Share

HARI PERTAMA KERJA

Hari pertama kerja selalu jadi hari yang paling menegangkan. Memasuki dunia baru, beradaptasi dengan lingkungan baru dan menerima tugas baru. Selain itu menjadi objek baru yang akan dibicarakan orang satu kantor.

Akhirnya hari Senin datang juga. Merlin sudah bangun dari jam empat subuh. Merlin sangat gugup sekaligus bahagia dan antusias. Merlin tidak mau memikirkan hal-hal jelek. Merlin intinya akan bekerja dengan sepenuh hati meskipun menjadi seorang sekretaris bukan keahliannya.

Merlin sudah bangun dari tidur tapi masih berbaring ditempat tidur. Gue harus pakai baju apa ya? Duh, gue gak punya baju resmi dan sepatu teplek gue cuma da satu warna hitam dan udeh dekil juga. Masa iya gue ngantor sebagai sekretaris tapi pakai baju mau liputan ke lapangan. Gimana ya? Gue harus pakai baju apa ya? Gue juga gak punya duit untuk beli baju baru. Merlin bergumam dalam hati sambil berpikir.

Tidak banyak baju yang Merlin bawa dan semuanya tentu dari merek yang tidak terkenal. Merlin tidak pernah beli baju dengan harga mahal. Baju termahal yang pernah Merlin beli harganya serratus lima puluh ribu dan saat ini baju itu menjadi baju kesayangan Merlin. Baju Merlin terlipat di lemari excel empat laci. Merlin mengeluarkan semuanya, Merlin memilih satu demi satu baju yang ada. Sampai akhirnya Merlin menemukan satu baju yang jarang sekali dipakai.

Kemeja polos pendek warna biru tua. “Akhirnya gue nemu juga baju yang lebih sopan. Kenapa sih gue kalau beli baju semuanya kaos, kok gue gak pernah kepikiran beli baju resmi buat kerja kantoran. Terus sekarang gue harus pakai celana apa? Masa iya pakai celana jeans.” Merlin mengutuk diri sendiri kemudian mengobrak ngabrik lagi pakaian yang ada. Setelah semua keluar akhirnya Merlin menemukan celana bahan warna hitam.

Merlin langsung mencoba memakainya. “Ah, aku baru tahu kalau punya celana ini. Woo… cocok juga nih. Kapan ya aku beli celana model gini? Kok gak ingat. Apa ini celana yang dikasih oleh Ibu untuk sidang kuliah? Iya nih, kayanya ini celana yang Ibu kasih.” Merlin langsung tersenyum cerah. Merlin memutuskan untuk memakai kemeja lengan pendek polos berwarna navy dan celana bahan warna hitam.

Mau tidak mau Merlin harus memakai sepati platshoes hitam polos satu-satunya yang dipunya. Merlin menyiapkan keperluan untuk kerja. Merlin mengelap sepatu dan menyetrika baju. Waktu berjalan sangat cepat, sudah pukul enam pagi. Merlin bergegas mandi. Selesai mandi Merlin meluruskan rambut kemudian mengikat rambutnya jadi satu. Merlin juga tidak lupa merias wajahnya sedikit supaya tidak terlalu pucat.

Merlin terlihat sangat cantik. Merlin memiliki wajah yang cantik Indonesia tapi berkulit putih. Hidung Merlin mancung dan senyum Merlin manis dengan satu lengung pipi disebelah kanan. Untuk urusan kecantikan jangan ditanya, Merlin dulu kembang kampus dan kembang desa. Banyak sekali laki-laki yang datang ke rumah Merlin untuk melamar.

Dari mulai juragan ikan mas sampe anak kepala desa. Tapi Merlin memilih untuk pergi dari Kampung dan bekerja di Jakarta. Merlin tidak pernah mau menikah dengan orang satu kampung kemudian nasibnya berakhir menjadi Ibu rumah tangga yang berada dibawah tekanan suami dan keluarga suami. Pikiran Merlin sangat terbuka, Merlin ingin sekali membuktikan kepada orang tua dan orang yang ada di Kampung kalau Merlin bisa sukses tanpa harus menikah diusia muda.

Sempurna! Merlin sudah siap untuk berangkat kerja. Meski tahu atasan di tempat kerja sangat galak tapi Alisa tidak mau memulai dengan perasaan cemas. Merlin menarik nafas dalam-dalam dan langsung berangkat kerja, Merlin sampai di kantor lebih pagi. Perjalanan dari kostan Merlin ke kantor hanya butuh waktu setengah jam saja dengan menggunakan angkutan umum. Sebelum masuk gedung Merlin merapihkan diri dan menyemprot minyak wangi sangat banyak.

