Share

T-REX

Aku lebih memilih menjadi single flower. Menjadi bunga yang mekar sendiri itu jauh lebih cantik ketimbang menjadi bunga bergerombol. Single flower punya kesan mahal dan elegan ketimbang saat digabung dengan bunga lain dalam rangkaian bouquet.

Ada banyak yang tentunya Marlin tidak tahu di perusahaan ini. Salah satunya adalah kebiasaan karyawan disini. Jika di tempat bekerja Marlin dulu, karyawan lebih seru dan selalu menghabiskan waktu bersama di kantor baru Marlin ruangan antar Karyawan saja dibuat dengan penuh privasi.

Marlin berjalan dengan cepat mengikuti langkah Adi. Ini gue mau diajak kemana sih? Pagi-pagi gue udah berkeringan, kantor nya gede banget pula. Bisa-bisa gue nyasar di kantor ini, lagian kalaupun dikenalin satu persatu sama karyawan disini, kayanya gue gak akan inget deh. Banyak banget gila. Marlin berseru dalam hati sambil mengikuti langkah Adi.

“Kamu jangan heran ya kalau ritme kerja di kantor ini cukup padat. Salah satu alasan atasan milih kamu tentu saja karena sepatu yang kamu pakai saat interview. Pak Mark menilai kamu bisa bekerja dengan cepat karena pakai sepatu kets, jadi standarnya harus dipertahankan ya.” Tukas Adi saat mengajak Marlin berkeliling.

“Hmm, karyawannya di sini juga pada cepat-cepat jalannya, pasti kerjaannya juga harus cepat tanggap kayak lomba cerdas cermat ya Pak.” tukas Merlin secara halus ketika berpapasan dengan beberapa karyawan lainnya. Marlin bicara dengan nada pelan tapi tetap saja Adi bisa mendengar apa yang Marlin katakan.

Mereka tampak sibuk dengan kerjaan masing-masing, ada yang berjalan cepat tanpa menegok kiri dan kanan, ada yang sibuk berbicara lewat ponselnya, ada juga yang memandang sinis ke Merlin ketika diumumkan Merlinlah asisten baru Mark. Merlin sih gak begitu merespon negatif, Merlin tetap melengkungkan senyumnya ke karyawan yang berpapasan dengannya. Maklum, Merlin selalu ingat kata-kata mutiara emaknya yang bilang kalau senyum itu ibadah kok.

Ya namanya dunia kerja, pasti ada yang suka dan tidak suka. Tapi, Merlin yakin kok dengan pengalamannya yang minim dan kemampuan otak seperlunya, Merlin bisa menyelesaikan tugasnya dengan hasil terbaik. Marlin memang belum berpengalaman tapi setidaknya Marlin cepat tanggap dalam mempelajari hal baru.

“Pak Adi, ternyata di perusahaan ini banyak juga ya karyawan dan ruangannya yang besar-besar,” seru Merlin yang dari tadi tidak sampai-sampai ke ruangan yang dituju. “Sebenarnya kita mau ke mana sih, Pak?” tanya Merlin.

Merlin sudah merasa capek berjalan mengitari koridor luas itu, namun ia bingung keringatnya tidak bercucuran. Kenapa bisa? Ya jelas dong, karena kantor itu full AC, tidak akan membiarkan karyawan dan orang-orang di dalamnya berkeringat apalagi sampai bau matahari. Duh, Merlin merasa bersyukur banget nih!

Adi memberhentikan langkahnya dan menengok Merlin yang berada di belakangnya, “Kan tadi saya sudah bilang, saya akan mengantarkan ke ruang kerja kamu,” kata Adi dengan nada lembut. Padahal tuh ya di dalam hati Adi udah gedeg banget, baru aja hitungan jam memasuki kantor ini, Merlin udah main lupa-lupaan segala. Gimana dengan tugas lainnya tuh? Semoga ini gak menjadi mimpi buruk bagi Adi.

“Ah iya, maaf lupa, Pak,” balas Merlin sambil menggaruk rambutnya.

Duh, gimana sih lo Mer! Perkara ke ruangan kerja aja lo udah menampilkan sisi kelemotan lo. Ayo dong Mer, kontrol diri lo yang sekarang menjadi asisten pribadi direktur. Tegas, cerdas, anggun, dan berwibawa. Gitu lo Mer!

Merlin berusaha mengubah sikap dirinya menjadi lebih bernilai. Merlin tidak mau membuat orang-orang yang sudah percaya pada dirinya menjadi ragu. Walaupun saat memilih Merlin adalah pilihan yang meragukan sih, hehehe.

“Nah, ini ruangan kamu yang berada di sebelah kiri sana. Ayo saya antarkan masuk,” tukas Adi dengan perasaan suka cita setengah khawatir. Pasalnya, di ruangan inilah beberapa mantan karyawan dihadapkan dengan pekerjaan yang membuat mental mereka terpontang-panting karena Mark.

