

    Keesokan paginya, suasana di penthouse Raditya terasa jauh lebih ringan. Setelah malam penuh ketegangan dan kelegaan, hari ini diwarnai oleh harapan baru. Elros duduk di ruang tamu, mengenakan pakaian bersih dan nyaman, rambutnya sedikit basah sehabis mandi. Wajah kecilnya tampak tenang, meski sorot matanya masih menyimpan kecemasan.Alya menyiapkan sarapan sederhana. Wangi roti bakar dan susu hangat memenuhi udara, memberikan kehangatan yang dibutuhkan setelah malam panjang.“Jangan gugup, Elros,” ujar Alya lembut sambil meletakkan secangkir cokelat panas di hadapannya. “Hari ini hari yang baik.”Elros mengangguk pelan. Ia memeluk boneka biru pemberian Alya, seolah itu satu-satunya jangkar yang membuatnya tetap tenang. “Tapi... kalau dia tidak mau aku?” bisiknya lirih.Raditya mendekat, duduk di sebelah Elros. “Dia adalah ibumu, Elros. Tak ada yang bisa mengubah cinta seorang ibu.”Sebelum Elros sempat bertanya lebih jauh, bel pintu berbunyi.Detak jantung Elros terasa melonjak ke te

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 136 Pilihan yang Membebaskan

    Hari pertama berlalu tanpa kabar dari Elros.Alya dan Raditya menghabiskan waktu di penthouse, ya walau mereka telah memiliki rumah asri dipinggiran kota, mereka juga suka di penthousenya. Mereka berdua mempelajari semua data tentang Origin Core yang berhasil mereka salin sebelum meninggalkan observatorium. Rei dan Haruto juga membantu secara virtual, menggunakan koneksi mereka untuk melacak pergerakan Samuel.Namun, semua itu seperti mengejar bayangan. Samuel menghilang, dan Elros... tetap diam.Di hari ketiga, Alya menatap layar hologram yang kosong, frustasi. “Ini seperti menunggu bom meledak tanpa tahu di mana bomnya,” gerutunya.Raditya meletakkan tangannya di pundaknya, lembut. “Dia masih berpikir. Kita harus percaya.”“Sayang, kamu tidak boleh terlalu kelelahan, ibu hamil harus banyak istirahat, tidak ikut memikirkan masalah ini, ya…” ujar Raditya kembali.“Baik, suamiku,” jawab A

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 135 Jejak yang Terlupakan

    Alya menggenggam erat tangan Raditya ketika suara Samuel menghilang, hanya meninggalkan gema janji ancaman di udara. Observatorium yang runtuh itu terasa semakin sempit, seolah dinding-dinding tuanya ikut mendengar semua kebenaran kelam yang terungkap.Elros berdiri di antara mereka, diam dan tak bergerak. Namun matanya, yang sejak awal tampak keras dan penuh kemarahan, kini berkabut oleh sesuatu yang lain—kebingungan. Luka batin yang tak pernah sempat disembuhkan.“Kamu tidak sendirian,” ucap Alya perlahan, nadanya selembut mungkin. Dia tahu, kata-kata itu bisa jadi tak cukup untuk menembus pertahanan Elros. Tapi dia harus mencoba.Elros menoleh ke arahnya, wajahnya penuh curiga. “Apa kamu pikir hanya karena kamu mengatakannya, aku bisa mempercayaimu?” katanya pahit. “Kalian semua sama. Berkata manis... lalu meninggalkan.”Raditya maju satu langkah. “Kami tidak akan meninggalkanmu. Tapi pilihan tetap di tanganmu, Elros. Kau sendiri yang menentukan apakah ingin berjalan bersama kami..

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 134 Anak yang Tak Dipilih

    Suasana di dalam observatorium runtuh itu mendadak tegang. Waktu seakan berhenti saat kalimat itu terucap.“Kamu ibuku, bukan? Sudah waktunya kamu pulang.”Dewi tak bergerak. Bibirnya bergetar, tapi tak ada suara yang keluar. Sorot matanya, yang tadi tenang dan misterius, kini dipenuhi gejolak: penyangkalan, ketakutan, dan… rasa bersalah yang tak bisa ditutupi.Alya menatap Raditya, yang sudah mengambil posisi protektif di depannya. Radit hanya mengangguk pelan, mengisyaratkan untuk tetap tenang. Tapi tangan kanannya sudah menyentuh pinggang- siap mengakses perangkat pertahanannya jika diperlukan.Remaja laki-laki itu melangkah masuk, sorot matanya tak lepas dari Dewi. Pria bertubuh tegap di sampingnya tetap berdiri di ambang pintu, seperti bayangan yang menjaga gerbang ke masa lalu.“Namaku Elros,” ujar anak laki-laki itu. “Aku dilahirkan bukan untuk dicintai. Aku diciptakan untuk menyelesaikan yang belum selesai.”Dewi menarik napas tajam. “Tidak… bukan itu maksudku waktu itu. Kamu-

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status