Merlin tidak mau terlihat lusuh, Merlin ingin dilihat sangat anggun dan wangi. Merlin masuk ke dalam gedung dan langsung menghubungi recepsionis. “Selamat pagi Bu, ada yang bisa saya bantu?” Seorang recepsionis langsung bertanya pada Merlin. Tertulis nama di dada recepcionis Maria. Merlin memeperhatikan Maria sebentar, Maria sangat cantik dan modis.

“Selamat pagi Mba Maria, saya mau bertemu Pak Adi. Waktu wawancara saya diminta Pak Adi untuk diantar oleh satpam ke ruangan beliau.” Merlin menyampaikan maksudnya dan Maria langsung mengangguk. Maria cek catatan yang ada di meja.

“Ibu Merlin ya?” Maria bertanya pada Merlin dan Merlin langsung mengangguk. “Mari saya antar ke ruangan Pak Adi.” Maria langsung mengantar Merlin ke ruangan  Adi dan Alisa mengikuti Maria dari belakang. Sepanjang perjalanan menuju ruangan Adi, mata Merlin tidak berhenti menelusuri seluruh yang ada di gedung.

Maria sampai di pembatas karyawan, Maria menggunakan kartu untuk membuka pintu otomatis yang menghubungkan lobby gedung dengan ruangan karyawan. Merlin berdecak kagum dan bergumam dalam hati. Ini kantor terbesar yang pernah Merlin lamar pekerjaan. Merlin tidak menyangka bahwa isengnya menjadi kenyataan.

Gila, gila gila… di tempat kerja gue yang dulu mana ada yang beginian. Masuk yang tinggal masuk aja nyelonong. Gue kemarin interview di ruangan yang ada disebelah recepcionis. Itu aja udah mewah banget, pas masuk ternyata lebih mewah banget. Duh, kuat gak ya gue kerja disini? Kok rasanya gue minder banget. Merlin mengertukan badan sambil memasang muka manyun.

Maria kemudian mengajak Merlin masuk menggunakan lift. lift yang hanya bisa diakses menggunakan kartu karywan. Maria membawa Merlin ke lantai sebelas, Merlin keluar dari lift. Merlin kaget karena ternyata gedung lantai sebelas khusus untuk ruangan CEO dan pemegang saham. Merlin berjalan menyusuri ruangan yang terlihat kosong. Ada delapan pintu saling berhadapan dengan ruangan tengah yang terbuka lebar.

Ruangan tengah gedung terlihat seperti taman di dalam gedung. Sangat cantik dilengkapi dengan beberapa kursi sofa yang terlihat sangat empuk dengan warna yang astetik. Maria membawa Merlin berjalan melewati beberapa pintu megah. Merlin tidak tahu pintu dan ruangan apa saja karena sangat tertutup. Maria sudah sampai di salah satu ruangan, pintunya menjulang tinggi dan sangat megah.

Maria mengetuk pintu dengan perlahan kemudian mendorong pintu perlahan. Terdengar suara dari dalam “Masuk.” Suara yang tidak asing bagi Merlin, Suara Adi. Jantung Merlin rasanya mau copot, Merlin sudah mempersiapkan diri dan mental tapi ketika sampai disini Merlin seperti kehilangan akal sehat. Merlin sangat minder dan ingin langsung pulang. Tapi, Merlin tidak bisa berputar arah, Merlin sudah di depan pintu dan harus segera masuk,

Maria mengajak Merlin untuk masuk. Maria dan Merlin sudah ada di ruangan Adi. Merlin langsung berdecak kagum. Ruangan Adi wakil direktur saja sudah sangat mewah. Adi langsung menyambut kedatangan Merlin dan Maria. “Pak saya mengantarkan Bu Merlin seperti yang bapak titipkan.” Maria terlebih dahulu berbicara dan tersenyum.

Adi melihat jam tangannya kemudian berbicara “Terima kasih Maria. Kamu bisa tinggalkan kami berdua.” Maria langsung pergi keluar. “Silahkan duduk Merlin.” Merlin duduk dengan sangat gugup. Merlin melihat ke luar jendela, pemandangan yang sangat indah. Pemandangan kota Jakarta ternyata sangat indah dilihat dari lantai sebelas.

Adi membawa berkas kontrak kemudian membuka dan memperlihatkan kepada Merlin. “Ini untuk kontrak kerja kamu, silahkan dibaca terlebih dahulu.” Merlin langsung membaca kontrak kerjanya dan Merlin sangat kaget ketika melihat gaji pokok 20 juta, uang makan dan tunjangan, biaya kesehatan dan lainnya yang jika di total sampai di angkat 40 juta sebulan.