Merlin diperlihatkan ruang kerjanya yang serba abu-abu. Ruang kerja yang ada sofa, kulkas, AC, dan kursi pijat. “Waw ini serius ruangan saya Pak? Serius ada kursi pijatnya? Ini beneran bisa saya pakai?” Marlin berseru melihat kursi pijat dengan model terbaru di ruangannya. Marlin terlihat sangat antusias berada di ruangan kerja yang cukup mewah untuk ukuran sekretaris.

“Jadi pekerjaan sebagai sekretaris di perusahaan kami sangat penting, hampir semua alur pekerjaan di kantor ini berjalan melalui sekretaris. Kursi pijat ini tentu saja nanti akan ada gunanya, kamu mungkin juga akan sering menggunakannya karena tubuh kamu bisa saja lelah setiap hari.” Adi tersenyum, Marlin mulai berpikir.

Iya juga sih, gak mungkin di ruangan ini ada barang yang begitu saja dan gak perfungsi. Jangan-jangan ini kursi pijat ada disini karena pekerjaan sekretaris memang sangat melelahkan seperti yang Pak Adi bilang. Ternyata selain mental gue juga harus menyiapkan fisik. Marlin mengegrutu dalam hati.

Ruangan kerja Marlin sangat modern dilengkapi dengan furniture rasa ke-katro-an. Merlin menganga lebar memandang ruang kerja yang berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat dari tempat kerjanya sebelumnya. Pemandangan di ruang kerja Marlin juga sangat indah, melambangkan persaingan dunia yang ketat. Yups, pemandangan kota Jakarta dengan gedung-gedung menjulang tinggi. Menambah jiwa kompetisi Marlin.

“Wah, besar sekali. Pasti saya betah banget di sini,” ungkap Merlin tak kuasa memandang tempat semegah itu. Dan mulai sekarang ia akan bekerja di situ dengan fasilitas hotel bintang lima.

“Semoga saja kamu betah, kerjaannya gampang kok, malah banyak banget orang-orang ngantri ingin menduduki posisi ini,” balas Adi memberikan sedikit angin kesegaran sebelum Merlin memulai misi kerja yang begitu mencekam. “Kalau kerjanya mudah kenapa Pak Mark sering sekali ganti sekretaris?”

Marlin menatap Adi saat bertanya tentang Mark. Sudah menjadi rahasia umum kalau Mark sering gonta ganti sekretaris. “Nah itu dia, kerjaan kantornya mudah tapi menaklukan hati tyrex yang susah. Jadi rata-rata gak pada betah, karena di kandang tyrex yang berada di samping ruangan kamu, tyrex nya sering ngamuk!” Adi menjelaskan namun Marlin tidak begitu mengerti.

“Tyrex? Maksudnya gimana Pak? Di samping ruangan saya benar-benar ada tyrex? Bukannya tyrex atau dinosaurus lainnya sudah punah ya?” Marlin bertanya dengan nada dan mimic muka yang sangat serius. “Iya, tyrex nya emang udah punah. Tapi masih ada sisa satu di samping ruangan kamu, berdoa saja semoga pas kamu kerja disini tuh tyrex jarang ngamuk.”Adi kembali menjelaskan dengan sangat ambigu, Marlin hanya berpura-pura mengerti dengan menganggukan kepala ragu.

“Syukurlah … oh ya tolong jelaskan bagaimana job desk saya di sini, Pak,” Merlin yang sudah tidak sabar menempati ruangan dan mengerjakan tugas barunya, sesegera mungkin meminta Adi membeberkan tugasnya.

Adi tersenyum dalam hati karena melihat antusias Merlin yang begitu luar biasa. Adi juga mendapatkan sinyal positif karena Merlin termasuk orang yang berambisi dan bisa diandalkan ketika ditumpangi banyak tanggung jawab. Hal itu terlihat sih dari raut wajah Merlin yang semringah dari tadi.

“Kamu excited sekali, ya?” tanya Adi yang melihat Merlin tak henti-hentinya tersenyum lebar menampakan gigi.

“Banget, Pak! Karena ini sebuah kesempatan emas bagi saya yang masih berpengalaman minim, juga sekolah yang tidak sampai sarjana, hehe,” jawab Merlin.

“Oh begitu,” kata Adi angguk-angguk. “Baguslah, kamu jaga terus ya semangat kerja kamu disini. Jangan kendor, jangan hiraukan tyrek yang ada di samping ruangan kamu.” Lagi-lagi Adi membahas tentang tyrex dan Marlin masih tidak mengerti.

“Ruangan kamu berada di samping ruangan tyrex dan tiga orang asisten. Jadi kamu punya tiga orang asisten yang akan membantu tugas kamu. Tugas kamu yang utama adalah memenuhi apapun yang tyrex mau dalam konteks pekerjaan ya. Kamu jangan mikir ke arah yang lain. Kamu bisa duduk dulu dan melihat-lihat meja kamu, saya akan panggilkan tiga orang asisten kamu.”