Ini gue kerja satu bulan saja udah dapat duit buat bertahan tiga bulan. Gilaa… ini 40 juta belum termasuk biaya perjalanan dinas dong. Kalau Gaji gue sebulan empat puluh juta gue bisa kaya mendadak. Gue bisa beli apapun yang gue mau. Merlin langsung bersorak kegirangan dalam hati.

“Dan ini kontrak tambahan, ini kontrak yang menyatakan ke profesionalitasan kamu dalam bekerja. Ini ada legalitasnya, jadi jika kamu bersedia menjadi sekretaris dari Bapak Mark. Apapun yang terjadi nanti kamu tidak akan pernah membocorkan semua rahasia pribadi Pak Mark dan semua yang terjadi di perusahaan ini. Jika sampai bocor kuasa hokum kami akan langsung menindak.” Adi memberikan lembar kesepakatan dengan isi yang barusan dijelaskan. Mark membaca dengan seksama.

“Baik Pak, saya tidak akan membocorkan apapun dan akan bertindak professional. Tapi saya banyak kekurangan, saya bukan seorang sekretaris professional. Jadi pasti akan banyak hal baru yang saya belum tahu. Apa tidak masalah?” Merlin menyampaikan lagi kekurangan diri kepada Adi.

“Saya tahu. Dengan menerima kamu itu tandanya saya siap membantu kamu untuk belajar. Saya harap kamu cepat belajar dan menyuasikan diri. Jika kamu setuju boleh di tanda tangani di kedua kontrak tersebut.” Adi langsung menyodorkan bolpoint ke arah Alisa. Alisa menerima bolpoint dan sebelum tanda tangan Alisa berpikir meyakin kan diri. Merlin resmi menandatangani kontrak kerja.

"Sekali lagi saya ucapkan selamat bergabung dengan perusahaan kami dan saya harap kamu betah di perusahaan ini. Kalau ada yang tidak kamu mengerti atau kamu butuh bantuan kamu bisa kontak saya. Oiya nomer telpon kamu berapa?" Adi bertanya nomer telpon Merlin. Adi baru bertanya setelah Merlin menandatangani kontrak kerja, sebelum resmi bekerja bagi Adi Merlin bukan siapa-siapa.

"Nomer telpon saya 08139441789." Adi mendengarkan sambil menulis di ponsel kemudian Adi mengulang apa yang Merlin sebutkan "08139441789 Benar?" Merlin mengangguk "Benar Pak." Merlin masih menjawab dengan nada pelan. "Coba cek HP kamu." Adi menyuruh Merlin melihat ponselnya. Merlin langsung mengambil ponsel di dalam tas.

Terlihat satu nomer baru masuk "Itu nomer HP saya, kamu bisa simpan. Kalau ada masalah atau butuh bantuan kamu bisa telpon saya. Telpon saya 24 jam aktif he.." Adi memberitahu Merlin dengan bercanda. Merlin hanya menjawab pelan "Baik Pak." Adi melihat Merlin sangat tegang dan susah bernafas.

"Kamu tenang dan santai saja, jangan tegang banget. Pokonya aku akan bantu kamu, kalau ada apa-apa kamu langsung kontak aku ya. Pak Mark baik kok, aku juga yakin kamu akan belajar dengan cepat." Merlin merasa tenang setelah Adi berbicara begitu. "Iya Pak, saya grogi dan tegang banget karena memang ini tugas pertama saya menjadi sekretaris. Saya akan sangat merepotkan bapak."

"Oke gak masalah, aku sudah biasa direpotkan haha.." Adi tertawa kecil. "Kamu sudah resmi menjadi karyawan. Kartu karyawan kamu akan keluar siang ini dan sekarang saya antar kamu ke ruang kerja kamu ya." Adi langsung bergegas bangun dari duduknya. Merlin ikut bangun dari duduk dan merapihkan diri "Kamu ikuti aku ya, aku akan jelaskan beberapa tugas kamu." Merlin mengangguk.

Merlin tidak menyangka akan masuk dengan begitu mudah ke perusahaan ini. Merlin yakin akan ada maksud kenapa Tuhan menempatkan Merlin disini. Merlin menarik nafas dan siap menjadi seorang sekretaris pribadi dari Mark. Merlin meyakini ada alasan kenapa Mark menerima Merlin sebagai sekretaris, mungkin Mark percaya kalau Merlin mampu bekerja dengan baik. Merlin tidak akan mengecewakan Mark yang sudah memberikan kesempatan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status