Adi memberitahu Marlin. Setelah memberitahu Marlin, Adi langsung ke luar ruangan untuk menuju ruangan asisten Marlin yang tepat berada di samping kiri ruangan Marlin. Setelah Adi pergi, Marlin mengeluarkan HP. Marlin penasaran dengan arti yang sebenarnya dari tyrex. Marlin membuka pencarian di internet untuk mencari tahu pengertian tyrex.

Tyrannosaurus adalah sebuah genus dinosaurus teropoda yang tergolong ke dalam klad Coelurosauria. Spesies Tyrannosaurus rex (sering dijuluki T. rex atau T-Rex; "rex" berarti "raja" dalam bahasa Latin) adalah salah satu teropoda besar yang paling dikenal oleh khalayak luas. Tyrannosaurus hidup di sebuah benua yang dikenal dengan nama Laramidia, yang kini telah berubah menjadi Amerika Utara bagian barat. Tyrannosaurus jauh lebih tersebar daripada hewan-hewan Tyrannosauridae lainnya. Fosil-fosil Tyrannosaurus telah ditemukan di berbagai formasi geologi dari zaman Kapur Akhir sekitar 68 hingga 66 juta tahun yang lalu.[2]

Tyrannosaurus merupakan salah satu dinosaurus nonburung terakhir sebelum terjadinya peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen. Seperti hewan-hewan Tyrannosauridae lainnya, Tyrannosaurus adalah seekor karnivora bipedal dengan tengkorak besar yang diseimbangkan oleh ekornya yang berat dan panjang. Tyrannosaurus memiliki tungkai belakang yang kuat dan besar, sementara tungkai depannya pendek dan hanya memiliki dua jari.

Spesimen Tyrannosaurus yang paling lengkap memiliki panjang 12,3 m, tinggi 3,66 m di bagian panggul (titik tertinggi Tyrannosaurus karena hewan ini tidak dapat berdiri tegak), dan menurut perkiraan yang paling modern mempunyai massa antara 8,4 hingga 14 ton. Meskipun terdapat teropoda-teropoda lain dengan besar tubuh yang dapat menyaingi atau bahkan melebihi Tyrannosaurus rex, Tyrannosaurus masih menjadi salah satu predator darat terbesar yang pernah ditemukan dan diperkirakan memiliki gigitan terkuat di antara semua hewan yang hidup di darat.

Di lingkungannya, Tyrannosaurus rex merupakan karnivora terbesar, sehingga kemungkinan besar mereka adalah predator puncak yang memangsa Hadrosauridae, herbivora-herbivora seperti Ceratopsia dan Ankylosauria, dan mungkin juga Sauropoda. Terdapat beberapa ahli yang meyakini bahwa Tyrannosaurus murni adalah seekor pemakan bangkai.

Perdebatan mengenai jati diri Tyrannosaurus sebagai predator puncak atau pemakan bangkai merupakan salah satu perdebatan terpanjang dalam ilmu paleontologi. Sebagian besar ahli paleontologi saat ini berpegang pada kesimpulan bahwa Tyrannosaurus adalah seekor predator yang juga memakan bangkai.

Sejauh ini telah ditemukan lebih dari 50 spesimen Tyrannosaurus rex, dan beberapa di antaranya hampir lengkap. Jaringan lunak dan protein telah didapati pada paling tidak satu spesimen. Berkat jumlah fosil yang berlimpah, peneliti dapat menyelidiki berbagai aspek biologisnya, termasuk sejarah kehidupan dan biomekanikanya.

Perilaku makan, fisiologi, dan kecepatan potensial Tyrannosaurus rex merupakan beberapa subjek yang masih diperdebatkan. Taksonominya juga kontroversial, karena beberapa ilmuwan menganggap Tarbosaurus bataar dari Asia sebagai spesies Tyrannosaurus yang kedua, sementara yang lainnya menganggap Tarbosaurus sebagai genus yang terpisah. Beberapa genera Tyrannosauridae yang lain dari Amerika Utara juga telah disinonimkan dengan Tyrannosaurus.

Marlin membaca dengan sangat cepat karena takut Adi keburu balik ke ruangan. “Buset deh, ternayat tyrex itu sejenis dinosaurus yang paling galak di dunia dan pemangsa yang ulung. Jadi dengan kata lain Pak Mark galak banget gitu? sampai-sampai Pak Adi ngasih julukan tyrex? Sial banget gue dulu waktu sekolah gak belajar cara menaklukan tyrex. Kalau gitu sekarang gue harus tahu cara menaklukan tyrex.” Marlin berbicara sendiri sambil menatap bengong.

Marlin menganggap semua yang Adi katakan serius. Marlin sudah bertekad untuk bekerja di perusahaan ini minimal tiga bulan. Marlin tentu saja tidak mau tiga bulan kedepan menjadi terasa sangat berat. Marlin harus mencari cara supaya Marlin bisa menaklukan Mark dengan bekerja dan mencoba memahami Marlin.

Wulanissa

Berharap cerita yang saya tulis bisa membuat kalian nyaman membaca....

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status